Lahir dari keluarga kaya, Davina menyamar menjadi seorang gadis biasa, Dia merasa lelah karena sering di manfaatkan. Dalam kesederhanaan nya, Davina menjalin hubungan dengan Gio. Seorang pria yang Davina tahu adalah pria yang lahir dari keluarga sederhana.
Davina kira, Menjalin hubungan dengan orang sederhana itu akan selalu setia. Ternyata, Tidak semua orang sama.
Bukan karena di selingkuhi namun sejak hadirnya sahabat Gio yang bernama Caca, Pria yang menjadi kekasihnya itu berubah. Di setiap waktu atau kondisi apapun selalu sahabatnya lah yang di utamakan.
Davina muak! Hingga akhirnya Davina menunjukkan bahwa sebenarnya dia bukanlah gadis biasa. Membuang pria sederhana itu lalu menjalin hubungan baru dengan pria yang setara dengannya. Bagaimana reaksi Gio setelah tahu bahwa Davina ternyata adalah gadis kaya?
••••••
"Jika Daddy bisa mendapatkan wanita sederhana yang setia. Maka aku, Aku akan mencari pria yang setara dan setia." Davina Anggraini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Buruk
"Apaaan sih? Lepas gak!!?" Davina menyentak tangan Gio yang tiba-tiba saja menyeretnya. Gio cukup terkejut dengan sikap Davina yang berubah itu.
Keduanya saling diam, Davina melipat kedua lengannya di dada seraya memutar bola matanya malas. Gio mengajak dirinya di tempat dimana banyak foto Davina terpampang.
"Aku mau tanya sama kamu? Kamu lihat ini kan?" Gio menunjuk foto itu dengan emosi yang tertahan. Bagaimana tidak emosi, Davina yang di tanya hanya menanggapinya dengan santai tanpa ada rasa bersalah atau mencari pembenaran.
"Dia kamu kan Davina? Sekarang aku minta penjelasan tentang semua foto ini!" Davina menghela nafas panjang. Ternyata ada ya, Pria macam Gio ini.
"Penjelasan apa yang kamu mau?" Ucap Davina menantang. Dia maju satu langkah berdiri tepat berada di hadapan Gio saat ini.
"Memangnya aku harus jelasin apa? Aku harus jelasin ke kamu sama seperti di drama-drama itu ya? Sayang.. Tolong kamu jangan percaya semua ini. Semua ini palsu.. Aku gak pernah ngelakuin itu.. Aku gak kenal sama pria itu.. Kamu harap aku gitu, Iya?" Gio diam dengan tangan yang mengepal. Matanya tajam melirik beberapa foto yang terpajang di mading itu.
"Jadi kamu gak mau jelasin apapun?
"Memang kamu minta aku jelasin apa? Semua yang ada di depan mata kamu ini tergantung kita yang menilai. Mau aku foto telan-jang pun kalau orang itu tahu siapa aku, Paham siapa aku, Dia pasti gak akan percaya.. Tapi sebaliknya, Kalau orang itu punya mata buta mau ada foto biasa juga akan terlihat buruk. Dan aku gak akan pernah jelasin apapun kesiapapun.. Karena apa? Karena percuma.. Terserah lah mereka mau percaya atau enggak.." Davina tatap satu persatu foto itu, Untuk apa dia menjelaskan. Memangnya dengan dia yang menjelaskan mereka akan percaya kalau pria yang berada di foto itu adalah Daddynya?
Sorry, Davina tak peduli meski anak satu kampus ini tak suka padanya. Masa bodo dia, Toh Davina punya hidup sendiri. Dia kaya, Punya orang tua lengkap dan penyayang, Kenapa harus menjelaskan.
"Aku gak nyangka kamu akan lakuin ini ke aku Davina.. Ternyata gadis yang aku anggap baik-baik tak lebih dari seorang pela-cur.. " Davina tertawa mendengar itu. Sama sekali tak ia sangka kalau Gio akan mengucapkan kata kotor itu untuk dirinya. Tapi tak apa? Davina dengan senang hati menerima nya. Yang akan menyesal nanti bukan dirinya kan?
"Gio..." Davina melirik sinis Caca yang selalu saja datang menjadi orang ketiga. Gadis itu meraba tubuh Gio seolah memeriksa bahwa Gio baik-baik saja dan tak terluka sedikit pun.
"Kamu gapapa kan?" Caca menatap Davina yang langsung mendapatkan balasan tatapan tajam dari Davina sendiri.
"Apa liat-liat? Gak usah di periksa.. Gue gak apa-apain dia kok.. Lo tenang aja, Cowok kesayangan loe masih utuh!.." Ucap Davina yang kini merubah panggilannya dengan 'Lo Gue'. Sementara Gio merasa tak suka dengan ucapan Davina barusan yang mengatakan kalau Gio adalah pria kesayangan Caca.
"Davina.. Kamu kok bersikap kayak gitu? Kamu gak punya hati tahu gak? Gio tuh dari semalam hubungi kamu tapi kamu nya gak bisa.. Dan pagi ini, Dia harus nahan sakit hati gara-gara foto kamu sama Om-om itu.. Kami tega tahu gak? Aku juga gak nyangka kalau kamu bisa semurahan itu.." Seperti biasanya Caca selalu punya akting yang berbakat dalam hal seperti ini.
"Ah, Masa sih Gio? Bener apa yang di bilang kekasih tercinta kamu ini? Semalam kamu berusaha hubungi aku? Tapi sayangnya aku gak percaya.. Kan udah ada Caca yang selalu setia nemenin kamu.. Gak usah hubungi aku lagi, Aku udah gak butuh itu. Toh yang selalu di utamakan bukan aku kan? Tapi dia.." Ucap Davina lagi, Dia sudah muak dengan hubungan ini.
"Dan loe.. Loe bilang gue murahan? Gapapa.. Tapi setidaknya gue bukan lo yang suka ganggu hubungan orang. Tapi ngomong-ngomong.. Akting lo bagus, Gue punya tante.. Dia punya perusahaan Entertaiment. Nanti deh gue usulkan buat lo masuk.. Karena biasanya orang manipulatif kayak lo laku pastinya.." Setelah mengatakan itu, Davina berlalu pergi.
Terserah apa yang akan di lakukan oleh dua orang itu sekarang. Yang penting Davina akan buat mereka yang telah menghina nya malu seumur hidup.
"Davina!! Loe akan nyesel telah menyia-nyiakan Gio yang selalu setia sama Lo!! " Caca berteriak sayangnya Davina abai. Gadis itu mengacungkan jari tengahnya pada dua orang munafik itu.
Gio dan Caca kaget dengan respon Davina itu.
"Gio...
Dan di saat seperti inilah Caca akan selalu berada di dekat Gio. Mendekati pria itu agar Gio merasa kalau dialah yang benar-benar tulus.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Gio pulang wajah yang murung. Davina,,Gadis yang dia cintai dan ia sayangi itu ternyata telah membuatnya kecewa.
Ambar yang melihat putranya pulang dengan murung itupun ikut marah. Ibu dari Gio itu sudah tahu tentang kabar yang beredar di kampus. Tentu saja Caca lah biang keroknya.
Tak hanya Ambar, Zainal pun ayah Gio juga Caca beritahu. Hingga pria paruh baya yang berprofesi sebagai supir itu pulang lagi.
"Mana Gio?
"Gio lagi ada di kamarnya Paman.. " Sahut Caca, Gadis itu berada di rumah Gio setelah pulang kuliah. Tentu saja sebagai api agar nama Davina semakin buruk.
"Huuuffft.. Kan ayah udah bilang, Jangan hubungan sama gadis yang tak jelas asal usulnya itu. Lihat kan sekarang? Gadis itu bukan gadis baik-baik .." Ucap Zainal dengan emosi. Beginilah jika mereka tidak mencari tahu siapa itu Davina. Sok tidak setuju dengan hubungan mereka, Dan lebih setuju Caca lah yang pantas menjadi pendamping putranya. Mungkin karena sejak kecil Gio telah di jodohkan dengan gadis itu.
"Iya.. Ibu juga gak nyangka. Dia tuh cuma gadis yang gak di ketahui siapa keluarganya. Sampai kapan pun Ibu gak akan kasih mereka restu. Apalagi setelah mendengar kalau Gadis itu jalan sama pria tua.. Astagaaa.." Caca tersenyum, Akhirnya rencana nya membuat nama Davina semakin buruk di mata kedua orang tua Gio berhasil.
"Paman, Bibi.. Aku gak juga gak nyangka loh kalau Davina gadis yang kayak gitu. Padahal kan dia di kenal sebagai gadis baik-baik di kampus.. Mana tadi dia gak meras bersalah sama sekali.. Emang gak tahu malu dia.." Kata Caca, Gadis itu duduk di sisi Ambar seraya mengusap lengan Ibu dari Gio tersebut.
Tapi sebenarnya Caca juga heran, Kenapa Davina malah terlihat santai dan tidak panik sama sekali. Bukanlah namanya sudah buruk di mata seluruh teman kampus.
Seharusnya kan Davina mencari pembenaran atau klarifikasi tentang foto-foto itu. Dan seharusnya Davina di panggil oleh Pak kepala dan di beri sangsi namun semua santai-santai saja. Itulah yang membuat Caca heran sejak tadi.
"Ayah mau ke kamar Gio dulu.. Anak itu harus benar-benar putus dengan si Davina itu.. " Caca diam dengan senyum tertahan.
"Kamu tenang saja.. Sebentar lagi kamu dan Gio akan segera bertunangan. Jadi gak akan ada yang ganggu hubungan kalian lagi termasuk gadis murahan itu.." Ucap Ambar, Caca mengangguk.
",Akhirnya....
•
•
•
TBC
Othor masih UP sekali ya guys.. Selain masih sibuk Othor kurang fit hari ini.. 🙏😭
niatnya mau pmer,taunya....
mlah dia sndri yg malu....😝😝😝