Kinan ibu muda berumur dua puluh enam tahun harus terjebak pada hubungan terlarang dengan seorang laki- laki karena keadaan ekonomi keluarganya yang sedang kacau. Dia terpaksa meminjam uang untuk biaya operasi sang anak dengan imbalan menyerahkan tubuhnya pada laki- laki tersebut karena dia tidak mampu mengembalikan uangnya. Sedangkan sang suami yang sejak dua tahun kena PHK harus kerja serabutan tiba- tiba menghilang entah ke mana. Mampukah Kinan menjalani hari- harinya seorang diri di tengah permasalahan yang tiada habisnya...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Anggap Sebagai Adik
Keesokan harinya Vivi pergi ke rumah sakit untuk menemui Rangga. Rangga terlihat segar karena baru saja selesai mandi dengan dibantu oleh sang ibu. Wajahnya begitu memancarkan ketampanan yang sempurna di mata Vivi. Bagaimana Vivi tidak semakin cinta dengan cinta pertamanya itu.
"Hai Rangga, bagaimana kabar kamu hari ini...?" tanya Vivi sambil duduk di kursi samping tempat tidur Rangga.
"Kamu bisa lihat sendiri Vivi, kaki aku kembali sakit dan sulit untuk jalan. Ini semua salahku Vi, kalau saja kemarin aku nurut sama kamu nggak ngotot ingin jalan- jalan keliling kompleks, pasti kakiku nggak akan sakit lagi Vi..." ucap Rangga menyesal.
"Kamu jangan sedih Rangga, yang sabar ya, mungkin sudah jalannya harus seperti ini. Kamu nggak boleh putus asa. Harus semangat dan yakin pasti kamu akan segera pulih seperti semula lagi. Kata dokter kaki kamu retaknya cuma sedikit kok, pasti akan lebih cepat sembuhnya...." sahut Vivi menenangkan Rangga.
"Tapi aku sudah tidak sabar ingin ketemu istri dan anak aku Vi. Aku sangat merindukan mereka. Mereka butuh aku Vi...." ucap Rangga dengan raut wajah putus asa.
Telinga Vivi kembali panas mendengar ucapan Rangga. Hatinya benar- benar cemburu dibuatnya.
"Vi, kamu bisa antar aku ketemu Kinan nggak..? Aku mohon Vi, tolong antar aku ke rumah kontrakanku..." ucap Rangga memohon.
"Maaf Rangga, bukannya aku nggak mau bantu kamu, tapi kamu masih sakit, kamu masih butuh istirahat..."
"Tapi Vi, aku benar- benar khawatir dengan keadaan istri dan anakku Vi. Aku takut terjadi apa- apa sama mereka...." ucap Rangga.
"Ponsel aku juga hilang Vi, aku sama sekali tidak bisa menghubungi Kinan..." lanjut Rangga.
"Sudahlah Rangga, buat apa kamu mikirin istri kamu terus. Dia sudah nggak perduli sama kamu..." ucap bu Ratih yang baru keluar dari kamar mandi.
"Bu, tolong jangan bicara seperti itu tentang istri aku..."
"Ya memang istri kamu nggak perduli sama kamu kok, buktinya kamu sakit aja dia nggak nengokin kamu..."
"Tapi Kinan nggak tahu kalau Rangga sakit bu..."
"Kalaupun dia nggak tahu kalau kamu sakit, haruskan kalau suami tidak pulang sampai berbulan- bulan dia cari dong. Dia tahu kan alamat rumah ibu...? Kenapa dia nggak datang ke sini buat cari tahu tentang kamu...?" tanya bu Ratih.
Rangga hanya diam tidak membalas ucapan sang ibu.
"Kamu ini aneh Rangga, istri kamu yang tidak perduli dengan kamu ,kamu pikirin terus, sedangkan Vivi yang selalu ada buat kamu malah kamu acuhkan..." ucap bu Ratih.
"Apa kau tidak kasihan dengan Vivi yang setiap hari mengorbankan waktu dan tenaga cuma buat jagain dan mengurus kamu..? Harusnya Vivi yang kamu pikirkan bukannya Kinan...."
"Ibu ini bicara apa sih...?" Rangga mulai kesal.
"Tante sudahlah jangan menyalahkan Rangga kasihan dia..." ucap Vivi.
"Tante kesal Vivi, yang ada di pikiran Rangga cuma Kinan,, dan Kinan saja... Kau tahu kan Vivi, Kinan lah orang yang sudah memisahkan tante dengan Rangga sampai bertahun- tahun. Tante harus hidup sendiri nggak ada anak. Karena anak tante satu- satunya diambil dan dibawa pergi oleh Kinan..." bu Ratih menangis.
"Bahkan ketika puasa atau lebaran Rangga tidak pernah ingat sama ibu yang sudah mengandung dan membesarkannya. Dia tidak pernah datang mengunjungi ibu. Itu semua karena Kinan Vi..."
"Ketika tante sakit juga tante sendiri tidak ada yang mengurus tante. Tante benar- benar sedih. Dan lihat sekarang ketika Rangga kecelakaan harus dioperasi dan koma hingga kehilangan ingatan dan tidak bisa jalan, siapa yang merawat dia..? Tante yang rawat dia sama Vivi juga...."
"Tapi apa..? Dia sama sekali tidak perduli sama tante dan juga Kamu Vi. Yang dia perdulikan hanya Kinan, yang tidak melakukan apapun untuk dia...hik hikkk... " bu Ratih semakin terisak.
"Maafkan Rangga bu.. Maafkan Rangga... Rangga salah. Tolong maafkan Rangga..." ucap Rangga merasa bersalah.
"Tolong maafkan Rangga yang sudah membuat ibu kecewa dan sedih..." sambung Rangga.
"Rangga janji, Rangga nggak akan meninggalkan ibu sendiri dan kesepian lagi. Rangga akan bersama ibu, tapi Rangga mohon ijinkan Rangga ketemu dengan Kinan dan Raka dan membawanya ke sini untuk tinggal bersama ibu. Ibu ingin cucu kan..? Rangga sudah memberikan cucu yang lucu dan pintar seperti Raka bu. Ibu harus ketemu Raka . Ibu pasti akan suka dengan Raka bu..." ucap Rangga sambil memegang tangan bu Ratih.
"Tapi ibu hanya menginginkan cucu dari Vivi, bukan dari Kinan..." jawab bi Ratih dengan nada datar.
"Bu, Kinan itu istri aku bu , ibunya Raka...."
"Tapi ibu tidak pernah merestui pernikahan kamu dan Kinan. Ibu hanya merestui hubungan kamu dan Vivi. Kalau kamu sayang sama ibu, menikahlah dengan Vivi..."
"Ibu ini bicara apa..? Rangga sudah punya istri bagaimana mungkin Rangga menikahi Vivi...."
"Ya udah kalau begitu ceraikan Kinan. Lalu kau menikahlah dengan Vivi, menantu pilihan ibu..."
"Tapi bu, Rangga nggak pantas buat Vivi, Vivi masih gadis dia berhak mendapatkan laki- laki yang masih lajang juga. Bukan laki- laki sepertiku yang mempunyai istri dan juga anak..."
"Ya sudahlah kalau kamu tidak mau mengabulkan permintaan ibu. Kamu memang tidak pernah perduli dengan ibu. Kau hanya memikirkan kebahagiaanmu saja tanpa mau memikirkan perasaan ibu..." ucap bu Ratih lalu pergi keluar dari kamar rawat Rangga.
"Bukan begitu bu..Ibu..." panggil Rangga tapi sang ibu terus saja pergi tanpa memperdulikan panggilan dari Rangga.
Rangga mengusap wajahnya dengan kasar. Dia benar- benar dalam posisi serba salah. Di satu sisi ada sang ibu yang memintanya untuk menikahi Vivi, tapi di sisi lain ada Kinan dan Raka yang harus dia perdulikan.
"Rangga, kamu yang sabar ya, mungkin tante Ratih sedang sedih. Dia takut kamu akan meninggalkannya lagi. Tante takut kesepian lagi Rangga. Jadi kamu harus lebih mengerti perasaan tante Ratih...." ucap Vivi sambil menggenggam tangan Rangga.
"Tolong maafkan ibu ya Vi. Aku nggak tahu kenapa ibu ngotot sekali menjodohkan aku sama kamu. Padahal sudah jelas- jelas aku sudah punya istri dan anak. Lagian kamu pantas untuk mendapat laki- laki yang lebih baik dari pada aku kan Vi..." ucap Rangga.
Vivi hanya tersenyum datar mendengar ucapan Rangga. Hatinya benar- benar sedih lagi- lagi Rangga menolaknya.
"Dulu ketika kamu belum punya istri dan anak pun kamu juga menolakku kan Rangga..." ucap Vivi dengan bibir bergetar.
"Vi, kamu sudah aku anggap seperti adikku sendiri Vi. Aku menyayangimu seperti aku menyanyangi adik kandungku sendiri...''
"Apa karena aku begitu jelek sehingga dulu kamu tidak mau menerima cintaku Rangga..?"
"Bu..bukan begitu Vivi, siapa bilang kau jelek. Bahkan kau terlihat sangat cantik...."
Vivi pun hanya tersenyum sinis mendengar pujian dari Rangga.Hatinya bener- benar terluka. Ini ke dua kalinya Rangga menolak dirinya.
"Rangga, kau mungkin hanya menganggapku sebagai adik, tapi bagaimana dengan aku yang sangat mencintaimu Rangga..? Bahkan aku tidak bisa menerima laki- laki lain karena hatiku sudah terpaut sama kamu..." ucap Vivi dengan mata berkaca- kaca.
"Vi, aku nggak pantas buat kamu. Banyak laki- laki di luar sana yang jauh lebih baik dariku dan lebih pantas buat kamu Vi..."
"Aku tahu Rangga, tapi hati ini nggak bisa. Hati ini cuma mau kamu Rangga. Tapi aku sadar kok kalau kamu tidak mencintaiku, aku nggak akan memaksakan kehendakmu. Mungkin sudah menjadi takdir aku tidak bisa mendapatkan cinta darimu. Biarlah aku hidup sendiri selamanya...." ucap Vivi sambil mengusap air matanya.
"Tolong jangan seperti itu Vi, kamu berhak bahagia, jangan menyiksa diri seperti itu..." ucap Rangga.
"Kamu nggak ngerti apa yang aku rasakan Rangga. Nggak papa kok, aku bisa melihat kamu baik- baik saja dan bisa merawat kamu selagi kamu sakit itu sudah membuat aku bahagia..." ucap Vivi.
"Yang penting kamu bahagia Rangga, aku pasti akan ikut bahagia..." sambung Vivi menatap dalam mata Rangga sambil tangannya terus menggenggam erat tangan Rangga.
"Maafkan aku Vi, maafkan aku... Aku sudah sering membuatmu kecewa. Dan sekarang aku juga harus merepotkanmu..." ucap Rangga merasa bersalah.
"Hussttt... Jangan bicara seperti itu Rangga..." sahut Vivi sambil menempelkan telunjuknya ke bibir Rangga.
"Kau tahu Rangga, aku tulus melakukan semua ini untuk kamu. Aku nggak perduli kamu mau membalas cinta aku atau tidak. Aku hanya ingin selalu ada buat kamu ketika kamu butuh aku Rangga.. " sambung Vivi.
" Kau membuatku tidak enak hati Vivi... " ucap Rangga.
"Kenapa nggak enak hati, kamu bilang aku ini sudah seperti adikmu. Ya sudah anggap saja kau sedang dirawat oleh adikmu..." ucap Vivi dengan senyum manisnya walaupun pada kenyataannya hatinya begitu sakit.
Rangga pun membalas senyuman Vivi. Vivi lalu memeluk Rangga.
"Cepat sembuh ya Rangga...."
Bersambung...
🌸🌺 Jangan lupa like, komen, dan kasih dukungan ya...🌺🌸
*novel SELINGKUH, suami selingkuh kau laknat dan beri balasan setimpal, tiada maaf karakter istri kau buat tegas dan kau membuat istri membalas juga dan kau benarkan itu, kau hadirkan lelaki lain yang baik pada sangat istri dan lelaki lain (pebinor) berhasil menggantikan posisi sang suami
banding
*novel ini konfliknya istri yang selingkuh tapi kau lakukan berbagai cara untuk membela sang istri dan kau buat karakter suami jadi lelaki bodoh udah diaslingkuhi ujungnya2 sang suami juga yang mengemis dan berjuang untuk istri jahanamnya dan kau tidak berani hadirkan wanita lain yang baik pada sang suami
dari dua novelmu ini saja kita bisa melihat betapa egois, munafik, dan tidak adilnya pola pikir dan karakter mu