***
Karena kebodohannya sendiri, Grace harus menghadapi sebuah insiden tak terduga di dalam hidupnya. Dimana dia terpaksa harus terlibat dengan seorang laki-laki yang ia temui disebuah club. Saat itu dia mendapatkan dare untuk mencium seorang pria random disana. Namun sayangnya karena ciuman sialan itu mengantarkannya pada sebuah penyesalan yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pria yang ia cium itu ternyata bukan orang yang sembarangan. Dia merupakan CEO dari sebuah perusahaan besar yang sangat berpengaruh sekali. Karena pengaruhnya itulah mau tak mau Grace harus membayar mahal atas tindakan bodohnya malam itu.
Akankah Grace sanggup membayar hal tersebut?
***
HALLO GUYS IM BACK!!!
BIJAK DALAM MEMBACA YA! BANYAK MENGANDUNG UMPATAN, DAN TENTU SAJA ADEGAN YG HM-HM. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. SIAP-SIAP BAPER WKWK.
Ig : oviealkhsndi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ovie NurAisyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
***
Rea menatap sendu ke arah lift yang baru saja dimasuki oleh Atlas dan beberapa bawahannya. Sejak tiga jam yang lalu ia menunggu disini, tapi tidak membuahkan apa-apa. Padahal sejak tadi dia juga sudah memanggil-manggil Atlas. Dia ingin membicarakan soal hubungan pria itu dan juga temannya. Tapi sayangnya, jangankan diam sebentar dan mendengarkan ucapannya, melirik saja tidak. Pria itu tetap berjalan pergi. Rasanya usaha Rea beberapa hari ini untuk menemui Atlas selalu berujung sia-sia.
"Apakah tidak bisa menemui tuan Atlas begitu saja? Saya tahu saya memang belum membuat janji, tapi ini sangat penting sekali," ucap Rea pada receptionist di depannya.
"Maaf, kami tidak bisa memberikan wewenang itu jika anda belum memiliki janji. Kalau saja tadi tuan Atlas meminta anda ikut masuk, mungkin kami akan mengijinkannya. Tapi sepertinya tuan Atlas tidak mengenal anda."
Rea menghela nafasnya pelan. Susah sekali ternyata untuk menemui pria itu. Padahal dia bukan selebriti asli, meskipun kehidupan sehari-seharinya selalu tersorot media. Akhirnya Rea pun memilih pergi dari sana dan memikirkan cara lain. Tapi apa?
"Apa gue minta bantuan bokap? Kayaknya bokap bisa deh bantuin gue buat ketemu sama Atlas. Seenggaknya gue udah ketemu dulu sama dia dan jelasin kebenaran yang terjadi biar hidup Grace gak kayak sekarang. Sumpah, gue merasa bersalah banget sama itu anak," gumam Rea.
Gadis itu pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi papanya. Ia mengatakan ingin bertemu dengan papanya di kantornya. Semoga saja dengan jalan terakhir ini dia bisa bertemu dengan King Atlas.
Sementara itu dilain ruangan, tepatnya di ruangan kerja Atlas. Pria itu sudah duduk di kursi kerjanya.
"Siapa wanita tadi? Aku rasa, aku tidak pernah melihatnya," tanyanya pada Daren.
"Rea Alisya. Teman dekat nona Grace, anak dari tuan George. Rekan kerja anda," jawab Daren.
"Kenapa tadi dia memanggil nama ku dengan seheboh itu? Apa dia memiliki urusan dengan ku?"
"Sudah beberapa hari yang lalu dia datang kesini untuk menemui anda. Katanya ada hal penting yang harus ia bicarakan dengan anda, tapi receptionist tidak memberikan akses karena dia belum memiliki ijin untuk bertemu dengan anda."
"Baguslah. Paling-paling dia hanya ingin membahas soal Grace yang mencium ku di club waktu itu. Benar-benar usaha yang sia-sia, karena aku sama sekali tidak akan pernah melepaskan gadis itu," putus Atlas.
***
Grace melirik sinis ke arah Jill yang sejak tadi terus mengunyah snack. Pasalnya kunyahan gadis itu menimbulkan suara, dan hal itu tentu saja sedikit menganggu konsentrasi Grace. Ditambah, dia juga menonton film dengan volume yang cukup besar. Grace benar-benar tidak bisa jika terus menerus begini. Fokusnya terpecah dan pekerjaannya pasti akan terkendala dan sudah pasti akan memakan waktu yang lama jika begitu.
"Hahaha, bodoh. Sudah tahu dia mengkhianati mu, tapi kau malah mempercayainya," tutur Jill.
Dengan tampang tidak berdosanya, gadis itu terus saja menonton dengan seperti itu. Mengabaikan Grace yang sejak tadi sudah menatapnya dengan jengah.
"Sebenarnya apa tujuan lo datang kesini? Ingin mu ganggu kerjaan gue?" tanya Grace.
"Dih, pedean banget. Kagak lah anjir. Gue kesini diamanahkan sama beliau buat lihat lo bener apa enggak ngerjain kerjaan yang dikasih sama dia," ucap Jill.
"Makanya jangan bertingkah, kena omel kan sekarang," sambungnya.
Grace menghela nafasnya pelan lalu bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja dari ruang tv. Bukan apa-apa, kegaduhan yang dibuat gadis itu benar-benar menganggunya. Dia jadi sulit fokus. Jadi dari pada keduanya malah adu mulut, maka Grace yang mengalah disini. Dia pergi ke depan rumahnya dan duduk di kursi dengan bersama dengan laptopnya. Baru dia melanjutkan kembali pekerjaannya dengan cepat.
Berkas yang dikirim beliau kali ini memang agak susah. Grace butuh waktu untuk menyelesaikannya, apalagi materi yang ada di berkas ini sangat asing sekali diotaknya. Sebelumnya dia tidak pernah melihat materi seperti ini.
Ditengah fokusnya mengerjakan berkas yang harus ia kerjakan, ia merasa ada seseorang di depannya. Terlihat dari siluet yang muncul akibat tersorot sinar matahari. Grace pun mengadah dan melihat siapa pelakunya. King Atlas?!
"Aku kira kau benar-benar beristirahat ketika tidak masuk ke kantor. Nyatanya kau malah mengerjakan projek lain. Apa ini?" tanyanya sembari menarik satu berkas yang sedang dikerjakan oleh Grace.
Belum sempat Atlas membacanya, Grace sudah lebih dulu menarik berkas itu dan segera menutup laptopnya. Seolah dia tidak mau Atlas melihatnya. Tapi bukan Atlas namanya jika dia tidak bisa memaksa. Dia dengan cepat menarik kembali berkas itu. Namun sayangnya gadis ini malah mendorong tubuhnya sampai mundur beberapa langkah ke belakangnya.
"Ngapain kesini? Gue gak ngundang lo," ucap Grace.
Atlas menaikan alisnya heran, gadis ini berubah hanya dengan hitungan waktu singkat?
"Membawa mu bersama ku."
"Najis! Pergi lo, gue gak mau berurusan lagi sama lo. Udah cukup sama apa yang terjadi beberapa waktu ini, gue udah muak!" ucap Grace dengan nada cukup tinggi.
Bukannya pergi sendiri, Atlas justru malah menarik lengan Grace dengan paksa dan membawanya masuk ke dalam mobilnya. Grace tentu saja berontak, dia tidak mau ikut. Pukulan dan umpatan sudah ia lakukan sejak tadi, tapi pria ini sama sekali tidak mengindahkannya dan malah terus berjalan.
"LO EMANG ANJ- YA! UDAH BAGUS GUE MAU JADI PACAR PURA-PURA LO. TAPI LO MALAH SEENAKNYA!!"
"GUE GAK MAU IKUT BNGST! LEPASIN GUE!!"
Atlas tidak mengindahkan hal itu. Dia justru malah memaksa gadis ini untuk masuk ke dalam mobilnya. Bahkan ia juga sempat mendorong kuat gadis ini sampai-sampai ia terjerembab ke dalam mobil dan mengaduh kesakitan. Selain itu, Atlas juga tidak sengaja mencengkram tangan gadis ini dengan kuat. Ya salah Grace sendiri, kenapa dia tidak menurut. Atlas membawanya juga bukan karena kemauannya, tapi karena sesuatu.
Sementara Jill, dia sebenarnya sudah melihat pertikaian antara Grace dan Atlas sejak Atlas datang. Tadinya dia berniat menemui Grace diluar dan menawarkan bantuan untuk mengerjakan berkas tersebut. Tapi tiba-tiba ia melihat Atlas datang mendekat. Makanya dia mengurungkan niatnya untuk keluar dan hanya diam di dalam rumah.
Jill sebenarnya ingin membantu Grace, tapi dia tidak bisa menampakan dirinya di depan orang lain. Idenitasnya selama ini disembunyikan dan tidak ada satu pun orang yang tahu. Makanya dia hanya diam saja.
"Sorry Grace," gumamnya pelan.
Atlas bukan orang sembarangan. Jika dia muncul, maka identitas asli Grace akan terbongkar. Itu yang lebih parah. Jill juga tidak bermaksud untuk tidak menolongnya, dia hanya bingung antara datang menolong atau tidak. Keduanya sama-sama akan merugikan Grace.
tbc.
typo thor
lanjut thor makasihhh up nya kayak minum obat 1x3 tapi berasa cepet bacanya
#InYourDream 😁