Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Tak, tak, tak.
Suara langkah sepatu high heels berwarna hitam setinggi 7 cm seorang wanita menapak, hingga terdengar nyaring di lorong yang tidak bisa di datangi oleh sembarang orang masuk.
Ia berjalan bak seorang model cat walk, dengan panduan dress makan malam elegant bewarna biru gelap yang panjang sebetis, ditambah bordiran bunga mawar diarea pinggangnya.
"Silahkan masuk nona." ucap sang pelayan wanita berpakaian rapi, ia membukakan pintu ruang makan VVIP.
Namun, tidak ada sepatah kata pun yang dilontarkan oleh bibir merah merekah dari seorang nona muda cantik jelita yang tampak berkelas nan arogan ini.
Ia pun berjalan begitu saja, melewati dua pelayan yang memberikan hormat padanya. Yah, hal ini memang sudah lumrah terjadi. Begitulah sikap para putri konglomerat yang mewarisi harta kekayaan keluarga mereka hingga 7 turunan.
Nampak kemegahan ruang VIP yang sudah di reservasi. Seluruh dinding ruangan makan berwarna emas dengan pemandangan kota malam yang gemerlap itu, ruangan itu semakin indah dengan hadirnya seorang pemuda tampan berpakaian rapi setelah jas berwarna biru gelap, senada dengan warna gaun yang dikenakan oleh nona muda elegan yang baru saja masuk.
"Selamat malam nona Bella Francesca," sapa si pemuda memperlihatkan senyuman yang ramah.
Bella terdiam sesaat, kedua bola matanya menyapu penampilan pemuda tampan yang baru ia temui. Bella enggan datang, namun karena sang ibu terus memaksanya untuk datang ke acara perjodohan. Akhirnya Bella menurutinya saja, dari pada ia terus diceramahi oleh ayah dan ibunya soal calon suami.
"Selamat malam, Mr. Aaron Pharrell, saya senang bisa bertemu dengan anda malam ini." ucap Bella dengan ketus, melipat kedua tangan tidak lupa juga memperlihatkan senyum sombongnya.
Glek!
Sejenak Jack mematung diam, tubuhnya bergidik takut. Namun apa daya ini perintah si boss, tiba-tiba Jack dipaksa menemui seorang wanita yang di jodohkan oleh si boss.
"Sa-saya juga senang bisa berkenalan dengan wanita hebat seperti anda, mari nona si-silahkan duduk." ucap Jack dengan gagapnya, ia berdiri dan menggeser kan kursi untuk Bella.
"Ow.., dia gentleman sekali."
Bella langsung berjalan mendekat, lalu ia duduk di kursi itu. Jack pun ikut duduk di sebelahnya, sesekali membasuh keringat dingin dengan tissue. Jack merasa khawatir dan takut, bisa-bisa di pecat oleh nyonya besar kalau ketahuan Jack datang menggantikan Aaron di acara perjodohan.
Sembari meminum chinese tea, kedua bola mata yang indah terus menatap pria pilihan sang ibu. Bella tersenyum smirk, hatinya merasa senang karena sang ibu menjodohkannya dengan seorang tuan muda tampan dan pastinya anak konglomerat.
"Gayanya kikuk, tapi dia cukup tampan, sepertinya malam ini dia sangat gugup bertemu denganku, pasti karena aku terlalu cantik."
"Hmm, Mr. Aaron, sebaiknya mulai sekarang panggil saya Bella, agar kita bisa semakin akrab kedepannya." ucap Bella tersenyum smirk.
Dan Jack pun semakin merasa gugup dibuatnya.
.
.
Disisi lain, diwaktu yang sama.
Klotang!
Brak!
Suara kencang dari arah dapur, membuat Clara bangun dari tidurnya.
"Si-siapa itu!" gumam Clara pelan, sambil bangun dari atas ranjang.
Clara melihat layar ponsel, ternyata waktu menunjukkan baru jam 7 malam, obat demam yang tadi siang ia minum memberikan efek ngantuk, karena itu setelah pulang di antar Robert tadi siang, Clara langsung tertidur sembari memulihkan kesehatannya.
Tok, tok.
Suara berisik muncul lagi, kali ini Clara merasa merinding, bulu kuduknya berdiri. Mengingat dirinya hanya tinggal sendirian di apartemen.
Clara merapatkan tubuhnya ke dinding kamar, pintu kamarnya sudah terbuka, Clara ingin mengintip keluar, ia takut kalau-kalau ada maling yang masuk ke dalam apartemennya.
Perlahan tanpa bersuara Clara menapak, berjalan ke arah dapur, suara berisik itu tidak kunjung berhenti, seperti sedang ada yang masak.
Sekilas terlihat sosok tinggi memakai setelan baju hitam.
"AAGGHH!!" suara teriakan Clara yang melengking.
"Astaga!" Aaron ikut berteriak, hingga hampir melompat dari pijakannya, kaget mendengar suara teriakan Clara yang melengking.
Clara mengerjap-ngerjap kan mata, tak disangkanya ternyata asal suara berisik itu adalah Aaron yang sedang masak. "Sejak kapan kamu disini, kenapa bisa masuk?!"
"Aku baru saja datang 15 menit yang lalu, kalau soal password pintu rumahmu, aku sudah tahu sejak lama kok." ucapnya memperlihatkan senyum kebanggaan
"Hah! Dasar penguntit." sindir Clara, dengan wajah cemberut, sejak hubungan mereka semakin dekat, Aaron pun semakin serius mencari tahu informasi apapun soal kehidupan Clara.
"Sebentar lagi buburnya matang, tunggulah di kamar." Aaron kembali mengaduk.
Clara ingin tertawa melihat brondongnya memakai celemek warna pink miliknya. Terlihat lucu namun tetap keren, belum lagi aroma lezat tercium dari arah panci yang ada di atas kompor.
"Ternyata kamu bisa masak!" celetuk Clara saat melihat cairan kental berwarna putih.
"Iya, sayang..., dan sebaiknya kamu kembali tidur, supaya cepat sembuh." Aaron tak suka diganggu kalau sedang masak, ia mendorong Clara hingga wanitanya kembali masuk ke dalam kamar.
Sambil senyam-senyum bahagia, Clara kembali naik keatas ranjang, ia menghela nafas lega ternyata bukan maling. Hatinya pun merasa gembira, melihat Aaron yang sedang berada di dalam rumahnya saat ini, bahkan mau memasakkan bubur untuknya yang sedang sakit.
"Brondongku, perhatian sekali."
Sambil menunggu buburnya matang, Clara merebahkan dirinya sambil berselancar di ponselnya. Kepalanya tidak lagi terasa pusing, mungkin karena obat yang ia minum tadi siang.
.
.
Tak lama Aaron datang membawa nampan, dengan semangkuk bubur hangat diatasnya, aromanya sedap Clara yang menciumnya jadi sangat lapar.
Clara pun mengubah posisinya diatas ranjang, ia bangun lalu duduk bersila menghadap Aaron yang duduk di bibir ranjang.
"Biar aku suapi kamu ya", ucapnya sembari dengan senyum ramah
Senyumnya Aaron begitu mempesona, wanita mana yang tak bahagia jika disuapi oleh pria tampan dan lebih muda. Clara menganggukkan kepalanya, hatinya berbunga-bunga, sungguh sulit menolak godaan dari kekasih brondongnya.
Setelah meniup bubur yang di sendok, Aaron memberikannya pada Clara. Hal itu terus ia lakukan berulang kali, sampai isi mangkoknya kosong.
"Terimakasih, gak nyangka ternyata bubur buatan kamu enak sekali." ucap Clara tersipu.
"Syukurlah kalau kamu sukai soalnya aku membuatnya pakai cinta", kekeh Aaron, membuat Clara tertawa geli.
"Iihhss! Gombal. Aku serius, buburnya lebih enak dari pada buatanku."
"Yah, kebiasaan waktu hidup sendirian di UK, aku selalu salah menakar air dan beras, hasilnya selalu saja jadi bubur, dari pada mubazir, ku olah saja untuk dimakan."
"Hahaha, setidaknya kamu tidak buang-buang makanan", Clara tertawa cekikikan.
Aaron menghela nafasnya lega, rasa khawatirnya karena memikirkan Clara yang sakit sudah berkurang, wanitanya sudah ceria lagi, wajahnya pun sudah tak pucat lagi.
Setelah selesai makan malam, Aaron memberikan obat untuk Clara minum. Tidak lupa menaruh kain dingin di keningnya, juga menarik selimut hingga menutupi tubuh Clara yang sedang berbaring.
"Hei, jangan perlakukan aku seperti anak kecil, aku bisa melakukan apapun sendiri walaupun sedang sakit", ucap Clara yang keras kepala.
"Jangan membantah sayang, biarkan aku merawat mu kali ini," Aaron berbaring di samping Clara, sembari menggenggam satu tangannya.
"Aaron," Clara ingin protes, namun hatinya tak berkehendak.
"Tidurlah istirahat aku temani sampai pagi," ucap Aaron lembut.
Perhatian Aaron membuat Clara jadi terharu, sudah lama ia tak merasa diperhatikan seperti ini. Dirinya memang sengaja tinggal jauh dari keluarga, karena perceraian yang dulu terjadi.
Sudah selama dua tahun Clara terus menutup diri, selama ini hanya Risa yang selalu memperhatikan dan menemani dirinya, namun ibu satu anak itu masih harus sibuk mengurus keluarganya sendiri, tidak selalu bisa menemani Clara kalau ia sedang sangat butuh.
Sambil memandangi wajah tampan Aaron yang matanya sedang terpejam, Clara jadi kepikiran untuk menikah lagi, tapi.....
.
.
"Masa iya aku nikah kedua kali sama cowok brondong. Mama, Papa, dan Adikku pasti akan tertawa."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔