" Bocil nakal itu istriku" pernyataan Zain kepada semua temannya yang ikut duduk bersama di sofa club'.
" what? ,,,, Istri Zain dia masih kecil Lo " tak percaya teman Zain menatap gadis kecil bar-bar yang tengah berjoget di atas punggung di Bawah kelap-kelip lampu sorot .
flash off.
Zain akhirnya menerima permintaan Papa nya untuk menikah lantaran itu adalah permintaan pertama dari orang tuanya yang selama ini selalu memberikan apapun yang Zain mau bahkan tak pernah mematahkan satupun hal yang Zain inginkan sebagai seorang anak .
" Tapi Maa apakah tidak ada calon istri untuk Zain yang Mama sukai selain Bocil nakal itu?" lesu Zain menatap Mama nya yang iseng sekali memilihkan calon istri senakal itu untuk dia yang sudah matang serta dewasa .
" tidak ada Zain , Walaupun dia nakal tapi Mama menyukai nya" pernyataan Mama Zain dengan senyum penuh damba bahkan sebuah harapan pada Zain .
yuk baca 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mul_yaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 sudah bangun tuan putri
wueekkk.
baru sesendok Aya memakan nasi goreng itu dia sudah langsung mual dan pergi muntah ke wastafel.
" cepat banget mual nya baru juga kita nikah semalam" ucap Zain dengan santainya berucap hal vulgar itu .
" Ehhh,,, Aya nggak hamil ya" teriak Aya saking kesalnya sampai menggebrak meja.
" terus kenapa mual-mual begitu ? " tanya Zain mengangkat Alis nya .
" huftt,,, nasi goreng nya pedas sama asin " jujur Aya dari pada dikatai hamil oleh pria sialan itu .
" ini enak " kata Zain mengunyah dengan penuh sensasi membuat Aya yang memang sudah lapar itu menjadi ngiler .
" bagi dong " Aya hendak menyendok dari piring Zain tapi pria itu malah menghalangi nya.
" Tidak mau ." tegas Zain yang membuat Aya langsung mewek .
" makanya jangan jahat udah tau sama-sama makan pun , yang punya saya kamu bedain " kata Zain terus makan mendorong piringnya sedikit ke tengah agar mereka bisa makan sepiring berdua .
" Habis Aya kesal sama Daddy " hujat Aya ikut makan sepiring berdua dengan Zain .
" kalau kesal kenapa tidak dikasih racun sekalian " sindir Zain lagi tak habis pikir Bocil itu akan berinisiatif seperti itu, jika Zain tidak berfikir tenang sejenak sudah pasti dia akan mengira bahwa Bocil itu memang tidak pandai memasak .
" di kasih garam aja tau apalagi di kasih racun " jawab Aya sambil mengunyah makanan nya .
" jadi kamu benar-benar berniat meracuni Saya ?" melotot Zain terang-terangan sekali Bocil itu ingin membunuhnya.
" mungkin saja jika Daddy jahat padaku" jawab Aya dengan lantang nya .
" hmmmk,,, jika saya semudah itu untuk di bunuh mungkin sudah mati dari dulu " senyum kecut Zain yang sangat mahir sekali membaca taktik seseorang sedari dulu .
" itu Karena mereka ingin membunuh Daddy pake pistol" ucap Aya setelah meneguk air putih.
" lantas dengan apa kamu bisa membunuh Saya?" tanya Zain namun lebih terkesan tantangan .
" Daddy belum pernah menangis kan?" tanya Aya yang di angguki Zain , begitulah keras nya hati dan perasaan Zain sampai tak ada yang bisa membuatnya menangis .
" Nanti Aya buat deh Daddy nangis " senyum smkir Aya.
" Bahkan kamu bunuh sekalipun , Saya tidak akan menangis " tegas Zain dengan ucapan validnya , lalu selesai makan kembali ke kamar untuk meneruskan pekerjaan nya berfikir ucapan Aya tak akan mungkin menjadi kenyataan.
...........
Selesai beres-beres Aya kembali masuk ke kamar karena ingin mandi .
Drettt
Drettt
" Hallo Yank" kata Aya duduk di tepi ranjang mengangkat telfon dari pacarnya melalui panggil vidio .
" kemana aja Baby mengapa tidak aktif, Aku kangen tau " suara manja seorang pria yang tengah melakukan panggilan vidio bersama Aya yang terdengar begitu memuakkan di telinga Zain yang tengah bekerja itu .
" Aya ta,,,, tuutt ,,, tutt" panggilan itu langsung mati bukan hanya sinyal kartu Aya yang hilang tiba-tiba tapi sekalian dengan jaringan ponselnya ikut hilang hingga ponselnya Aya tak lagi dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
" loh, ponsel Aya kenapa?" kaget Aya bahkan langsung gelisah terus mencoba mengakses sesuatu di ponsel nya .
10 menit kemudian .
" Daddy,, sinyal Daddy lancar nggak?" tanya Aya duduk di sebelah Zain dengan gelisah .
" Astaga kamu masih belum mandi ?" bukannya menjawab Zain malah menghujat Aya sambil melirik Aya yang masih memakai piyama tidur tadi , padahal Zain sedari tadi tau betapa gelisah Bocil itu .
" sinyal ponsel Aya hilang tiba-tiba, sampai jaringan ponselnya pun rusak hingga beberapa aplikasi nggak bisa digunakan " keluh Aya .
" makanya kalau sudah waktunya mandi itu mandi , ini malah main ponsel " ucap Zain lagi dengan cuek tetap fokus pada laptop nya seolah tanpa dosa .
Padahal dia sendiri yang menghack ponsel Aya dengan sengaja melalui laptop nya agar berhenti telepon dengan pacar nya yang menurut Zain terlalu alay .
" emang susah bicara sama orang dungu , bukan nya dapat solusi malah kena omel " hujat Aya balik masuk ke kamar mandi setelah melempar ponselnya ke atas ranjang.
Selesai mandi Aya segera bersiap-siap untuk pergi jalan bersama teman-temannya sekalian sama pacarnya .
" ku pikir dia beneran tepos ternyata tidak " batin Zain menatap Aya yang sudah siap dengan pakaian casual nya sehingga bentuk tubuhnya lebih terlihat walaupun baju yang dipakainya masih sedikit longgar tidak kebesaran seperti biasanya.
" rapikan tempat tidur itu " perintah Zain yang langsung dikerjakan Aya karena memang dia yang tadi tidur di atas ranjang.
" kok Aya tidur di atas terus Daddy?" tanya Aya yang tengah melipat selimut itu menatap Zain.
" jangan-jangan Daddy apa-apa Aya lagi " tuduh Aya tiba-tiba memeriksa tubuhnya membuat Zain mendelik .
" Saya tidak berna* su melihat tubuh tepos " jawab Zain dengan mulut kurang ngajar bahkan bicara tanpa otak .
" Tepos Daddy bilang?" suara meninggi Aya jiwa Miss queen nya benar-benar tersakiti oleh ucapan Zain .
" Lah jadi ?" kata Zain mengangkat Alis menatap Aya yang kini berdiri di depannya berkacak pinggang.
" mulut Daddy ya jahat tau nggak , walaupun nggak sebesar orang lain Aya masih punya " kesal Aya terbawa emosi melepas crop top yang di pakainya tanpa memikirkan apapun lagi agar Zain berhenti mengatakan nya tepos .
Glukkk .
Zain langsung buang muka begitu melihat Aya yang hanya memakai tank top bertali tipis , ternyata Bocil itu memang tidak tepos bentuk tubuhnya hanya tertutupi karena dia suka pakai baju kebesaran di tubuh mungilnya.
" Gila selain montok dia sangat gemoy" batin Zain merintih dengan pikiran yang tidak bisa di kondisikan secara tiba-tiba.
" Hehhh mau kemana?" Zain langsung mengejar Aya yang sudah berlari keluar itu sampai kedekat pintu apartemen.
" lepasin Aya " ketus Aya menepis tangan Zain yang memegang tangan nya .
" Mau kemana?" tanya Zain baik-baik.
" keluar lah main sama teman Aya" jawab Aya dengan cemberut memakai crop top nya lagi tak peduli ada Zain di depan nya toh dia juga tidak berminat jadi Aya tak perlu repot-repot untuk menjaga diri dari pria dewasa itu mulai sekarang.
Itulah kesimpulan Aya dari ucapan Zain barusan.
" Pergilah tapi jangan pulang terlalu sore " hanya itu saja pesan Zain yang memang sudah berjanji tak akan menganggu kebebasan Aya jika sudah menikah .
" ini aja rencananya mau pulang malam " jawaban santai Aya tanpa beban .
" Terserah mau pulang tengah malam pun nggak papa" kata Zain dengan santainya bahkan membukakan pintu keluar untuk Aya .
" okey " kata Aya segera keluar .
" kalau lewat jam 4 sore tidak pulang jangan harap Saya membuka pintu " ucap Zain dengan ucapan yang tidak main-main membuat Aya yang baru berjalan beberapa langkah langsung terhenti .
" tutup aja Aya pun malas balik kesini , kapan perlu nggak usah balik " ketus Aya berbalik menatap Zain yang masih berdiri di dekat pintu.
" Baiklah nanti Saya bilang Papi kamu" kata Zain yang membuat persendian Aya langsung melemas menahan emosi yang tak akan bisa di lampiaskan.
" Iya balik jam 4" suara keras Aya berteriak kesal menendang pintu apartemen yang sudah di tutup Zain .