NovelToon NovelToon
Dalam Dekapan Takdir

Dalam Dekapan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Aliansi Pernikahan / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:24k
Nilai: 5
Nama Author: Ayyun

Marsha Calloway terjebak dalam pernikahan yang seharusnya bukan miliknya—menggantikan kakaknya yang kabur demi menyelamatkan keluarga. Sean Harris, suaminya, pria kaya penuh misteri, memilihnya tanpa alasan yang jelas.

Namun, saat benih cinta mulai tumbuh, rahasia kelam terungkap. Dendam masa lalu, persaingan bisnis yang brutal, dan ancaman yang mengintai di setiap sudut menjadikan pernikahan mereka lebih berbahaya dari dugaan.

Siapa sebenarnya Sean? Dan apakah cinta cukup untuk bertahan ketika nyawa menjadi taruhan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan yang Tak Terduga

Hari ini di kampus, Vano kembali mendekati Marsha dengan caranya yang khas—tenang, tidak berlebihan, tetapi tetap terasa tulus. Ia selalu mencari celah untuk berada di dekatnya, entah dengan alasan membahas tugas atau sekadar berbicara tentang hal-hal ringan yang membuat Marsha nyaman.

Marsha tidak bisa memungkiri bahwa kehadiran Vano sedikit membuat hari-harinya lebih mudah. Setidaknya, ia merasa masih memiliki kebebasan untuk berbicara dengan seseorang tanpa harus merasa seperti burung dalam sangkar.

Ketika waktu pulang tiba, Vano dengan santai berjalan di samping Marsha.

"Aku antar sampai depan, ya?" tawarnya.

Marsha mengangguk tanpa berpikir panjang. Vano memang sering menemaninya hingga gerbang kampus, seolah itu sudah menjadi kebiasaan. Mereka mengobrol sepanjang jalan, membicarakan hal-hal ringan seperti dosen yang terlalu perfeksionis atau mata kuliah yang mulai terasa berat.

Namun, langkah Marsha tiba-tiba terhenti begitu ia melihat sosok yang berdiri di dekat mobil mewah berwarna hitam di area parkiran. Dada Marsha berdegup kencang.

Sean. Ia bersandar pada kap mobil dengan tangan terlipat di dada, menatap Marsha dengan sorot mata tajam yang membuatnya tidak berkutik. Marsha menelan ludah. Apa yang sedang dilakukan pria itu di sini?

Vano, yang menyadari perubahan sikap Marsha, mengikuti arah pandangnya. Ia memperhatikan pria yang menunggu di sana, lalu berbisik pelan, "Siapa dia?"

Marsha tidak langsung menjawab. Ia terlalu sibuk mengatur napasnya agar tetap stabil.

Sean melangkah mendekat dengan postur tegap, sorot matanya tajam dan tak terbaca. Setiap langkahnya seolah membawa tekanan yang sulit diabaikan.

Vano, meskipun tidak mengenalnya, tampak menyadari ketegangan yang tiba-tiba muncul. Ia tidak mundur, tetapi matanya penuh kewaspadaan saat Sean berhenti hanya beberapa langkah dari mereka.

"Naik," kata Sean singkat, suaranya rendah tetapi tegas.

Marsha menegang. Ia bisa merasakan tatapan Vano yang menunggu jawabannya.

"Apa kamu kenal dia, Marsha?" Vano bertanya lagi, kali ini dengan nada yang lebih serius.

Marsha akhirnya menarik napas dalam dan menjawab dengan pelan, "Ya... Dia suamiku."

Ekspresi Vano berubah dalam sekejap. Ia terlihat terkejut, lalu dengan cepat menyembunyikan reaksinya. Namun, Marsha yang cukup mengenalnya bisa melihat kilatan emosi dalam sorot matanya.

Sean tidak memberikan kesempatan bagi Vano untuk berbicara lagi. Ia langsung menarik lembut pergelangan tangan Marsha dan membimbingnya menuju mobil.

"Sean, aku bisa jalan sendiri," protes Marsha lirih, tetapi pria itu tidak melepaskan genggamannya.

Vano tetap berdiri di tempatnya, menyaksikan bagaimana Marsha dibawa pergi tanpa bisa berbuat apa-apa. Ada sesuatu dalam ekspresinya—kecewa, atau mungkin kesedihan yang tidak ia tunjukkan secara gamblang.

Mobil Sean melaju meninggalkan parkiran kampus, meninggalkan Vano yang masih berdiri mematung di tempatnya. Di dalam mobil, Marsha menatap lurus ke depan, mencoba meredakan kegelisahannya.

"Kenapa kamu datang?" tanyanya akhirnya, memecah keheningan di antara mereka.

Sean tidak langsung menjawab. Ia hanya mengemudi dengan tenang, ekspresinya tetap datar seperti biasa.

"Memangnya aku nggak boleh jemput istriku sendiri?" jawabnya akhirnya, nada suaranya terdengar ringan tetapi penuh makna.

Marsha mendesah. "Kamu nggak pernah seperti ini sebelumnya."

"Karena sebelumnya aku tahu kamu bisa pulang sendiri. Tapi hari ini, aku lihat sesuatu yang lain."

Marsha mengernyit. "Maksud kamu?"

Sean meliriknya sekilas. "Laki-laki itu."

Marsha menggigit bibirnya. "Dia cuma teman."

Sean tersenyum kecil, tetapi senyum itu tidak sampai ke matanya. "Benarkah?"

Marsha menghela napas panjang, lelah dengan permainan kata-kata Sean. "Aku nggak ngerti kenapa kamu harus datang ke kampus cuma karena Vano. Aku punya kehidupan di luar rumah, Sean."

Sean tidak langsung menjawab. Ia hanya terus mengemudi, hingga akhirnya berkata dengan nada yang lebih serius, "Aku nggak peduli bagaimana hidup kamu di luar rumah, tapi jangan harap ada orang lain yang merebut apa yang sudah menjadi milikku."

Marsha menoleh dengan cepat, hatinya mencelos. "Apa maksud kamu?"

Sean menepikan mobilnya, lalu menatapnya dalam. "Pernikahan ini mungkin tidak berdasarkan cinta, tapi itu bukan berarti aku bakal diam aja lihat istri sendiri terlalu dekat dengan pria lain."

Marsha tertegun. Ada sesuatu dalam tatapan Sean yang membuatnya sulit bernapas sejenak.

"Jadi kamu datang cuma untuk memperjelas kepemilikan kamu?" tanyanya, suaranya lebih tenang tetapi penuh dengan emosi yang tertahan.

Sean mengangkat bahu. "Anggap saja begitu."

Marsha ingin membalas, ingin menegaskan bahwa dirinya bukan sekadar properti yang bisa diklaim. Tapi entah kenapa, tatapan Sean yang begitu mendominasi membuatnya kehilangan kata-kata. Akhirnya, ia hanya memalingkan wajah dan menatap ke luar jendela.

Mobil kembali melaju, tetapi kali ini keheningan yang menyelimuti mereka terasa lebih berat daripada sebelumnya.

Sesampainya di rumah, Marsha langsung masuk ke dalam kamarnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Sean. Ia butuh waktu untuk berpikir, untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam pernikahan mereka.

Vano selalu ada di sisinya dengan tulus, tetapi mengapa saat melihat Sean tadi, ia merasakan sesuatu yang berbeda? Apakah ini rasa takut? Atau sesuatu yang lebih dari itu?

Marsha memejamkan matanya, mencoba mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang mulai memenuhi kepalanya.

...***...

1
Virgo Girl
Tambah seru Thor... muaappp br sempet lah komen. Terlalu tersepona 😆😆
Ais
mmg lbh baik marsha bekerjasama dgn sean untuk mengungkapkan smua kebenaran dibalik kematian papa marsha dan untuk menangkap smua pelaku yg selama ini seolah olah jadi saksi kebaikan dlm kehidupan keluarga marsha dan knp marsha serta sean ngak mengajak serta vano karena vano pernah mengatakan klo ayahnya adalah termasuk orang yg pernah berkerja diperusahaan papa marsha sblm papa marsha meninggal dunia dan vano bilang dia sdh menyelidiki ttg keluarga marsha mungkin vano dan ayahnya bs sedikit membantu untuk membuka tabir kematian papa marsha lbh jauh lagi supaya bukti”smakin kuat untuk menjebloskan om sean juga omnya marsha ke penjara dan soal maya yg slalu ktm am pria asing bs jd maya juga sm motifnya kayak marsha mau mengungkap dan menangkap pelaku yg msh enak”an tidur nyaman setelah melakukan aksi kejinya pd papa marsha ini
Yunita Widiastuti
🌻
Ais
hmmm smua sdh takdir marsha dan kamu hrs menerima smua takdir ini dgn ikhlas itulah knp manusia diajarkan untuk mengenal tuhannya agar manusia sadar bahwa tidak ada satupun kejadian didunia dan alam semesta ini tanpa campur tangan sang pencipta-NYA jd ngak perlu kamu banyak bingung cukup terima dan jalani syukuri bahwa kamu dipersatukan dgn pria sebaik dan sebertanggungjwb seperti sean yg skr hrs kamu lakukan adalah terus berada disisi sean mendukung smua langkahnya untuk mengembalikan smua aset yg sdh dirampas sm keluarga papa kamu yg jahat dan rakus itu mencari dalang dibalik kematian papa kamu dan satu lagi selidiki mksd kemunculan maya untuk apa bs jd maya diam"sdh lama menyimpan rasa sm sean tp karena dia dipaksa untuk melepaskan pertunangan ini sm sean dan karena dia tau dr awal sean mencintai dan memilih kamu sbg ratu dlm hidupnya makanya maya muncul sengaja mengacaukan pikiran kamu supaya membenci sean
Virgo Girl
Tapi klo Sean dr awal menginginkan Marsha jd istrinya koq hbs pernikahan judes banget. Harusnya lembut dan bikin Marsha nyaman
Sumi yati69
padahal ceritanya seru kok yg suka sedikit ya semangat author
Nana Geulise
marsha bisa curigaan terus ke sean..apalagi ada kompor (maya) yg terus2an manas2in...cape deh🤦‍♂️
Ais
aneh ya ngak kapok vivian ini sdh pernah diksh peringatan keras sm sean akibat menculik marsha eh msh aja mau berniat menyingkirkan marsha skr lewat lidya duh ngak sbr apa yg akan sean lakukan terhadap lidya
Ais
ibu yg aneh perempuan binal kok didukung jd menantu jelas"itu perempuan hobi ke tempat"dugem berarti khan perempuan nakal gampangan dan ngak bs jaga harga diri serta kehormatannya sbg wanita lah kok dibilang cocok jd pasangannya sean duh ibunya sean ini otaknya udah geser mmg ya ngak bs menilai mana wanita baik"dan pandai menjaga harga diri serta kehormatan mana yg ngak sm sekali alias minim ahlak dan adab
Dwi Winarni Wina
Akhirnya marshal menjadi istri seutuhnya sean...
Dwi Winarni Wina
Musuh sean dr masalalu sangat dendam terhadap sean...
Dwi Winarni Wina
ternyata bukan Victor pelakunya org suruhan lidya kl....
Dwi Winarni Wina
pesaing bisnis sean ternyata yg melakukan yg menculik marshal..
Dwi Winarni Wina
akhirnya Sean menemukan marshal....
Dwi Winarni Wina
Sean takut terjadi sesuatu dgn marshal...
Dwi Winarni Wina
marshal lg diculik...
Dwi Winarni Wina
ulah lidya kayaknya biangkeroknya...
Dwi Winarni Wina
Ada seseorang pria misterius yg sll mengawasi marshal..,
Dwi Winarni Wina
Kecewa
Dwi Winarni Wina
bahaya lg mencintai sean dan marshal....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!