Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.
Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?
Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33
“Deg...deg,” “deg...deg,” Ray terus berlari dan melihat wajah Charlotte yang mengucapkan maaf dan tersenyum ketika di ambang maut dengan ketakutan, tiba tiba terlintas di pikirannya wajah kakaknya di kehidupan sebelumnya yang berada di dalam kantung mayat, wajah kakak nya tersenyum sama seperti Charlotte saat ini, pikirannya langsung melayang dan tubuhnya mendadak lemas, rasa mual di perutnya muncul,
“T..tidak...ja...jangan keluar...sekarang....ptsd,” ujar Ray dalam hati.
Ray yang masih bertubuh manusia harimau berlari dengan limbung, semua nya terasa sangat lambat baginya, tiba tiba seluruhnya berhenti dan “prang,” seluruh nya runtuh, dia berada di dalam sebuah ruangan putih,
“Hei...dimana ini...dimana ini...Char....Char....Char....tolong kembalikan aku, aku harus menolong Char,” teriak Ray.
“Tlak...tlak...tlak,” terdengar suara langkah seorang wanita yang mengenakan hak tinggi di belakangnya,
“Haaah dasar anak buah nyusahin, kerjanya hanya membuat bos lo susah,” ujar seorang wanita.
Ray tertegun, dia sangat kenal dengan suara wanita itu karena hampir setiap hari dia mendengar suara wanita itu dari pagi sampai malam. Dengan wajah pucat, dia menoleh ke belakang, ketika melihat siapa wanita di belakangnya, Ray langsung jatuh terduduk dan merangkak mundur ke belakang,
“B..bos...Herawati ? kenapa ?” tanya Ray.
“Hah...gue nolongin lo tahu, akibat lo lengah, Char jadi korban, padahal harusnya tidak terjadi, payah lo,” ujar Herawati yang berdiri di depan Ray sambil menunduk bertolak pinggang dan menatap wajah Ray, namun wajahnya terlihat tersenyum.
“Kok..bos bisa di sini ?” tanya Ray bingung.
“Ga usah banyak tanya, udah sepantasnya seorang bos menolong anak buahnya kan, sekarang berdiri, cepet,” ujar Herawati.
Ray langsung berdiri, “ctak,” Herawati menjentikkan jarinya, “bluk,” tiba tiba Ray duduk di kursi, dia mengenali kursi itu dan melihat di depannya ada sebuah meja kerja lengkap dengan satu set komputer di atasnya.
“Lah...lo nyuruh gue nyari selisih bos ?” tanya Ray menoleh melihat Herawati di belakangnya.
“Ya enggak lah, oon lo, liat monitornya dong,” jawab Herawati.
Ray menoleh melihat monitornya, ternyata isinya adalah sebuah form isian seperti kalau dia sedang melamar pekerjaan secara online, namun ketika dia membacanya lebih teliti, isinya ternyata,
***************************************
Dimensional magic form :
Name : [kotak pilihan]
Function : [otomatis terisi setelah memilih]
Tutorial : [otomatis terisi setelah memilih]
Create ? [Yes] [No]
***************************************
“Ini maksudnya bikin sihir gitu bos ?” tanya Ray bingung.
“Yap, pakai sihir creation untuk membuat sihir dimension, makanya mikir pake imanjinasi dong,” jawab Herawati.
“Yeee....gimana mau mikir pake imanjinasi, tiap hari lo jejelin gue angka terus, otak kiri gue lebih aktif dari otak kanan jadinya, parah lo bos,” balas Ray.
“Protes lagi, udeh cepetan, lo mau nolongin jodoh lo kan,” ujar Herawati.
“Eh...jodoh ? emang Char jodoh gue bos ?” tanya Ray.
“Jah jadi keceplosan kan gue, lo mikir sendiri aja, lo idup udah 27 tahun ga nemu jodoh sama sekali kan di kehidupan yang lama, tuh hint nya,” jawab Herawati.
“Trus gue milih gitu bos ?” tanya Ray.
“Iya, coba aja dulu,” jawab Herawati.
Ray menggerakan mousenya, dia menekan nama sihirnya dan muncul banyak pilihan menggunakan nama yang aneh dan sulit di mengerti, namun jika kursor mouse di diamkan lama di pilihan, muncul keterangannya, akhirnya mata Ray terpaku kepada sebuah sihir bernama Rewind time, dia mencoba menekannya,
**********************************************
Dimensional magic form :
Name : [Rewind Time]
Function : Mengulang waktu paling banyak ke satu jam sebelum terjadi sebuah event.
Tutorial : Bayangkan kejadian yang sudah di alami dan bayangkan dirimu kembali ke waktu itu.
Setelah bayangan menjadi nyata teriakkan nama sihirnya sambil mengarahkan
telapak tangan ke kejadian yang mau di rewind.
Create ? [Yes] [No]
**********************************************
Tanpa ragu lagi, setelah membaca kegunaannya dan membaca cara menggunakannya, Ray langsung menekan [Yes]. Tubuhnya langsung mengeluarkan cahaya, Ray melihat kedua tangannya yang bercahaya kemudian menoleh melihat Herawati di belakangnya,
“Nah sudah kan, sekarang tergantung lo gimana pake nya, bantuan gue cukup sekian,” ujar Herawati tersenyum.
“Makasih banyak bos, tapi kok lo bisa di sini ? bantuin gue lagi ?” tanya Ray.
“Hehe rahasia, trus jangan lupa kalau nemu patung dewi di dunia sono, berdoa ya, lo bisa masuk ke sini gara gara ptsd lo, seharusnya ga perlu pake ptsd dulu kalau mau kesini kan,” ujar Herawati.
“Oh bener juga, trus ngomong ngomong ini dimana ?” tanya Ray.
“Lo bawel ye, udah sih jangan banyak tanya, cepet merem,” jawab Herawati sewot.
“Jee...buru buru amat bos, udah lama ga ketemu kan,” balas Ray.
“Lo gimana sih, misua gue bentar lagi pulang, gue masih di kantor, cepetan merem rese,” balas Herawati.
“Iye iye,” Ray memejamkan matanya, “ctak,” Herawati menjentikkan jarinya, “waaah...waah,” terdengar suara ramai di sekitarnya, Ray membuka mata, dia masih berlari mendekati Charlotte yang sedang menoleh melihat dirinya dan tersenyum dengan mulut berdarah. Ray tersenyum, dia memejamkan mata dan membayangkan kejadian sebelum Orgon membenamkan cakarnya ke tubuh Charlotte. Setelah bayangannya menjadi nyata di pikirannya, dia menaikkan tangannya,
“Rewind Time.”
Ray membuka matanya, terlihat tangan Orgon tertarik keluar, seluruh darah Charlotte masuk ke dalam mulut dan ke dalam lubang di dadanya yang kembali tertutup rapat seiring cakar Orgon keluar. Ray menambah laju larinya dan ketika tangan Orgon sudah kembali ke seperti semula, “ting,” waktu kembali berjalan, “tap,” Ray menangkap cakar Orgon, “craaas,” dia bersalto dan memutuskan lengan Orgon yang mencekik Charlotte menggunakan cakar di kaki harimau nya. Kemudian dia menangkap tubuh Charlotte dan melepaskan tangan Orgon yang terputus dari leher Charlotte.
“Aaaaaaaaaah,” Orgon berteriak kesakitan sambil mundur mengangkat dan memegang lengannya yang terputus dan mengeluarkan semburan darah segar.
Ray langsung menaruh Charlotte di lantai dan dia berbalik berdiri di depan Charlotte sambil bersiap menyerang Orgon di depannya.
“Ku..kurang ajar, aku akan mengingat ini,” teriak Orgon.
Tangannya yang masih ada terentang ke ruang kosong di sebelah nya, sebuah portal hitam berbentuk pusaran terbuka dan Orgon langsung melompat masuk ke dalam portal. Melihat pemimpinnya melarikan diri, pasukan monster dan iblis kocar kacir berlarian keluar dari mansion. Liam, Laura dan Ignesia langsung berlari menghampiri Ray dan Charlotte.
“Kalian tidak apa apa ?” tanya Liam.
“Tidak apa apa,” jawab Ray terengah engah.
“Kok...kamu bisa mendadak muncul di depan Char, gimana caranya Ray ?” tanya Laura.
“Terima kasih Ray, kamu sudah menyelamatkan aku,” ujar Char sambil memeluk Ray dari belakang.
“Kak Ray hebat, ajari Ignes caranya,” ujar Ignes sambil mengacungkan jempol.
Ray kembali berubah wujud menjadi wujud aslinya, dia berbalik dan langsung memeluk Char, tapi tiba tiba kepalanya jatuh di pundak Charlotte.
“Ray...Ray...kamu kenapa Ray ?” teriak Charlotte panik.
“Cepat baringkan dia Char,” teriak Liam.
“Aku bantu,” tambah Laura.
Charlotte dan Laura membaringkan Ray di lantai, Charlotte duduk dan meletakkan kepala Ray di pangkuan nya, Liam langsung memeriksa Ray, tapi ketika mereka melihat wajah Ray yang tertidur,
“Dia...kehabisan mana, wajahnya terlihat puas haha,” ujar Liam.
“Dia tidur....sambil tersenyum ?” tanya Laura.
“Iya...dia tersenyum, terima kasih Ray...terima kasih, aku sayang kamu,” ujar Charlotte mendekatkan wajahnya ke wajah Ray di pangkuan nya dan menempelkan keningnya ke kening Ray.
“Blugh,” Liam, Laura dan Charlotte langsung menoleh, ternyata Ignesia jatuh ke tanah berbaring terlentang di belakang mereka.
“Hehehe ngantuk, bobo dulu ya,” ujar Ignesia cuek sambil terlentang.
Liam, Laura dan Charlotte saling menoleh melihat satu sama lain, kemudian mereka tertawa bersama sama dan Charlotte terus menempelkan keningnya ke kening Ray yang tidur sambil tersenyum.