Alisa seorang gadis tidak mendapatkan kasih sayang dari keluarganya juga tidak memiliki teman ataupun sahabat. Mencoba mencari kebahagian melalui game "Love Story" sampai akhirnya dia mencapai end yang membahagiakan dalam game itu. Tapi dirinya mendapat tawaran untuk mesuk ke dalam game itu. Dia pun menerimanya karena dia sudah lelah dengan kehidupannya. Tapi ternyata dia justru menjadi antagonis dalam game ! Dirinya melawan 3 malaikat maut apakah dia masih bisa bertahan hidup ??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoshua Yora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
HUHHHH !!!
Natasha terbangun dari tidurnya, seketika air mata keluar dengan sendirinya. Jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya gemetaran.
Dia melihat jendela dan masih tengah malam. Stella yang ikut terbangun langsung mendekat ke arahnya karna merasa jika pemilik tidak sedang baik-baik saja.
Natasha yang melihat Stella langsung memeluknya, berharap dengan itu bisa membuat dirinya jadi lebih baik. Dia membenamkan wajahnya pada bulu-bulu lembut milik Stella.
Setelah tenang, Natasha melepaskan pelukannya.
"Aku... Aku selalu merasa jika garis antara Alisa dan Natasha mulai memudar dan menghilang." Ucap Natasha mengelus bulu Stella.
"Padahal yang kutau ini hanyalah game tapi ada banyak hal yang sulit untuk dijelaskan. Padahal dulunya aku hidup di zaman modern dan baru masuk ke sini saat ini tapi semuanya seperti pernah kulalui juga" ucap Natasha lagi.
Kucing itu menatap Natasha terkejut karena pemiliknya ini adalah orang asing dari dunia yang berbeda.
Natasha menatap ekspresi Stella yang terkejut,
"Emmm.. Sepertinya kamu paham apa yang kumaksud ? Mpushhh emang jenius hebat kek pemilik nya" ucap Natasha dengan senyuman. Sementara Stella menatap pemiliknya yang kege'eran itu.
'hati cewek emang sulit ditebak' batin Stella menatap pemiliknya.
'Lagipula, Dewi Hera mengatakan gue pasti akan memahaminya sendiri... Jadi biarkan semuanya berjalan saja. ' ucap Natasha berusaha mengstabilkan kewarasannya.
Dia tidak ingin terlalu larut dalam banyak masalah saat ini, karena lagipula dirinya di zaman modern selalu mengabaikan dan berpura-pura baik-baik itulah cara terbaik untuk menghadapi takdirnya.
Natasha pun merebahkan kembali tubuhnya sambil mendekap Stella, dia dengan mudah terlelap karena sangat lelah.
...
Ivonne membangunkan Natasha sebanyak 5 kali dan jawabannya selalu sama, Ivonne benar-benar ingin menyiram air ke wajah nonanya.
"5 menit lagi... Ivonne.. emangnya kenapa sih ? Aku pen bobok sampe siang !" Ucap Natasha memaksa membuka matanya. Karena Ivonne menarik selimutnya.
"Nona !! Nanti sore anda akan pergi mengikuti festival di wilayah Baron Albert Desmond. Anda harus bersiap karena ini adalah pertama kalinya anda tampil di acara publik." Jawab Ivonne yang mulai memaksa. Dia bahkan menarik tangannya Natasha agar turun dari ranjang.
"Acaranya masih nanti jam 03.00 sore sedangkan ini masih jam 07.00 pagi egek !. Mau ngapain astogee" ucap Natasha lagi yang memegang salah satu tiang penyangga yang ada di ranjangnya.
"Justru karena itu nona tidak ada waktu untuk bersiap ! Anda harus mulai dari sekarang! " Ucap Ivonne langsung menggendong tubuh Natasha yang memang mungil.
"Astaagaaaa ivonneeeee, !" Natasha ngedumel dalam hatinya, tapi dia tetap tidak bisa memarahi orang yang sudah membesarkannya. Dia hanya bisa menurut semua permintaanya.
Saat Natasha masuk dalam kamar mandi, dia terkejut kenapa ada banyak pelayan. Padahal dia biasa mandi sendiri sedangkan Ivonne hanya membantu menyiapkan parfume dan meriasnya.
'Ini mereka ngapain wehh ? Yang dimandiin cuma 1 orang tapi yang disini 10 orang egek!!'
Natasha menatap Ivonne dengan mata yang berkedut meminta penjelasan.
" Mereka akan membantu semua proses yang harus anda lalui sebelum pesta nona, mulai dari Spa, Pemijatan, lulur bunga, berendam bunga, pembersihan wajah, masker, mencuci rambut, memakaikan hena, ulas kuku, membantu memasangkan gaun, memilih aksesoris seperti gelang, cincin, jepit rambut serta sepatu. Pokoknya nona Natasha harus perfect untuk hari ini."
Natasha menatap tidak percaya apa yang dia dengar, di dunia modern dia tidak pernah make up atau perawatan lainnya. Kalau pun dia memakainya pasti ya sat set das des. Ga sampe lumutan juga dari mandi sampai dandan.
"Ivonne, biarkan aku mandi sendiri seperti biasanya !. Lagipula itu hanyalah festival biasa ! Bukan acara formal." Minta Natasha dengan memelas.
"Tidak nona. Ini penting karena anda akan tampil secara publik untuk pertama kali ! PERTAMA KALI !!" ucap Ivonne berapi dan langsung menyeret Natasha ke dalam bak mandi.
'gilak banget persiapan aja butuh waktu hampir 8 jam gue keburu pingsan sebelum ke festival' gerutu Natasha.
Natasha pasrah tubuhnya seolah dikerumuni banyak orang yang langsung mengambil bagian masing-masing.
Setelah banyaknya pergulatan sampai saat sesi pemijatan, spa dan lulur Natasha tertidur di atas bak mandi yang berisi air hangat. Para pelayan hanya tersenyum saja melihat tingkah nonanya.
...
Di ruang spirit Hestia saat ini, Hestia menatap pria yang ada didepannya padahal tadi malam Natasha sudah berhasil melawan racun itu. Tapi kenapa pria ini masih tidak sadar juga.
Akhirnya, pria itu menggerakkan tangan dan mengerjapkan matanya perlahan. Hestia yang menyadari itu langsung mendekat,
"Dimana aku ?" Ucap pria sambil menatap ruangan yang terbuat dari kristal es.
"Kau berada dalam ruang spirit milikku, dan Aku adalah Hestia. Sang spirit Es tertinggi." Ucap Hestia yang sedikit menyombongkan diri.
"Lalu gadis semalam pasti pemilikmu" ucap pria itu dengan lemah.
"Benar dia melakukannya untuk menyadarkan mu sekaligus mengukur kemampuannya" ucap Hestia.
"Dimana dia, aku ingin menemuinya" ucap lagi berusaha berdiri dari ranjang.
"Jangan sekarang ! Jika kau muncul sekarang hanya akan membuat masalah. Dia membawamu kemari secara sembunyi-sembunyi. Terlebih dia adalah putri Duke, akan merepotkan jika tuan duke dan yang lain sampai tau." Hestia terbang di depan pria itu seolsh menghalangi untuk keluar.
"Lalu siapa kau ?" Tanya Hestia yang juga penasaran.
"Nama ku Alan, aku hanyalah pengelana dan aku tidak sengaja terlibat dengan perampok" ucap Alan.
Hestia menaikkan sebelah alisnya, seolah tidak percaya yang pria itu katakan.
"Kamu serius ?" Tanya nya
"Iy"
"Yakin ga?" Tanya lagi
"Hemmm"
"Ingat perkataan ku dengan baik, aku membiarkan Natasha membawamu pulang karena aku tidak merasakan niat jahat sedikit pun dari tubuhmu." Hestia memalingkan pandangan.
"Tapi jika kamu berniat jahat, padanya aku tidak akan melepaskan mu" ancam Hestia.
Alan hanya menganggukkan kepalanya, tapi dia ingin segera bertemu dengan penyelamatnya.
...
Setelah banyaknya proses yang harus dilewati hanya untuk festival akhirnya sudah jam 2 siang.
"Nona Natasha, memang sangat cantik seperti putri negri dongeng" ucap Hana.
'putri negri dongeng yah...'
"Semakin mirip dengan mendiang Duches Alea, pasti Tuan Duke dan Tuan muda terkejut melihat beliau" ucap salah satu pelayan lain dengan spontan lantas menutup mulutnya.
"EHeemm... Nona Natasha memang sudah cantik sejak lahir !" Ucap Ivonne
Natasha menatap dirinya yang ada di cermin, dia sendiri juga terpesona. Dia seperti melihat sosok Cinderella, dia memakai gaun putih dengan corak biru yang mengelilingi bagian bawah, pita dan kalung berlian berwarna biru bahkan sepatu nya adalah sepatu kaca serta rambut bagian samping yang di kepang ke belakang dan diberi jepit rambut kupu-kupu berwarna biru dan memiliki rumbai berlian.
'Cantik banget egekk ! Ini gue atau bukan sihh ?!'
Stella menatap pemiliknya, dia juga terpesona bahkan pipinya bersemburat merah.
"Terimakasih atas kerja keras kalian" ucap Natasha dengan senyum manis. Karena hasilnya tidak mengecewakan tapi yah sangat melelahkan.
Semua pelayan mengangguk, dan Ivonne meminta mereka untuk pergi. Sedangkan dirinya berniat ke dapur untuk membawakan kue dan teh untuk nonanya.
Natasha berjalan ke arah Stella, dan menggendongnya.
"Stella, kamu juga harus ikut ke festival ! Aku akan memakaikan pita biru untukmu !!" Ucap Natasha antusias dan berlari ke arah laci berisi aksesorisnya.
'Jangan memberiku benda menjijikkan itu !!' ucap Stella.