NovelToon NovelToon
SECOND LIFE, LIORA!

SECOND LIFE, LIORA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rosalyn.

SPAM LIKE? AUTO BLOCKED!

Di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh amukan Liora Ravenscroft, putri bungsu dari Grand Duke Dimitri Ravenscroft, ruangan berantakan dan pelayan-pelayan yang ketakutan menggambarkan betapa dahsyatnya kemarahan Liora. Namun, ketika ia terbangun di tengah kekacauan tersebut, ia menemukan dirinya dalam keadaan bingung dan tak ingat apa pun, termasuk identitas dirinya.

Liora yang dulunya dikenal sebagai wanita dengan temperamental yang sangat buruk, kini terkejut saat menyadari perubahan pada dirinya, termasuk wajahnya yang kini berbeda dan fakta bahwa ia telah meracuni kekasih Putra Mahkota. Dengan mengandalkan pelayan bernama Saina untuk mengungkap semua informasi yang hilang, Liora mulai menggali kembali ingatannya yang tersembunyi dan mencari tahu alasan di balik amukannya yang mengakibatkan hukuman skors.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosalyn., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUDAK

...17...

Liora berjalan dengan penuh semangat setelah berhasil menyelinap keluar dari istana tanpa ketahuan. Udara segar menyambutnya, dan sinar matahari yang hangat menyentuh kulitnya. Langkah kakinya membawa dirinya ke berbagai tempat, tanpa rencana pasti.

Hari itu, dia bertekad untuk menikmati kebebasan sepenuhnya, jauh dari tekanan istana dan segala beban yang ia rasakan.

"Kira-kira, apa yang bisa aku beli dengan koin emas ini, ya!" senyum Liora memikirkan berbagai menu jajanan yang akan dia makan.

Dia mulai dengan membeli beberapa makanan ringan dari pedagang jalanan. Wajah Liora berseri-seri saat menikmati roti manis yang baru saja dipanggang. Kemudian, ia berhenti di warung lain yang menjual permen warna-warni. Ia juga mencicipi sup ikan yang harum.

"Kehidupan di luar istana ini sungguh menyenangkan," pikirnya sambil melirik keramaian pasar yang riuh.

Namun, di tengah hiruk-pikuk keramaian, tubuh Liora terdorong oleh gelombang massa yang tiba-tiba muncul. Ia kehilangan keseimbangannya sejenak, dan ketika ia mencoba untuk mengarahkan dirinya kembali, pandangannya menangkap sesuatu yang tidak biasa—sebuah lorong sempit yang gelap, hampir tersembunyi di antara bangunan tua.

"Hei!" tatapan Liora tertuju pada bangunan tua itu, "Ini....tempat apa ini?"

Penasaran, Liora berjalan mendekat, memasuki lorong itu. Udara di tempat itu terasa lebih dingin dan lembap, seolah dia melangkah ke tempat yang terlarang.

Tak jauh di dalam, ia melihat sebuah kedai kecil dengan meja kayu usang di depannya. Di atas meja, terdapat berbagai topeng, dan seorang pria bertubuh besar berdiri di belakangnya.

“Topeng untuk menutupi identitas, Nona. Pilih yang kau suka,” pria itu berbicara dengan suara serak. Matanya menatap Liora dengan tajam, seolah-olah ia tahu bahwa wanita di depannya bukan rakyat biasa.

"Apa-apaan dengan tatapan pria ini! Tempat dan orangnya sama saja... sama-sama menyeramkan." benak Liora.

Liora, yang mulai merasa tidak nyaman dengan situasi ini, berpura-pura tertarik pada topeng-topeng tersebut. Namun, rasa penasarannya tentang tempat ini semakin kuat. Dia menyelinap lebih jauh ke dalam lorong, melewati pria tersebut dengan langkah hati-hati.

Di ujung lorong, ia menemukan sebuah pintu kayu besar yang setengah terbuka. Tanpa ragu, ia mendorong pintu tersebut, dan yang dilihatnya di dalam membuat dadanya terasa berat.

Ruangan itu suram, dipenuhi oleh suara-suara bisik-bisik gelap dan aroma kotor yang menusuk hidung. Di sana, berdiri beberapa pria dengan wajah tertutup kain hitam, mengawasi deretan sangkar besi besar. Di dalam sangkar-sangkar itu, terlihat manusia—laki-laki, perempuan, bahkan anak-anak—dirantai dan dipajang seperti barang dagangan.

Liora merasa mual seketika. Pemandangan ini adalah sesuatu yang tidak layak dilihat, terutama oleh seseorang dari kedudukannya. Budak-budak yang berada di sana terlihat sangat menyedihkan—tubuh mereka kurus, wajah mereka dipenuhi ketakutan dan keputusasaan. Beberapa dari mereka bahkan terluka, seolah-olah sudah berkali-kali dianiaya.

"Bagaimana mungkin ini terjadi di kota ini?" pikir Liora, matanya terpaku pada seorang wanita muda yang sedang dipaksa naik ke sebuah panggung kecil oleh seorang pria kasar. Tubuh wanita itu gemetar, dan air mata mengalir deras di pipinya. Ia tertegun melihat betapa kejamnya perlakuan yang mereka alami.

Di sudut ruangan, seorang pria tua dengan jubah tebal berbicara dengan lantang, menawarkan harga untuk setiap budak yang dipajang. “Lihatlah ini, wanita muda yang kuat, cocok untuk bekerja di ladang atau melayani di rumah besar. Harga mulai hanya lima puluh koin emas!”

Liora mengepalkan tangannya kuat-kuat. Amarah bercampur rasa jijik menguasai hatinya. Dia tahu bahwa sebagai seorang bangsawan, ia memiliki kekuasaan, tetapi di sini, di dunia bawah tanah ini, kekuasaan dan moral seolah-olah tidak memiliki tempat.

Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh bahunya, menariknya dari pikirannya. Liora menoleh, melihat pria berjubah hitam yang menyadari kehadirannya. Tatapannya tajam dan penuh curiga.

“Apa yang kau lakukan di sini, nona?” tanya pria itu dengan suara dingin.

Liora terdiam, berusaha menenangkan dirinya. "Aku hanya... melihat-lihat budak," jawabnya dengan suara yang dibuat setenang mungkin. Dia tidak bisa memperlihatkan ketakutan, meski hatinya sedang berdebar hebat. Dia tahu bahwa jika identitasnya diketahui, segalanya bisa berubah menjadi buruk dengan cepat.

Pria itu memicingkan matanya, menilai Liora dengan pandangan mencurigakan. Namun, sebelum ia bisa berbicara lebih jauh, seseorang dari dalam ruangan memanggilnya, dan pria itu pergi dengan segera, meninggalkan Liora sendirian.

Liora menarik napas dalam, berusaha menguasai diri. Tempat ini penuh dengan kekejaman yang tidak bisa dia bayangkan sebelumnya. Ia harus segera keluar dari sini sebelum terjadi sesuatu yang lebih buruk.

Dengan hati-hati, Liora mundur perlahan, menyelinap keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke lorong. Tapi bayangan akan wajah-wajah yang terperangkap di tempat itu terus menghantui pikirannya.

"Apa yang harus aku lakukan! Jika aku bergerak sekarang, sama saja akan gagal karena tidak ada persiapan apapun. Tapi.... semuanya sangat menderita sekarang." Liora menggigit ujung kukunya, memikirkan cara untuk bisa membebaskan mereka semua.

"Lebih baik aku membeli mereka semua. Ini adalah jalan satu-satunya agar mereka bisa bebas dari sini. Namun.... sekarang ini aku hanya membawa 20 keping koin emas." ia menatap kantung uang bewarna coklat yang berada di dalam saku bajunya. Pikiran Liora buntu, namun ia memutuskan untuk kembali memasuki tempat itu dengan segala keberanian yang terkumpul.

Liora kembali mengendap, melihat sekeliling dengan tatapan tajam. Langkahnya membawanya menuju sebuah ruangan yang menghubungkan langsung dengan ruangan para budak dijual. Ia mengintip dibalik gorden, melihat adegan yang tidak pantas dilihat.

Para budak di seret, dilempar ke dalam jeruji besi dengan kasar, Liora yang menyaksikan secara langsung merasakan perasaan marah dan dendam.

"Akan aku balas semua perbuatan kalian!" bisik Liora tajam.

Ia hendak melangkah, untuk masuk ke dalam ruangan tersebut. Namun, sebuah tangan besar mulai memegang bahunya, menghentikan langkah yang tak gentar itu.

"Liora!" Suara itu menusuk telinga dengan tajam, penuh amarah yang terpendam.

Liora berbalik dan matanya melebar saat ia melihat pria muda bertubuh tegap dengan pakaian lusuh, namun aura kebangsawanannya tetap tidak bisa disembunyikan. Itu adalah putra mahkota, dengan pupil mata merah yang menyala tajam. Dia mengenakan penyamaran sederhana, tapi tidak ada yang bisa mengelabui tatapannya yang dingin.

"Apa yang kau lakukan di tempat seperti ini?" tanya putra mahkota dengan suara rendah, namun bergetar karena kemarahan. "Kau tahu ini berbahaya, bukan? Kenapa kau bisa berada di sini?"

Liora menatapnya tajam, perasaan kesalnya segera membuncah. "Kenapa aku harus menjelaskan semuanya padamu? Ini bukan urusanmu!" balasnya dengan nada defensif. Sejak pertunangan mereka batal, ia tidak pernah bisa merasa tenang di dekatnya. Kehadirannya selalu membawa kegelisahan.

^^^TO BE CONTINUED ^^^

1
⚛Natus vincere
tanan itu apa? 🗿
Zen☂: /Sob//Sob//Sob/ typo
total 1 replies
⚛Natus vincere
setiap Dimitri aku selalu ingat ibu nya ica, damini🗿
⚛Natus vincere
pengen ngeship tapi adek kkak, ah yaudahlah🗿
Zen☂: /Sob//Sob/
total 1 replies
⚛Natus vincere
wahh, langka moment/Scare//Scare/
Murni Dewita
👣
Zen☂
lanjut gak nih?
⚛Natus vincere
sayang sekali, pdhal sisa 1 bab lgi, tapi panggilan Tuhan itu berati kawan🗿
⚛Natus vincere
dia sebenarnya mau pinjam 100 lady, cuma malu🗿
Zen☂
Saina bukan Sania /Sob//Sob/
Zen☂
ya Tuhan ini ketinggalam g nya /Sob//Sob//Sob/
A.D
bagus Zen tanda baca lu, good job
Zen☂: /Sob//Sob/
A.D: g, hoax doang
total 3 replies
A.D
itu gambar nya buatan ai?
Zen☂: iyauuu, tapi deskripsi nya dari zen
total 1 replies
A.D
widih
Zen☂
ini banyak banget typo nya /Sob//Sob/ maaf guys, aku bakal revisi...untung sepi jadi aku gak malu malu banget
Cloropil
handsome 😍
A.D
sogok pake duit
⚛Natus vincere
EPS BARU THOR/Scare//Applaud//Rose/
⚛Natus vincere
nah mampus jeperi nikol
⚛Natus vincere
Wizzih liora gg
⚛Natus vincere
trlalu sempurna ga baik ya dek ya, saya insecure/Scare/
Zen☂: ok tak tunggu fan
⚛Natus vincere: bentar Zen, mau bikin sekaligus 3, biar pembaca nya g bingung🗿
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!