entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. tekad 2
Anastasia langsung mengarahkan pandangannya pada orang tersebut yang sukses membuat nya terkejut.
"kamu lagi..!!" seru Anastasia dengan suara yang agak lantang. Alexander langsung melempar senyum kepada Anastasia.
"Iya, aku lagi. maafkan aku mengganggu ketenangan mu. namun aku sudah berjanji kepada diriku sendiri untuk merubah sifat ku, serta mulai kehidupan baru bersama keluarga kecil kita."ucapnya dengan pelan dan penuh perasaan.
Iya tahu Anastasia pasti akan membantah dan menolak mentah-mentah pernyataannya ini, namun ia sama sekali tidak peduli.
apapun Yang terjadi, dalam hati ia sudah bertekad akan mendapatkan kembali kepercayaan Anastasia dan memperbaiki hubungannya dengan kedua anaknya serta istrinya.
"Apa maksudmu berbicara seperti itu ?. Apakah kamu bosan karena tidak memiliki pelacur di rumah mu !!? atau, kepalamu sedang pusing, dipenuhi berbagai macam masalah sehingga butuh pelampiasan mengeluarkan kata-kata hinaan kamu !!. begitu ??" tanya Anastasia dengan menyelidik.
Alexander pun tersenyum masam. lagi-lagi, rasanya ia tidak akan sanggup menghadapi ucapan-ucapan kasar yang dikeluarkan oleh mulut Anastasia.
namun ia kembali mengulang bayangan masa lalu. Bagaimana Alexander dahulu menghina dan menyakiti Anastasia secara fisik maupun batinnya. Iya juga sudah bertekad di dalam hatinya akan menerima apapun konsekuensinya nanti. asalkan ia dapat memenangkan hati istri dan anak-anaknya lagi.
"maafkan Aku, maafkan atas ketidak tahu dirianku. namun walaupun kamu menolak, izinkanlah aku untuk datang menemui dan melihat kondisi keadaan kalian di sini. serta biarkan aku memberikan perhatianku kepada kalian. aku juga akan berjuang untuk mendapatkan kepercayaan kamu dan anak-anak kembali."ucap Alexander sedikit tertunduk agar tidak menatap langsung ke bola mata Anastasia.
"cih !! berjuang katamu. Kenapa dulu kamu tidak mau kita berjuang sama-sama untuk membangun rumah tangga kita.? Apakah kamu ini bodoh atau bagaimana sih ? giliran aku sudah tidak memperdulikanmu lagi !!, kamu malah datang membawa sejuta cinta, perhatian dan juga penyesalan. dulu, Aku berjuang mati-matian untuk mendapatkan perhatian dan cinta kamu, sampai aku membenci dan menelantarkan kedua anakku, dan juga tidak memberikan perhatian yang layak yang harusnya mereka dapatkan. sekarang kamu ingin mengatakan bahwa kamu akan berjuang untuk mendapatkan kami lagi.?!! Apakah sebenarnya kamu ingin mempermainkan kami?. Jika seperti itu, kami tidak mau menerimamu. kami sudah bahagia, pergilah cari kebahagiaanmu sendiri."ucap Anastasia sedikit mengeluarkan kata pengusiran di dalamnya.
"dulu memang aku keliru, tapi aku sudah menyadarinya bahwa kebahagiaanku adalah bersama kalian."ucap Alexander lagi tidak mau kalah dengan Anastasia. Anastasia memijit pelan kepalanya sedikit pusing memikirkan hal ini.
mendengar ada keributan di luar pintu rumahnya, tiba-tiba aryano berjalan mendekat kearah ibunya. dan segera mengentip keluar. ia melihat ayahnya Alexander sedang tersenyum kearah mereka.
"hay..." ucap Alexander tersenyum kaku sambil melambaikan tangannya. aryAno pun tertegun melihat senyum ayah nya itu. hatinya menghangat. baru kali ini, ia melihat senyum ayahnya.
(Kenapa ayah di sini. apa jangan-jangan Ayah ke sini ingin memarahi bunda dan kami semua. tidak aku tidak akan membiarkan Ayah kembali memarahi kami. kalau bisa aku harus menyelamatkan bunda) batin aryano.
aryano menyipitkan matanya, menatap Alexander yang berdiri tegak di depan matanya sambil tersenyum manis serta melambaikan tangannya itu kepada aryano. ariano menjadi heran melihat tingkah laku ayahnya yang tidak seperti biasanya. Ia pun mencoba untuk bertanya.
"ayah. apakah itu kamu.? sedang apa ayah di sini.?" tanya aryano dengan penasaran. ia memiringkan kepalanya mengintip di samping ibunya.
"Hay... ayah kesini mau bertemu dan bermain dengan aryano. apakah iyan mau main dengan ayah ?" ucap Alexander mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi putranya itu. aryano menataptap mata Alexander dengan lekat. mencari kebohongan di mata ayahnya. kemudian ia tersenyum manis.
"apakah ayah sudah menyayangi kami..??" tanya aryano dengan polosnya. senyum di wajah Alexander pun tiba tiba berubah menjadi sendu, matanya mulai berkaca-kaca. ia kembali mengingat kenangan pahit yang ia berikan kepada kedua anaknya itu.
"jangan panggil aku ayah !!. aku tidak sudi memiliki anak seperti kalian.!!!" ucap Alexander dalam bayangan itu. ingatan-ingatan tentang kata-kata yang menyakiti anak-anaknya itu pun terus berputar di kepalanya.
"jangan merengek padaku..!!, aku bukan ayahmu..!! kalaku kamu mau pergi bermain. pergilah dengan wanita pelacur itu." ucapnya lagi.
mengingat itu semua. seketika, air matanya luruh terjatuh di pipinya, mengingat perlakuan nya dulu kepada kedua anaknya.
( kenapa dulu aku harus mengatakan hal-hal itu. Kenapa kata-kata itu seolah pisau tajam yang langsung menghujam hatiku. kenapa dulu dengan lancarnya mulutku mengatakan penolakan terhadap mereka. Apakah aku sejahat itu kepada anak-anakku sampai aku tidak mengakui darah dagingku sendiri. oh Tuhan aku benar-benar jahat. anak-anakku pasti trauma terhadapku.) batin Alexander menundukkan kepalanya. ia berjalan mendekat kearah Aryano namun di tahan oleh Anastasia.
"mau apa kamu ? jangan dekati anak ku. ia sama sekali tidak menyakiti kamu bukan..??" ucap Anastasia dengan nada ketus, sambil melindungi Aryano di belakangnya. Alexander pun langsung menegakkan kepalanya menatap Anastasia yang saat ini, menutupi tubuh Aryano.
Alexander langsung mengangkat tubuhnya tegak dan membuat Anastasia setinggi dadanya. ia langsung menatap sang istri dengan mata yang terlihat sayu.
( aku minta maaf, hatimu pasti sakit waktu itu. Aku benar-benar bodoh membuang kebahagiaanku. kamu sebagai seorang ibu pasti sangat marah mengenai hal ini. tapi tenang saja aku pasti akan berjuang mendapatkan kalian walaupun akan sangat sulit seperti yang kamu lakukan memperjuangkanku dulu.) batin Alexander dengan pandangan yang masih mengarah kepadanya.
"jangan menatap ku begitu. aku tidak akan pernah luluh." ucap Anastasia lagi.
"sayang.. aku mohon beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku kepada mu dan kedua anak kita.." ucapnya dengan menghiba. hampir saja Anastasia mengeluarkan suaranya, namun langsung di cegah oleh aryano yang dulu menjawab ucapan ayahnya.
"ayah.. aku mau memaafkan ayah. karena aku sangat menyayangi ayah. tapi jangan pernah memaksa bunda. karena bunda sedang hamil dan tidak boleh banyak pikiran. " ucap aryano dengan bijak.
Alexander tersenyum senang mendengar penuturan putranya itu. sementara aryano yang sudah lancang memotong ucapan ibunya menutup mulutnya dengan telapak tangannyatangannya karena melihat sorot mata ibunya.
"ups... maaf bunda. Iyan tidak sengaja..." ucap Aryano. sorot mata Anastasia pun melemah.
" baiklah, bunda maafkan. tapi jangan di ulang lagi. kerena, menyela pembicaraan orang tua itu tidak baik." ucap Anastasia membelai rambut Aryano sambil memberikan pengertian.
"baik bunda. Ian minta maaf. tapi, iyan mau main bersama ayah..." ucap iyan. Anastasia beralih memandang Alexander. ia memberikan sorot mata tajam kepadanya. Alexander yang mendapatkan tatapan itu, tersenyum lucu.
"apa kamu senyum senyum seperti itu..!!" ucapnya dengan mata melotot.
"ayah jjangan senang dulu. Iyan mengatakan hal itu karena ia hanya ingin memberikan Ayah kesempatan untuk menebus semua kesalahan Ayah kepada kami. namun jika sekiranya Ayah masih membenci kami maka itu pun tidak menjadi masalah."jelas ariano lagi. Alexander pun tersenyum penuh arti mendengar penuturan putranya itu.
"Baiklah nak terima kasih atas kesempatan yang kamu berikan kepada ayah. ayah janji ayah akan memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. "ucapnya dengan senyuman. sungguh hati Alexander benar-benar bahagia tatkala mendengar Putra sulungnya ini memberikan ia kesempatan untuk memperhatikan mereka.
( ah Apakah ini yang namanya bahagia yang sesungguhnya? Apakah begini rasanya menjadi seorang ayah?) batin Alexander sambil menatap kepada aryano yang masih berada di belakang ibunya.
( untuk saat ini aku akan berusaha untuk meluluhkan hati anak-anakku terlebih dahulu. baru setelah itu aku akan mencari cara bagaimana untuk meluluhkan hati ibunya. aku rasa seperti itu saja dulu.) batin Alexander lagi. Iya kembali menatap ke arah putranya itu.
"lalu Bagaimana apakah Iyan bersedia pergi bermain dengan Ayah. "ucap Alexander melihat ke arah putranya. tanpa memandang ke arah ibunya karena ia terlanjur bahagia akhirnya ayahnya mau mengakui mereka.
ariano pun langsung menganggukkan kepalanya dan menyeret Alexander masuk ke dalam rumah. melihat hal itu Anastasia ingin marah namun ia tidak bisa marah karena aryano juga membutuhkan sosok seorang ayah.
ya. walaupun baru sekali ini ayah mereka mau mengakui keberadaan mereka namun dilihat dari sorot mata aryano ia sangat senang karena ayahnya sudah bersedia untuk menerima mereka.
tanpa menunggu lama ariano pun langsung menyeret Alexander masuk ke dalam kamarnya yang sudah dipenuhi dengan berbagai mainan. Di sana juga ada alzio yang sudah tertidur karena terlalu lelah untuk bermain.
sementara Anastasia hanya mengikut dari belakang saja.
sesampainya mereka di dalam kamar ariano. Alexander mengarahkan pandangannya kepada sosok mungil yang saat ini sedang tertidur lelap dengan wajah imutnya itu. melihat hal itu lagi-lagi hati Alexander kembali mencolos dan merasa nyeri.
Ia pun melangkah mendekat kepada sosok mungil itu, Alexander mencoba untuk mengangkat alzio sekedar memeluk dalam dekapnya. namun tiba-tiba Anastasia bersuara.
"Apa yang kamu lakukan? jangan berani-berani kamu menyentuh kedua anakku. aku tidak mengizinkanmu sama sekali."ucap Anastasia dengan suara ketusnya. Alexander pun reflek langsung menoleh ke arah Anastasia. Iya mengurungkan niatnya untuk menyentuh alzio.
"sayang aku ingin menggendongnya.."ucapnya dengan lemah lembut dan penuh perhatian. mendengar panggilan sayang itu tiba-tiba jantung Anastasia berdetak tak menentu dan hatinya menghangat.
namun tiba-tiba ia menyingkirkan jauh-jauh rasa yang ada di hatinya itu. karena merasa tidak kuasa menghindari pesonanya Anastasia pun memilih untuk keluar terlebih dahulu. karena saat ini pipinya sudah panas dan memerah seperti tomat.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚