semuanya berawal dari Novi yang mau hadir di pernikahan sang sahabat besok pagi,namun akibat hujang deras,Novi pun tertahan di halte bus seorang diri.....
sang sahabat yang merasa ibah,memutuskan untuk menjemput Novi,dan kejadian naas pun terjadi....
bagaimana kisah selanjutnya?
yuk mampir dan baca....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bekas tanda merah
Tenga malam tepat nya jam 11:00 malam,Revan tibah di mansion dengan penampilan sangat kacau dan mabuk berat,langsung masuk ke dalam mansion berjalan sempoyongan menuju pintu kamar Novi....
Brakkk! Brakkk!
Di dalam kamar.Novi yang tenga menonton film biru untuk mempelajari cara mengoda suami diatas ranjang seketika terkejut,dan mematikan laptop miliknya,lalu melangkah menuju pintu pintu kamar....
"Siapa sih?"
"Buka! Sayang! Suamimu ingin bermalam dengan mu!" teriak Revan menggeprak pintu kamar Novi.
"Cih! Orang nya sudah datang,"
Mendengar suara Revan,Novi langsung tau tujuan Revan ke kamar nya.lalu Novi dengan cepat meraih pil kontrasepsi yang ia belikan tadi siang,dan meneguk nya dengan cepat....
"Iya,sabar," sahut Novi bergegas menyemprotkan parfum,lalu membuka pintu kamar.
Ceklekkkkkk
"Iya,Tua-" sebelum Novi selesai dengan perkataan nya,Revan langsung menarik tengkuk Novi mulai mencium dan melumat bibir Novi dengan rakus sambil mendorong tubuh Novi kembali masuk ke dalam kamar,membuat Novi pun tak segan membalas lumatan Revan walaupun gerakan nya terbilang kaku.
"Ahh...puaskan aku sayang," bisik Revan melepaskan lumatan bibir nya,lalu merobek baju tidur tipis Novi.
Novi pun tersenyum lembut,lalu mengalungkan kedua lengan nya di leher Revan....
"Baik,Tuan,"
Melihat senyuman manis di bibir Novi,membuat Revan semaking beringas menyerang bibir Novi tampa ampun,begitu pun dengan Novi yang tak segan membalas ciuman Revan sambil melepaskan kancing baju Revan satu persatu hingga Revan setenga polos...
Revan melepaskan tautan bibir mereka dengan paksa,dan menarik rambut Novi membuat Novi kepala sedikit mendongak keatas,lalu Revan menatap nya dengan tajam....
"Sepertinya kau sudah tidak sabar untuk aku masuki wanita jalang.atau...kamu sedang merencana sesuatu?" tanya Revan mengumpat dengan nafas memburu kasar.
Membuat Novi pun menelan ludah dengan susah payah.ia mencoba lebih tenang agar Revan tidak curiga dengan aksinya tadi terbilang berlebihan....
"Bu~bukan begitu Tuan,a~aku hanya merindukan mu," elak Novi terbata-bata.
Swosssss
Bruuukkkkk!
Revan menghempaskan tubuh setenga polos Novi diatas kasur,lalu menatap nya dengan lekat sambil melepaskan ikat pinggan nya....
"Melihat mu yang berinisiatif ingin melayaniku,aku akan berbaik hati dengan melakukan nya dengan pelang," ucap Revan sambil meloloskan celana dan box*r miliknya,lalu menindih tubuh Novi.
"Iya,setelah aku mendapatkan apa yang aku mau,maka akan kubuat kau menyesal,Revan Williams,"
Novi menatap mata sayu Revan dengan lekat,lalu meraih bibir Revan dan melumat nya dengan rakus sambil mengalungkan kedua tangan nya di leher Revan....
"Ahh...aku sudah tidak tahan lagi," bisik Revan mengarahkan benda tumpul milik nya ke arah goa milik Novi,dan menghentakan nya masuk.
"Aaahhh...."
"Aakkhhhh...."
Desah kedua pengantin baru itu mengema di dalam kamar saling bersahutan dengan merdu,seolah dunia ini milik mereka berdua,tampa memikirkan perasaan para pelayan yang menjomblo hingga saat ini....
Permainan panas mereka pun berlanjut hingga berjam-jaman.dan akhirnya Revan tertidur pulas di samping Novi akibat lelah mendayung samudra pasifik.melihat itu,Novi pun melumat leher dan dada bidan Revan untuk meningalkan jejak percintaan panas mereka....
"Selamat tidur,musuhku," bisik Novi tersenyum smirk,lalu ikut tidur sambil memeluk tubuh polos Revan.
*******
(Keesokan pagi nya)
Matahari mulai naik dan menyapa kedua pengantin baru yang sedang tertidur pulas hanya berbalut kain seprei.Revan yang merasa terganggu perlahan membuka kedua mata nya....
"Ugh...astaga,kepala ku pusing sekali," gumam Revan sambil memijit pelipis nya.
Novi yang tertanggu dengan suara berat Revan,ikut membuka mata,"Ugh...selamat pagi,Tuan," sapa Novi dengan manja.
Revan membulatkan mata,lalu melirik ke arah samping,"Untuk apa kau di kamarku? Cepat keluar!" bentak Revan mendoron tubuh polos Novi menjauh.
Novi pun bangkit dari atas kasur dengan kesal,lalu menarik kain seprei yang menutup tubuh polos Revan,sehingga membuat seluruh tubuh Revan terekspos dengan sempurna....
"Hei! Apa kau sudah gila! Kembalikan kain itu!" sentak Revan sambil menutup bagian terlarang nya dengan kedua tangan.
"Bajingan ini,belum sepenuh nya sadar,"
Novi memutar bola mata malas,lalu melirik dingin ke arah Revan,"Tuan.lihat baik-baik kamar siapai ini? Jangan suka membentak orang seperti itu," gerutu Novi berjalan pergi masuk ke dalam kamar mandi.
Revan pun tersadar lalu melirik ke sekitar kamar,"Sial! Semalam aku lepas kendali," gerutu Revan bergegas bangkit dan meraih baju nya satu persatu diatas lantai,dan memakai nya.
Tampa menungu Novi keluar dari dalam kamar mandi.Revan pun bergegas keluar dari dalam kamar,dan lagi-lagi.ia berpapasan dengan Irvan yang sudah rapi sedang menungu nya di ruang tenga seperti biasa....
"Pagi,Tuan," sapa Irvan mengerutkan kening melihat penampakan Revan yang kacau bak habis diperkaos oleh 10 orang wanita.
"F*ck," umpat Revan dalam hati dan menghentikan langka kaki nya,lalu menoleh ke arah Irvan.
"Apa?" tanya Revan ketus.
Membuat Irvan pun tersadar,lalu dengan cepat mengalihkan pandangan nya ke arah lain sambil mengaruk tengkuk nya yang tidak gatal....
"Be~begini Tuan,sebentar lagi kita ada rapat," jelas Irvan gugup.
"Yah sudah,kamu tunggu disini aku mau mandi dulu,"
Revan pun melengan pergi begitu saja menaiki anak tangga,sedangkan Irvan menatap punggung lebar Revan sambil mengelengkan kepala....
"Katanya tidak suka.kok malah ada bekas merah sebanyak itu? Cih,dasar rakus egois," gumam Irvan diam-diam mengumpat Revan.
(30 menit kemudian)
Revan dan Novi yang sudah rapi keluar dari kamar mereka masing-masing,lalu sarapan terpisa seperti biasa,dan berangkat kerja tampa menyapa satu sama lain,membuat Irvan semaking heran dengan sifat mereka berdua....
(Bersambung)