Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.
Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.
Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#17 – Two Rings, Two Siblings
Masih di bawah langit yang sama, Mikael dan Jezebel baru saja selesai untuk saling memakaikan cincin seolah baru menyelesaikan ikrar pernikahan. Jezebel masih terdiam, menunduk dan memegang tangan kakak nya yang dua kali lipat lebih besar dari nya.
Meski tertunduk, Mikael masih bisa melihat mata berlinang dari balik bulu mata adik nya yang lentik. “Ada apa?” tanya Mikael, pelan. Nafas nya yang seolah tertahan menghembus ke ujung kepala Jezebel. “Kenapa diam saja?” sambungnya yang bingung, apakah Jezebel merasa senang atau kecewa.
Jezebel mendongak, tatapan nya penuh dengan kepolosan saat melihat mata kakak nya, seakan sedang memohon untuk dimaafkan. “Soal barusan,” ucapnya agak berbisik, “apakah kamu tidak apa-apa setelah aku mengatakan hal semacam itu barusan kepada Feliciel?”
Mikael mengernyit, mendengar pertanyaan tersebut yang terkesan membebani nya. “Kamu tidak salah, kok,” balas Mikael, tersenyum tipis. “Sebenarnya … Feliciel kemarin ….”
Melihat ekspresi adik nya seperti itu, Mikael pun mulai menceritakan maksud dan tujuan Feliciel kemarin yang mendatanginya.
...
..
.
Jezebel tertunduk, menempelkan keningnya ke dada Mikael yang masih telanjang. “Jadi begitu … sepertinya ada hal yang sulit dijelaskan terjadi kepada para NPC buatan kita saat berpindah dunia. Pasalnya, bukan hanya Feliciel yang memiliki sifat yang tidak pernah kamu masukkan saat kamu membuat nya, Morgana ternyata juga mengalami hal yang serupa.”
“Jadi … kemarin kamu ke lantai 67? Apa yang—“
“Aku hanya ingin memastikan sesuatu, itu saja,” jawab Jezebel memotong sambil mendongak menatap kakak nya dengan sungguh-sungguh. “Aku kemarin meminta Morgana untuk mengeluarkan telur, dan ternyata cooldown nya hilang pada skill nya. yang mana berarti, dia bisa membuatkan kita lebih banyak pasukan ke depannya tanpa jeda waktu.”
Mikael mengelus kepala adik nya dengan lembut, kemudian menghela nafas panjang, setelah mengetahui Jezebel kemarin ke lantai 67 yang merupakan salah satu lantai ter horor, karena karma para penduduknya yang merupakan pure evil. Mikael tidak bisa membayangkan apa jadinya mereka di dunia ini, setelah semuanya telah menjadi nyata.
“Kalau begitu, kasus macam apa yang terjadi kepada Morgana yang sama dengan Feliciel?” tanya Mikael kembali untuk mengkonfirmasi.
Jezebel memerah pipi nya. Ia langsung memalingkan wajah nya sambil mulai menggigit kuku nya. “Dia … dia merasa berahi setiap kali mengeluarkan telur … dia … ahem, dia menjadi mesum—padahal aku tidak menuliskan sifat itu kepadanya.”
Mikael berpikir panjang sambil masih memegang kepala adik nya dan berhenti mengusap nya, sebelum akhirnya kembali membalas pernyataan itu. “Tunggu … bukankah tadi aku bilang … waktu itu ketika aku sedang membuat karakter Feliciel, aku pada saat itu sedang merindukannya, bukan? Jadi, sehingga menurut teori, pada saat itu energi rindu ku ikut ditransfer ke dalam perasaan Feliciel. Yang mana berarti ... Sesuai dengan hipotesa barusan … jika Morgana sekarang menjadi maniak—“
Jezebel langsung menutup mulut kakak nya, sementara pipi nya semakin merah. “J-j-j-j-jangan … jangan diteruskan … sudah cukup!”
Mikael tertawa lepas sembari menyingkirkan tangan Jezebel dari mulut nya.
Jezebel yang masih memalingkan pandangannya pun mulai menutup wajah nya, menahan rasa malu yang begitu kuat. Ia mengingat ada hal yang sangat memalukan dan tidak ingin dia ungkapkan terjadi sebelum dia membuat Morgana. Hal memalukan itu telah menghantui nya sejak lama. Namun, entah bagaimana, hal itu justru membuatnya semakin larut dalam pendambaan yang sulit untuk diungkapkan.
“Sudah, sudah, aku malu … aku memang pada saat itu sedang … sedang lagi panas-panas nya saja,” ucap Jezebel sambil memukul-mukul dada Mikael.
Mikael yang tertawa lepas pun perlahan berhenti. “Ahaha, oke, oke … tunggu, kalau begitu bagaimana kamu meredakan—ahem, lebih baik tidak usah kamu jawab,” katanya, terhenti sesaat.
“Kalau begitu, daripada bercanda terus, kenapa tidak buat wujud penyamaran kita dulu sebelum keluar?!” sambung Jezebel tampak cemberut.
“Ahem … ya, itu ide yang bagus.”
Mikael dan Jezebel bisa merasakan setiap kemampuan mereka sesaat cincin itu dikenakan. Perasaan itu terasa seolah di dalam benak mereka terdapat kumpulan data dan informasi yang ter transfer secara langsung.
“Apakah kamu merasakannya saat cincin itu digunakan?” Tanya Mikael sambil mengangkat tangan nya, menghadapkan telapak tangan nya ke wajah nya. “Aku merasa otak ku tiba-tiba mengunduh banyak file secara bersamaan tanpa speed download sedikitpun.”
“Ya … sama,” balas Jezebel, “aku juga bahkan sampai mengerti cara menggunakannya. Mungkin ke depannya, setiap kali kita mengenakan perlengkapan baru yang memiliki efek tertentu, kita akan merasakan perasaan yang sama seperti tadi.”
Mikael mengangguk, menatap Jezebel dengan serius. “Ayo … kita coba buat wujud penyamaran kita.”
Keduanya pun mengaktifkan cincin mereka, mengaktifkan skill [Perfect Disguise], yang mana seketika langsung memunculkan lingkaran sihir di bawah kaki mereka. Lingkaran biru itu memancarkan cahaya berbentuk tabung, mengurung tubuh mereka seperti hologram.
Seperti yang mereka pahami dari informasi yang terunduh ke kepala mereka, sistem pembuatan wujud penyamaran mirip dengan game yang memiliki banyak slider untuk mengatur detail penampilan.
Selain itu, karena ini adalah wujud penyamaran, semua stats mereka akan diakumulasikan dan diseimbangkan dengan wujud baru mereka.
"Kali ini, pilih spesies apa? Sama aja, kak."
"Oke... kita pilih manusia saja," jawab Mikael.
"Oke!"
***.
15 menit kemudian ….
Mikael pun selesai mengganti wujud nya dan keluar dalam keadaan telanjang bulat, karena semua perlengkapan yang sebelumnya ia pakai adalah setelan yang dikhususkan untuk spesies malaikat, sehingga semuanya menjadi terlepas secara otomatis dan kembali masuk ke dalam inventaris nya.
Menyadari hal itu, Mikael langsung mengenakan salah satu zirah nya yang semalaman sudah ia buat.
Satu set zirah putih yang kini ia kenakan, karena dibuat di dunia ini, batasan pengguna menjadi tidak ada, tidak ada batasan untuk spesies atau job-class tertentu saja. Dengan kata lain, siapapun bisa mengenakan zirah nya. Ditambah dengan properti magis nya yang bisa mengikuti bentuk dan ukuran tubuh sang pemakai, terlepas dari jenis kelamin mereka.
Namun meski begitu, Mikael tetap bisa membuat perlengkapan yang dikhususkan, hanya saja dia tidak membuatnya seperti itu karena sebelumnya dia belum tahu spesies apa yang akan dia pilih nanti saat pembuatan wujud penyamaran nya.
Kini dengan cincin nya, Mikael bisa mengubah-ubah wujud nya antara menjadi malaikat atau manusia. Namun di dalam benaknya, kini setelah melihat semua status nya yang sudah diakumulasikan dari spesies Metatron Seraph menjadi Immortal Paragon, ia merasa tidak perlu lagi menggunakan wujud malaikat nya jika tidak sedang melawan musuh kuat yang memiliki karma jahat.
“Vishanya tidak hanya memasang yg aku minta saja, tapi juga memasukkan banyak tambahan,” kata Mikael, mulai membuka [Status Window] yang ikut tercantum pada cincin nya yang tampak berbeda dari game. “Ini cukup berbeda,” komentarnya, mulai menggeser isi pada status window nya. “Hmmm, trait dari spesies juga sama seperti di dalam game. Sebagai spesies manusia, karma nya adalah netral. Berbeda dengan malaikat yang cenderung baik.”
Mikael kembali terus memeriksa isi dari status window nya. “Job-class khusus malaikat, kini juga diakumulasikan menjadi yang lebih umum,” ungkap nya, mulai membuka satu-persatu job-class yang ada. “Tapi meski job-class nya menjadi terdengar lebih umum, semua kemampuan nya juga tak beda jauh dengan versi malaikat nya. Keren. Potensi kita di dunia ini menjadi sangat mengerikan. Aku penasaran dengan Isabel, apa yg akan dia dapat saat menjadi spesies manusia.”
Mikael pun menunggu untuk Jezebel selesai mengkustomisasi wujud penyamarannya.
Kurang lebih satu jam kemudian, sementara Mikael sudah berbaring di atas rerumputan yang berembun dengan santai nya, Jezebel pun keluar dari tabung hologram yang mengurung nya. Dalam keadaan telanjang, Jezebel keluar dengan acuh tak acuh sedang ia belum menyadari ketelanjangannya itu.
“Hohoho, maaf lama, ternyata seru juga membuat wujud sendiri,” tawa Jezebel, terdengar begitu puas. “Lihat … bagaimana? Seksi kan? Ini baru yang dinamakan tubuh proporsional dan tetap menjaga kemolekan. Tidak seperti kamu yg membuat tubuhku terlaku semok,” sambungnya sambil berlenggok menunjukkan setiap lekukan tubuh nya.
Mikael terduduk, matanya hanya bisa terdiam menatap apa yang telah disuguhkan di hadapannya oleh Jezebel yang masih belum sadar. “Bagus, bagus, coba berputar, aku mau liat bagian belakang mu.”
Jezebel menurut dan memutar badannya. Dengan bangga, ia malah mulai memberikan presentasi seolah sedang mencoba dan menunjukan pakaian baru. “Lihat! Bagian belakangku! Tidak terlalu besar, kan? Dengan begini, aku jadi bisa bergerak dengan sangat leluasa tidak seperti sebelumnya yang terlalu melenggak-lenggok.”
Mikael tanpa sadar ikut menganggap perilaku adik nya sebagai sebuah hal yang wajar, ia bahkan ikut meninjau ulang setiap lekukan yang ditunjukkan kepadanya. Namun perlahan, Mikael dengan dirinya yang masih terpaku, mulai mengingat-ingat kembali bahwa kali ini bukan lagi sebuah game.
“Isabel, dari tadi … kenapa kamu dengan entengnya menunjukkan itu semua kepada kakak mu ini?” Tanya Mikael tampak khawatir, meski matanya masih memburu setiap lekukan tubuh Jezebel.
“Kenapa? Ya sudah pasti untuk membedakan mana yang lebih bagus amtara buatanku atau buatanmu. Memangnya untuk apa lagi?” Jelas Jezebel dengan begitu percaya diri nya. Ia tampak masih tidak sadar dengan senyuman angkuhnya yang seolah menganggap diri nya telah memenangkan perbandingan itu.
Sampai akhirnya, angin berhembus dan aroma musim semi menyapu tubuh telanjang dan hidung nya. Untuk sesaat, pikirannya menolak untuk percaya. Namun rasa malu yg tiba-tiba mejalar dari ujung kaki nya, Jezebel pun sudah tidak bisa lagi menyangkal dan membendung akan betapa memalukan dan bodoh nya hal yang sedang dia lakukan saat ini.
Mikael berdiri, dan langsung melempar satu set pakaian taktis untuk penyihir ke arah nya. “Pakai ini! Aku sudah membuatnya semalam. Jangan khawatir, buatanku tidak memiliki batasan spesies, dan tingkatannya juga sudah artefak dunia.”
Jezebel yang masih membelakangi kakak nya dan tanpa sadar menunjukkan bagian belakangnya yang indah dan ranum, seketika berbalik untuk menangkap pakaian tersebut, dan mengekspos kembali bagian depannya membal. Dengan raut wajah malu dan pipi yang memerah, tanpa banyak bicara lagi, dia langsung mengenakan satu set pakaian tersebut seperti biasa, melalui sistem inventaris game yg terbawa ke dunia ini.
“Kenapa … kenapa sedari tadi kamu tidak mengatakan apa-apa, kak??!!!” Jezebel berteriak, sementara wajah nya menahan rasa malu.
“Well … jangan salahkan aku,” kilah Mikael, memalingkan pandangannya. Dengan tarikan nafas ringan, Mikael kembali menatap Jezebel yang tampak cemberut. “K-kalau begitu, mari kita menuju dunia luar.”
Jezebel menyilang tangannya, memberikan tatapan serius ke kakak nya meski ekspresi nya masih terkesan cemberut. “Oke … kita berbarengan saja. Kamu yang teleportasi.”
“Ya, ampun, ya sudah, maaf deh, aku yang salah,” balas Mikael sambil berjalan mendekatinya. Kemudian, setelah mendekat, ia pun memeluk Jezebel dari belakang dan mulai mempersiapkan sihir teleportasi guild. “Lagipula, siapa yang menolak kalau ditunjukkan pemandangan seindah itu—“
Jezebel menggerakkan kepala bagian belakang nya seketika, menyundul hidung Mikael sesaat mereka berdua mulai ber teleportasi keluar menara Babel.
Sesampai nya di area luar menara babel, di luar area gelembung firmament, keduanya kini terbang melayang tanpa sayap di ketinggian sejajar dengan puncak menara. Sementara itu, di sisi lain, Jezebel tampak terpaku dan terpukau dengan pemandangan yang ada di depannya, sementara Mikael yang masih memeluknya dari belakang, hanya bisa memejamkan mata, menahan rasa sakit pada hidungnya.
“Indahnya,” ucap Jezebel, terpukau.
“Iya …,” balas Mikael, dengan mata nya yang masih terbuka setengah. “Terkena damage di dunia ini … ternyata sakit juga,” sambungnya sementara itu.
Keduanya pun keluar dan merasakan udara segar di dunia baru untuk pertama kalinya, sementara kehangatan dari matahari milik mereka yang tak berarti, mulai menghangatkan bagian belakang mereka. Dari atas, mereka bisa menyaksikan dan merasakan betapa luas nya dunia dan seberapa berkuasa nya mereka dari atas.
***.
Bersambung ….
***.