NovelToon NovelToon
INTROSPEKSI

INTROSPEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjadi Pengusaha
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

Intrspeksi adalah kisah tentang Aldo dan Farin, pasangan yang telah bersama sejak SMA dan berhasil masuk universitas yang sama. Namun, hubungan mereka mulai terasa hambar karena Farin terlalu fokus pada pendidikan, membuat Aldo merasa kesepian.

Dalam pencarian kebahagiaan, Aldo berselingkuh dengan Kaira. Ketika Farin mengetahui perselingkuhan tersebut, dia melakukan introspeksi dan berusaha memperbaiki dirinya. Meskipun begitu, Farin akhirnya memilih untuk melepaskan Aldo, dan memulai hubungan baru dengan seseorang yang lebih menghargainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meninggalkan Pertanyaan

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Selanjutnya.

Kaira menelan ludah, merasa bingung dengan arah percakapan ini. Apa yang Aldo coba katakan? Ia merasa hangat dan nyaman dengan kata-kata Aldo, tetapi ada perasaan tak nyaman yang muncul bersamaan.

"Kak Aldo... apa maksudmu dengan 'orang-orang yang berarti'?" tanya Kaira dengan suara pelan, sedikit ragu.

Aldo terdiam sejenak, matanya menatap pemandangan di luar jendela. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum menoleh kembali pada Kaira, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Aku merasa, kita harus menghargai orang-orang yang selalu ada untuk kita, yang membuat hidup kita lebih baik. Dan aku rasa... kamu salah satu dari orang-orang itu untukku, Kaira."

Kata-kata itu membuat jantung Kaira berdebar lebih kencang. Apa ini berarti Aldo mulai menyukainya? Atau hanya sekedar ucapan terima kasih atas pertemanan mereka? Kaira tidak tahu harus merasa senang atau justru khawatir.

"Tapi, Kak Aldo... aku tidak mengerti," Kaira berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk bertanya lebih lanjut.

"Kamu... kamu masih dengan Kak Farin?"

Pertanyaan itu membuat Aldo terdiam. Wajahnya menegang sejenak, lalu dia menunduk, seolah sedang mempertimbangkan jawaban apa yang harus diberikan. "Iya, aku masih bersama Farin," jawabnya akhirnya, suaranya terdengar lebih berat.

Suasana di antara mereka tiba-tiba berubah menjadi tegang. Kaira merasa ada yang tidak beres. Mengapa Aldo mendekatinya seperti ini jika dia masih memiliki hubungan dengan Farin? Apakah Aldo hanya main-main dengannya?

"Tapi, Kaira...," Aldo melanjutkan setelah jeda yang panjang, "Hubunganku dengan Farin tidak sebaik yang kamu kira. Ada banyak hal yang kami coba selesaikan, tapi semakin sulit. Dan... aku tidak tahu harus bagaimana."

Kaira merasakan hatinya terhimpit oleh rasa bersalah dan kebingungan. Bagaimana dia harus menanggapi ini? Dia menyukai Aldo, itu jelas, tapi dia tidak ingin terjebak dalam situasi yang rumit ini. Apalagi jika itu melibatkan Farin, seseorang yang sudah lama bersama Aldo.

"Kak Aldo, aku... aku tidak tahu apa yang harus kukatakan," jawab Kaira dengan jujur. "Aku senang bisa dekat denganmu, tapi jika ini membuat semuanya semakin rumit... aku tidak yakin ini adalah hal yang tepat."

Aldo mengangguk pelan, memahami kekhawatiran Kaira. "Aku juga tidak ingin membuatmu merasa tidak nyaman, Kaira. Aku hanya ingin jujur tentang perasaanku... dan mungkin, ini bukan waktu yang tepat."

Kaira menunduk, memainkan ujung serbet di tangannya. "Kak Aldo, aku tidak ingin melihatmu terluka. Aku tahu bagaimana rasanya ketika segalanya menjadi rumit... dan aku tidak ingin itu terjadi padamu atau Kak Farin."

Aldo menghela napas panjang, seolah beban berat menggantung di bahunya. "Aku tahu, Kaira. Mungkin aku terlalu memaksakan diri untuk menemukan kebahagiaan di tempat yang salah. Tapi kamu... kamu membuatku merasa berbeda. Aku merasa ada harapan lagi."

Kaira tersentuh oleh kata-kata itu, tetapi dia juga tahu bahwa situasi ini jauh dari sederhana. Aldo masih terikat dengan Farin, dan apapun yang terjadi di antara mereka, Kaira tidak ingin menjadi alasan di balik keretakan itu.

"Kak Aldo, mungkin yang terbaik untuk sekarang adalah kita mengambil langkah mundur," Kaira berkata lembut namun tegas. "Aku tidak ingin kita terburu-buru dan membuat keputusan yang kita sesali. Kamu harus menyelesaikan apa yang ada di antara kamu dan Farin dulu."

Aldo menatapnya, matanya penuh dengan berbagai emosi. "Kamu benar, Kaira. Mungkin ini bukan waktu yang tepat. Aku minta maaf jika aku membuatmu merasa tidak nyaman."

Kaira menggelengkan kepala, tersenyum kecil untuk menenangkan Aldo. "Tidak apa-apa, Kak. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu."

Percakapan mereka melambat setelah itu, suasana yang sebelumnya hangat menjadi sedikit canggung. Makan malam mereka selesai dengan percakapan ringan, mencoba untuk menghindari topik berat yang baru saja dibahas.

Setelah selesai, Aldo mengantar Kaira pulang, dan mereka berpisah dengan senyuman yang meskipun hangat, menyimpan banyak hal yang tak terucapkan.

Saat Kaira masuk ke kamarnya, dia duduk di tepi tempat tidur, memeluk boneka beruang yang diberikan Aldo beberapa hari lalu. Perasaan campur aduk memenuhi benaknya. Dia suka dengan perhatian Aldo, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa Aldo masih bersama Farin.

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Kak Aldo?" bisik Kaira pada dirinya sendiri. Dia tahu, dalam 17 hari ini banyak hal bisa berubah, tapi dia tidak pernah membayangkan bahwa perasaannya terhadap Aldo akan menjadi serumit ini.

Malam itu, Kaira berusaha tidur, namun pikirannya terus berputar. Ia tidak bisa menghindari perasaan yang perlahan-lahan tumbuh, tetapi dia juga tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan Aldo dan Farin. Sementara itu, Aldo pun bergulat dengan perasaannya sendiri, bertanya-tanya apakah dia bisa membuat keputusan yang benar tanpa menyakiti orang-orang yang dia pedulikan.

Sementara itu, Farin duduk di meja belajarnya, menatap langit malam yang penuh bintang. Tugas-tugas kuliahnya menumpuk di meja, tetapi hatinya terasa tidak tenang. Ponselnya, yang biasanya ramai dengan pesan dari Aldo, kini tampak sepi. Ada yang berbeda dalam sikap Aldo akhir-akhir ini.

Sambil mengedarkan pandangannya ke langit malam, Farin teringat pada malam-malam sebelumnya, ketika Aldo selalu menemani dirinya lewat telepon saat ia mengerjakan tugas kuliah.

Flashback

Malam itu, langit tampak gelap, hanya diterangi oleh lampu meja Farin dan cahaya dari ponselnya. Farin duduk di meja belajarnya yang terletak di sudut kamar, dengan buku-buku terbuka dan kertas-kertas berserakan di sekelilingnya. Ponselnya diletakkan di sampingnya, terhubung dengan Aldo lewat telepon.

“Aldo, aku benar-benar kehabisan ide untuk tugas ini. Aku tidak tahu harus mulai dari mana,” ujar Farin dengan nada frustasi.

Di ujung telepon, Aldo terdengar penuh perhatian. “Aku tahu kamu bisa melakukannya, Farin. Meskipun aku tidak bisa membantu langsung dengan tugasmu, aku ada di sini untuk menemanimu. Aku bisa mengobrol atau sekadar mendengarkan. Bagaimana?”

Farin merasa sedikit lebih tenang dengan dukungan Aldo, meskipun dia tidak bisa memberikan bantuan teknis. “Baiklah, Aldo. Aku hanya butuh seseorang untuk diajak bicara agar tidak merasa sendirian.”

Aldo tersenyum di ujung telepon. “Tentu saja. Kita bisa ngobrol tentang hal lain jika itu membantumu merasa lebih baik. Apa yang kamu pikirkan untuk masa depan kita?”

Farin tersenyum, merasa lebih ringan. “Aku membayangkan kita lulus kuliah, memiliki pekerjaan yang stabil, dan bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama. Aku ingin kita bisa berbagi lebih banyak momen berharga bersama.”

“Aku juga berpikir seperti itu,” jawab Aldo. “Meskipun aku tidak bisa membantu tugasmu langsung, aku yakin kamu akan menyelesaikannya dengan baik. Dan aku akan selalu ada untuk mendengarkan dan mendukungmu.”

Mereka melanjutkan percakapan dengan berbagi mimpi dan rencana masa depan, meskipun Aldo hanya bisa menemani dan memberi dukungan moral. Aldo selalu membuat Farin merasa lebih baik dengan kehadirannya, meskipun tidak terlibat langsung dalam tugas-tugas kuliah Farin.

Kembali ke Saat Ini

Farin meletakkan ponselnya dan menatap ke luar jendela. Dia merenungkan betapa pentingnya dukungan Aldo di masa lalu, meskipun dia tidak selalu bisa membantu secara langsung. Kini, perasaan Farin berubah, dan ia merasa perlu berbicara langsung dengan Aldo untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi antara mereka.

1
Devliandika
keren kak,, baru mampir kesini,, salam kenal kak.. 😊🙏
saling follow boleh kak🙏😊
Devliandika: siap kak.. 🤗
Fa🍁: iya salam, ok folback ya
total 2 replies
Nayla Nazafarin
jodohnya masih abu2,
yura nanti lama2 ky kayra
RN
hmm... takutnya nanti kayra jatuh cinta sama Hans...ooohhh... tidak 🙅
Tika
Sedih y
RN
semangat babang Hans 💪💪
Fa🍁
penasaran katanya
Fa🍁
🥲
RN
dasar tidak punya malu s kayra ini 😡
Nayla Nazafarin
jelaslah kmu g bisa bikin farin kebakaran jenggot,krn dia udah persiapan sebelum mundur..
Fa🍁: betul-betul
total 1 replies
Nayla Nazafarin
Aldo2..harusnya kmu itu INTROSPEKSI DIRI!!!bukn malah nyalahin orang,siapa suruh kmu ikut tarohan!!!
Nayla Nazafarin
udahlah nobar sma Hans aj..
Nayla Nazafarin
suka gaya lo Hans..jngn kecewain aq y..
Nayla Nazafarin
ayo hans tegakkan keadilan&kebenaran!! suruh farin membuka mata&hatinya!!
Nayla Nazafarin
aq berharap pas nonton bareng farin ktemu aldo&kaira,jngn terus mnjd bodoh..farin
Nayla Nazafarin
mual sma pmikiran aldo..egois bngt
Nayla Nazafarin
lepasin aj aldo farin..untuk ap laki ky gitu di pertahanin
Nayla Nazafarin
y ampun Hans..
RN
GK sadar,, padahal dia yg mengkhianati farin kok bisa2 y nyalahin orang...hmm enaknya d apain s Aldo ini 😡
Fa🍁: Diapain ya 🤔
total 1 replies
Musri
yess....yess....yess...rasain tu aldo,mng enak sakit hati🤭🤣🤣
Fa🍁: Gak enak kata si Aldo
total 1 replies
Nur Janna
kamu akan tau sakit ya itu kehilangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!