"Kenapa aku bisa di sini? Kenapa aku tak memakai baju?"
Alicia Putri Pramudya begitu kaget ketika mengetahui dirinya dalam keadaan polos, di sampingnya ada pria yang sangat dia kenal, Hafis. Pria yang pernah menyatakan cinta kepada dirinya tetapi dia tolak.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan Alicia Putri Pramudya?
Yuk pantengin kisahnya, jangan lupa kasih ulasan bagus dan kasih bintang 5 untuk yang suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Anjar sakit?
Cia merasa kesal sekali, karena setiap dia pergi ke manapun, selalu saja bertemu dengan Anjar. Pria itu dirasa selalu ada di mana-mana, Cia jengah.
Bahkan, ketika dia berada di kantor pria itu selalu saja datang untuk menemui dirinya. Pagi dia akan datang untuk membawakan bunga, siang akan datang untuk membawakan makan siang. Sedangkan sore hari akan datang untuk membawakan buah atau sekedar camilan.
Jika malam hari tiba, Anjar akan mengirimkan banyak pesan chat kepada dirinya. Itu sungguh membuat dirinya begitu sebal, kalau dia tak membalas pesan chat dari Anjar, pria itu akan langsung melakukan video call.
Huh! Pusing sekali rasanya, apalagi hal itu terjadi tidak satu atau dua hari saja. Namun, sudah satu bulan ini Anjar berlaku seperti itu.
"Mommy!" teriak Cia.
Cia baru saja sampai di kediaman Dion, dia langsung memeluk Anggun dengan begitu erat. Lalu, dia menangis di dalam pelukan wanita itu.
"Kamu kenapa, Sayang? Ada yang nyakitin kamu, hem? Bilang sama Mommy!" ujar Anggun khawatir.
"Cia lagi kesel, Anjar deketin Cia terus. Cia sebel," adu Cia pada ibu sambungnya tersebut.
Sebenarnya Cia ingin mengadukan hal ini kepada Sahira, tetapi wanita itu kini sedang berada di rumah neneknya. Ibunya Sahira itu sedang tidak enak badan, makanya Sahira menginap di sana.
"Ya ampun, Mommy kira kenapa. Anjar itu suka sama kamu, perjuangannya untuk mendapatkan kamu itu besar banget loh. Yakin kamu nggak suka sama dia?"
"Aku suka sama dia, tapi gak cinta. Dia itu malah nyebelin," jawab Cia.
"Kamu tahu gak? Dia itu cinta banget sama kamu, pria yang cinta banget sama kamu itu harusnya dipertahanin loh. Kalau perlu dijadikan suami," nasihat Sahira.
Cia memang pernah mendengar apa yang dikatakan oleh pepatah, bahwa kita itu lebih baik dicintai daripada mencintai. Karena jika kita berjodoh dengan orang yang begitu mencintai kita, maka hidup kita akan bahagia.
Namun, tetap saja kalau melihat Anjar dia selalu merasa sebal. Entahlah, Cia gak tau bagaimana sebenarnya perasaannya kepada Anjar, pokoknya yang dia rasa Anjar itu sangat menyebalkan.
"Tau ah!" ujar Cia.
Malam ini Cia menginap di kediaman Dion, dia malas sekali untuk pulang. Karena terkadang kalau dia pulang ke kediamannya, akan ada saja paket yang diantarkan oleh security. Tentu saja paket itu datang dari Anjar.
"Lagian dia itu aneh sekali, padahal usianya lebih mudah 3 tahun dari aku, kenapa juga ingin menikahi aku?"
Cia terus saja berpikir ketika dia selesai makan malam, hingga tidak lama kemudian dia terlelap di dalam tidurnya.
*
Pagi sudah menjelang, Cia sudah berada di kantor miliknya. Wanita itu sedang menatap layar laptopnya, dia sedang melihat desain produk yang nantinya akan dipasarkan bersama dengan Anjar.
"Kok dia belum dateng ya?"
Hari ini seharusnya ada pertemuan antara dirinya dan juga Anjar, karena mereka akan melihat hasil desain produk yang nantinya akan dipasarkan.
"Apa macet kali ya?" tanya Cia.
Jika diingat-ingat, dari tadi malam ajar tidak mengirimkan dirinya pesan. Bahkan, tadi pagi pun dia tidak datang. Ini adalah hal yang tidak biasa terjadi, Cia jadi kepikiran.
"Siang, Nona Cia. Maaf mengganggu, saya Reno."
Seorang pria matang nampak mengetuk pintu ruangan Cia, tetapi karena pintu ruangan itu tidak tertutup dengan sempurna, Cia bisa melihat siapa yang datang.
"Anda siapa ya?"
Walaupun dia tidak mengenal pria itu, tetapi dia menghampiri pria itu dan membuka pintu ruangannya dengan lebar. Lalu, Dia mempersilakan pria itu untuk duduk.
"Saya asisten pribadinya tuan Anjar, hari ini dia tidak bisa datang. Jadi, saya diminta untuk mewakilkan."
"Oh," ujar Cia sedikit kecewa.
Karena waktu mereka tidak banyak, akhirnya keduanya pun mendiskusikan tentang desain produk yang akan dipakai untuk dipasarkan.
"Jadinya kira-kira desainnya bagus yang mana?"
"Kata tuan Anjar semua yang dipilih Nona adalah yang terbaik," ujar Reno.
"Aih!" keluh Cia.
Namun, walaupun seperti itu akhirnya Cia memutuskan sendiri desain produk yang akan dipakai. Setelah keduanya setuju, akhirnya Reno pergi dari sana.
"Kenapa dia tak datang ya? Apa dia sudah bosan untuk menemuiku?" tanya Cia.
Dia diam tetapi dengan perasaan penasaran, hingga tidak lama kemudian dia keluar dari dalam ruangannya dan berlari untuk menyusul Reno. Beruntung Reno masih ada di lobby perusahaan miliknya.
"Ada apa, Nona? Kenapa Nona menyusul saya?"
"Anu, Saya cuma mau tanya.. Sebenarnya Anjar ke mana?"
"Tuan Anjar sedang sakit, dia dirawat di rumah sakit."
"Hah? Sakit? Dirawat di rumah sakit?" kaget Cia dengan perasaan tidak percaya.