NovelToon NovelToon
Regan & Nahla

Regan & Nahla

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Teman lama bertemu kembali / Pembaca Pikiran
Popularitas:18.9k
Nilai: 5
Nama Author: Itsmeriseee

Cerita romansa mantan kekasih yang masih terhubung meski hubungan keduanya telah kandas. Akankah kebersamaan mereka sejalan atau hanya kenangan? Akankah berakhir di pernikahan atau datang sebagai tamu undangan?

Inilah cerita tentang kisah klise Regan dan Nahla. Dua manusia yang dipertemukan di bumi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsmeriseee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terpaksa

Rutinitas menjadi mahasiswa baru sangat Nahla nikmati. Mendapat teman baru dengan latar belakang budaya yang berbeda, dari berbagai penjuru pulau ataupun negara. Banyak sekali perbedaan yang membuat Nahla belajar kehidupan sebagai seorang mahasiswa.

Satu persatu tugas mulai berdatangan, Nahla akhirnya merasakan bagaimana harus menjadi mandiri tidak ada satupun orang yang menolong. Jika ingin sukses bangun tangga tanpa menjatuhkan ataupun melewati tangga orang lain.

Tiga minggu perkuliahan berjalan, sekarang Nahla berada di kamar kosnya bersama dua sahabatnya. Tidur posisi terlentang di atas ranjang dengan kaki di letakkan ke dinding. Wajah ketiganya di poles masker usai mengerjakan tugas.

"Kalian menikmati banget jadi mahasiswa baru, ya?" Tanya Ayra setelah keheningan menyelimuti ketiganya. "Kenapa gue nggak bisa enjoy seperti kalian berdua?"

"Ada masalah?" Tanya Nahla membuka matanya yang sedari tadi terpejam. Menatap langit kamar. "Sebenernya gue mau tanya sesuatu sama lo, Ra. Tapi waktunya nggak ada pas,"

"Gue tau apa yang mau lo tanyakan,"

Nahla dan Zoya memilih diam, menunggu Ayra berbicara. Karena beberapa hari terakhir ini Ayra seperti berubah. Tidak ada semangat dalam diri Ayra.

"Gue mau udahan aja," Ujar Ayra membuat Nahla dan Zoya menatap Ayra yang tidur di tengah keduanya. "Sepertinya pelarian gue percuma,"

Nahla tidak pernah melihat Ayra berbicara dengan nada bergetar, apalagi tubuh Ayra yang berusaha menutupi sesuatu.

"Gue merasa ini bukan fashion gue. Gue benci belajar, Na. Gue lebih suka kebebasan, seni, apa yang buat gue nyaman. Awalnya gue coba tapi kenapa semakin hari, gue semakin kehilangan apa yang gue mau hanya untuk membuat seseorang bangga sama gue,"

Nahla menggenggam tangan Ayra. "Ikutin apa kata hati lo. Jangan tersiksa hanya untuk membuat mereka bangga. Diri lo yang tau maunya apa,"

Ayra tersenyum bergetar.

"Gue sama Nahla dukung apapun keputusan lo kok, Ra. Karena gue lihat dunia lo bukan disini," Zoya memeluk Ayra.

Ketiganya saling berpelukkan, memberi kekuatan satu sama lain. "Kebahagiaan diri lo jauh lebih penting." Ujar Nahla tersenyum.

"Terjebak friendzone nggak enak ternyata," Kata Ayra tertawa hambar.

"Jadi ini penyebab lo menolak ribuan cowok yang dekat sama lo?" Goda Nahla. "Siapa, Ra? Gue pernah nonton YouTube lo dan lo pernah keceplosan tentang dia,"

"Gue sama dia langit sama bumi, saling berhadapan namun tidak bisa bersatu,"

"Bisa, Ra!" Seru Zoya. "Kiamat."

"Goblok Zoya!" Ayra memukul kepala Zoya kesal di sertai tawa temannya.

Seperti inilah kehidupan Nahla, setiap malam berbincang bersama kedua sahabatnya di kamar. Membicarakan hal absurd untuk menghilangkan semua beban pikiran. Semua orang punya masalahnya sendiri, baik Nahla, Ayra maupun Zoya. Namun, ketiganya mempunyai cara tersendiri untuk menyembunyikan rasa sakit.

Nahla terbangun, pukul dua dini hari. Malam ini Ayra dan Zoya tidur di kamarnya. Setelah membuang air kecil, Nahla duduk membuka laptop di ruangan yang pencahayaannya hanya dari layar laptop. Memeriksa tugas yang akan di kumpulkan hari Senin.

Mengerutkan kening, Nahla melihat handphone miliknya menyala. Satu panggilan masuk dari nomor tidak di kenal. Nahla tidak mengangkatnya, lalu layar tersebut mati berganti suara notifikasi pesan.

08219878****

P

P

Nahla?

Ini gue Alister

Nahla mengambil handphone, membuka pesan tersebut. Dari mana lelaki itu tahu tentang dirinya? Namanya dan nomornya?

08219878****

Regan udah cerita sama kita

Selowwww jangan marah

Kita bukan ember bocor

Rahasia kalian dijamin AMAN.

Baru saja Nahla ingin naik pitam. Kenapa Regan menceritakan kisah mereka pada orang lain!

08219878****

Bales dong, di read doang

Kan gratis nggak bayar

^^^Nahla^^^

^^^Mau apa?^^^

08219878****

Jemput dia tolong, beban hidup muka bumi

Nahla melihat foto tersebut tanpa berniat membalas pesan Alister.

08219878****

Dia nge racau panggil nama lo terus, pusing gue. Lihat kan? Btw, dia habis minum lima botol.

^^^Nahla^^^

^^^Sama pacarnya aja kak, gue nggak ada hubungannya sama dia^^^

08219878****

Pacarnya lagi di luar kota. Sama mantannya bisa lah

^^^Nahla^^^

^^^Nggak kak, udah malem. ^^^

08219878****

Ya udah, gue selimutin aja. Besok pindah ranjang rumah sakit 

...

...

Nahla menutup handphonenya. Tidak ingin melihat pesan dari Alister lagi. Namun, handphone miliknya terus berbunyi membuat Nahla geram.

^^^Nahla ^^^

^^^Kakak aja yang antar, kenapa harus gue?^^^

^^^Lagi pula pagar kosan udah di kunci^^^

08219878****

Sampai sini paham kan?

Berapa banyak babi yang harus gue pulangin? 🙃

08219878****

Tenang aja, hanya gue satu-satunya orang yang masih waras. Jadi nggak ada yang tau lo datang

Nahla menyisir rambutnya gelisah. Membaca pesan yang datang terus menerus dari Alister.

08219878****

Gue tau lo akan datang

Gue sharelok

Nahla duduk lama menatap pesan terakhir yang Alister kirimkan yaitu lokasi. Membuang ego berdalih kasihan, akhirnya Nahla bangkit. Memakai kardigan, mengambil topi, masker dan juga sepatu. Nahla segera memesan taxi online.

Nahla keluar melalui jalan yang pernah Ayra beritahu saat mereka pernah pulang malam dan pagar sudah terkunci.

Kota Bandung yang tidak pernah sepi meskipun tengah malam. Banyak sekali para wanita dan pria berdiri di pinggir jalan, tidak tahu apa yang mereka lakukan.

Nahla sudah duduk di kursi mobil, memberitahu kemana tujuannya. Tidak jauh, hanya sepuluh menit. Salah satu apartemen mewah di Bandung, Nahla menuju lokasi kamar yang sudah Alister kirimkan.

Tiba di satu pintu. Nahla berdiri lama sebelum akhirnya menekan bel. Butuh tiga kali sampai akhirnya pintu terbuka.

"Masuk," Kata Alister membukakan pintu.

Nahla sedikit takut, yang pertama ia lihat adalah sepatu yang berserakan di lantai dekat pintu seperti gambar yang Alister kirimkan padanya. Nahla tidak membuka sepatunya, ia pijak tanpa harus tahu harga sepatu yang mencapai ratusan juta tersebut.

Pencahayaan remang, bau minuman, rokok, kopi dan parfum yang menyengat sekali. Sangat berantakkan, sepertinya Alister baru saja mengadakan pesta. Nahla lihat bukan hanya lelaki, ada beberapa perempuan yang tertidur di lantai.

"Tuh," Alister berdiri di dinding dekat kamar mandi dengan tangan terlipat di dada. Menunjuk Regan dengan dagunya. "Yang paling nyusahin gue kalau mabuk,"

Nahla berdeham, mendekat pada Alister.

"Belum selesai?" Tanya Alister dengan alis terangkat satu.

"Em? Apa?" Nahla balik bertanya.

"Hati kalian berdua,"

"Udah. Kenapa emang?" Kali ini intonasi Nahla sangat tegas.

"Kayaknya dia belum," Alister menghembuskan napas pelan, mendekati Regan yang tidur di kamar mandi. Membuka selimut. "Lo tau, setiap mabuk dia selalu panggil nama lo. Awalnya gue nggak tau, sampai akhirnya orang itu muncul sekarang."

Alister membereskan semua barang Regan.

"Gue nggak perduli sama masalah kalian, hanya aja dia selalu mengganggu ketentraman hidup gue. Lebih baik lo sama dia duduk berdua, selesaikan apa yang belum selesai. Jangan kucing-kucingan, nggak akan pernah selesai. Mutar di sana aja lo berdua."

Nahla menerima tas kecil dari Alister yang ia yakini milik Regan.

"Lo bisa bawa mobil?"

"Nggak lancar,"

Alister mengambil handphone di saku celana. "Gue panggil supir pengganti, lo tau kan alamat Regan?"

Nahla mengangguk pelan.

"Tunggu di sini,"

Nahla menghembuskan napas pelan, melihat Regan tidak sadarkan diri. Tidak lama kemudian, Alister kembali bersama satu orang pria dewasa yaitu supir panggilan. Alister dan supir tersebut membopong Regan menuju mobil.

"Thanks, Nahla," Kata Alister sebelum Nahla pergi.

Nahla hanya duduk diam di kursi belakang, kepala Regan tidur di pangkuannya. Nahla menatap jalanan, matanya mulai tertutup tidak sanggup menahan kantuk.

Beberapa kali sempat Nahla tahan agar tidak tertidur, namun menyerah. Nahla terlelap dengan kepala menyandar ke jendela.

Regan membuka mata perlahan, melawan rasa pusing dan kantuk menguasai. Merubah posisinya menjadi duduk menarik rambutnya berharap sakit kepalanya berkurang. Regan butuh air.

"Stop sini," Regan menepuk bahu supir berhenti di depan mini market yang buka dua puluh empat jam. Regan keluar, membeli dua botol minuman dan susu untuk penetral di dalam tubuh.

Setelah keadaan membaik, Regan kembali masuk ke mobil. Kali ini posisinya berubah, kepala Nahla yang berada di pangkuan Regan.

Tiba di apartemen dan supir pergi, Regan dengan hati-hati membawa Nahla ke pelukkan. Menggendongnya menuju kamar apartemen miliknya. Menekan lift ke lantai atas.

"Regan?" Panggil seseorang ketika pintu lift terbuka di lantai satu. Masuk Carissa dengan wajah bingung, shock dan kaget. "Siapa? Bukan Aruna,"

"Jangan sentuh." Tatap tajam Regan pada Carissa yang ingin membuka topi di kepala Nahla.

"Siapa?" Pekik Carissa tertahan.

Beruntung karena Nahla memakai topi dan masker.

"Lo nggak berhak dengar jawaban gue."

"Jam empat pagi, lo bawa cewek ke apartemen lo?"

Regan tidak menjawab, mempererat pelukannya pada Nahla.

"Regan jawab pertanyaan gue."

Pintu lift terbuka, Regan keluar di ikuti Carissa yang terus mengajukan pertanyaan.

"Stop. Atau gue panggil polisi karena lo menerobos masuk apartemen orang." Ancam Regan.

Carissa mundur satu langkah lalu pintu tertutup membuat perempuan itu berteriak mencaci maki dan menendang pintu apartemen.

Regan tidak perduli, ia menuju kamarnya meletakkan Nahla penuh hati-hati agar tidak mengganggu tidur.

Regan mengganti bajunya, membasuh wajah dan mengambil segelas air putih lalu duduk di bibir ranjang menatap Nahla. Regan meletakkan gelas ke atas nakas, membuka topi dan masker Nahla lalu menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah Nahla.

Memandangi wajah yang tertidur pulas dengan dengkuran halus. Regan tersenyum tipis, merekam setiap hembusan nafas Nahla.

"Selamat istirahat." Ujar Regan mencium kepala Nahla.

1
Ninuk Vira
nah lo kenapa Aruna jangan "berubah pikiran nih, aku yang deg deggan
by
jgn aneh" Gan 😤
Jihan Shafira
Aruna kenapa siii,pasti ga terima :(
Jihan Shafira
ga sabar penasaran bangettt
widi
kenapa lagi aruna??? berubah pikiran lagi kah??
Ely Keluarga'r
thor up kapan jangan2 ceritanya bagus
Dini Indri
suka banget sama cerita ini
semangat terus mami
Ira Nurpuspa ningrum
kok lm
nurhasanah
ka update nya ga setiap hari kah?
isna wati
sengaja download aplikasi ini buat bisa baca karya ka intan😘
migel masih buat q gamon btw 🤣
isna wati
makasih dah update ka, q sengaja download aplikasi ini cuma buat baca ini😌
Itsmerise: wahhh terima kasihhhhh
total 1 replies
Erisya Ris
aq deg... deg deg an banget kenapa nahla polos banget sih thor mana ada laki uda nikah bisa nahan apalagi si buaya regan hadeeeh nahla nahla makan ati banget kayaknya dah
achi
4 syarat dari nahla apa bisa dipenuhi semua, yakin regan nggak nyari kesempatan ke nahla
Natalia Oematan
Selalu dengan ciri khas kak Rise
saranghae 🫶
Iyang Isyana
eeiitttsaa yakin nahla stlh 4th nikah bisa pisah..../Shy//Shy//Shy/
Yanti Nggando
d tnggu part selanjutnya kak 🙏😁
Wita Meidina rahmawati
terus selama msa pernikahan, regan & aruna msh pcaran??
hahaha ngadi2 si regan...
Haruka Haruka Ghaida
makasih kak udah nggk lama update nyaa,.. semangat,..
Jihan Shafira
auto salbrutt/Smile/
by
singkat padat egois wkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!