NovelToon NovelToon
Antidote

Antidote

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: little turtle 13

"Aku akan membantumu!"

"Aku akan mengeluarkan mu dari kehidupanmu yang menyedihkan itu! Aku akan membantumu melunasi semua hutang-hutang mu!"

"Pegang tanganku, ok?"

Pada saat itu aku masih tidak tahu, jika pertemuan ku dengan pria yang mengulurkan tangan padaku akan membuatku menyesalinya berkali-kali untuk kedepannya nanti.

Aku seharusnya tidak terpengaruh, seharusnya aku tidak mengandalkan orang lain untuk melunasi hutangku.

Dia membuat ku bergantung padanya, dan secara bersamaan juga membuat ku merasa berhutang untuk setiap bantuan yang dia berikan. Sehingga aku tidak bisa pergi dari genggamannya.

Aku tahu, di dunia ini tidak ada yang gratis. Ketika kamu menerima, maka kamu harus memberi. Tapi bodohnya, aku malah memberikan hatiku. Meskipun aku tahu dia hanya bermaksud untuk menyiksa dan membalas dendam. Seharusnya aku membencinya. Bukan sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Penderitaan Yang Sesungguhnya

...WARNING⚠️...

...[Bab ini mengandung kekerasan!]...

.......

.......

.......

"Selamat pagi, Pa.."

Ucap Luna seperti pagi-pagi biasanya pada pigura yang masih tetap dalam pelukannya.

Luna bangkit dari tempat tidurnya dan duduk di tepian ranjang. Dia menatap lama pintu kamarnya. Kemudian bangkit sambil menghela napas panjang, lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu untuk mandi, dia keluar dengan setelan jeans dan hoodie putih.

"Mau kemana kamu?" tanya sosok yang berdiri di hadapan cermin.

"Hanya kamar ini yang memiliki kamar mandi dalam. Isinya juga lebih rapi dibanding yang lain," lanjutnya.

Luna tak menghiraukan, dia berjalan ke meja bedside nya. Mengambil tas dan juga ponselnya.

"Luna berangkat kerja dulu.." pamitnya tanpa menatap wanita itu sedikitpun.

Namun Merlin menghentikannya dengan cara menarik rambutnya.

"Kerja katamu?" Merlin menekan ucapannya.

"Kalau kau benar-benar bekerja, para rentenir itu tidak akan menghubungi ku!" bentak Merlin.

Luna hanya diam sambil menahan sakit di kepalanya. Merasa tak puas dengan sikap Luna, Merlin pun semakin geram. Dia menambah kekuatan ditangannya, membuat air mata mengalir begitu saja dari mata Luna. Rasanya seperti kulit kepalanya mengelupas. Sangat perih dan sakit.

"Aku benar-benar akan menjual mu kalau kau tidak bisa bekerja dengan becus dan melunasi hutang-hutang itu!" ancamnya.

"Bukankah Mama bilang Mama bekerja diluar sana? Kenapa tidak sekalian saja membayarnya? Semua itu bukan tanggung jawabku, bukan aku yang berhutang~" lirih Luna.

Plakk!

Tamparan keras mendarat tepat di pipi kiri Luna.

"Anak tidak tahu diuntung!"

Merlin masih melanjutkan aksinya dengan menjambak rambut Luna.

"Aku sudah membesarkan mu! Hal seperti ini saja kau memperhitungkan nya?!" bentak Merlin.

"Kenapa Mama melakukan ini semua padaku? Tidak tahukah Mama, aku sangat menderita.." lirih Luna.

"Aku yang lebih menderita karena melahirkan mu!" seru Merlin sambil menghempas tubuh Luna hingga dirinya menghantam meja.

Matanya yang terpejam sulit untuk terbuka. Sesuatu yang mengalir dan sedikit kental itu mengganjal diatas bulu matanya.

Dia masih tidak menyadari apa yang terjadi hingga sesuatu itu menetes di atas meja. Darah. Dia menyentuh keningnya, dan rasa perih pun dia rasakan.

"Akh~" seru Luna saat Merlin menarik kembali rambutnya.

"Jika tahu kau akan terlahir menjadi anak tak berguna, aku tidak akan pernah melahirkan mu! Kau hanya membawa petaka!"

"Sangat menderita katamu?"

"Aku akan menunjukkan padamu apa arti menderita yang sesungguhnya.."

Merlin meraih sehelai syal yang tergeletak di meja rias Luna. Lalu menarik Luna ke dalam kamar mandi.

"Ma, lepasin! Kepala Luna sakit.." rintih Luna.

Merlin menghempas putrinya itu ke sudut kamar mandi, lalu menutup matanya dengan syal.

"Mama mau apa, Ma?" ucap Luna seraya melepas penutup mata itu.

"Diam!" bentak Merlin.

"Kalo kamu berani buka, akan ku patahkan tanganmu itu!"

Setelah Merlin menutup kembali mata Luna, dia menjambak rambutnya. Lalu menekan wajah Luna ke dalam bak mandi.

"Inilah yang namanya penderitaan. Saat kamu tidak dapat melakukan apa-apa. Kalo kamu masih bisa pergi kerja, berarti kamu belum menderita!" bentak Merlin.

Luna meronta, tangannya mencoba meraih sesuatu di sekitarnya. Namun yang dia temukan hanyalah tangan Ibunya. Dan tanpa sengaja dia telah membuat goresan di sana.

"Anak sialan!" seru Merlin.

Dia melepaskan Luna. Kemudian meraih gayung yang ada di sebelahnya. Setelah Luna berhasil keluar dari air, tanpa belum sempat membuka penutup matanya, Merlin memukulinya. Memukulinya tanpa ampun dengan gayung di tangannya.

Suara jeritan menggema dalam kamar mandi. Teriakan minta ampun tak berhenti keluar dari mulut Luna.

Gayung yang masih Luna gunakan untuk mandi tadi, secepat itu telah menjadi rongsokan.

"Jangan kau pikir aku akan merasa kasihan padamu, pembawa sial!" bentak Merlin sebelum meninggalkan kamar mandi.

Isak tangisnya bersahutan dengan suara kran yang menyala. Perih dia rasakan saat air menetes ke kedua lengannya yang di penuhi luka gores akibat gayung pecah yang menyerangnya.

Dia sudah berusaha untuk melindungi wajahnya, namun tetap saja masih bercelah. Dagunya meneteskan darah segar yang tak kunjung berhenti meskipun diusapnya berkali-kali.

"Papa~" lirihnya.

1
Yuna Ara
Haai kak.. aku sudah baca dan like karya kaka..
mampir juga dong ke karya terbaruku. judulnya "Under The Sky".
ditunggu review nya kaka baik... 🤗
lil' girl: Makasih ka.. Akan ku sempatkan mampir/Smirk/
total 1 replies
anggita
ikut ng👍+☝iklan saja. semoga lancar novelnya thor.
lil' girl: Terima kasih, ka/Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!