NovelToon NovelToon
Merebut Kembali Suamiku

Merebut Kembali Suamiku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik etika / Selingkuh / Romansa
Popularitas:3.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: SkySal

Lea Miranda tak pernah menyangka, di usia pernikahannya yang Ke 12 tahun, ia mendapatkan ujian yang begitu berat. Yaitu, dikhianati oleh suami dan sahabatnya sendiri, Arya Dan Chelsea.

Awalnya, Lea memutuskan untuk bercerai dan merasa tak sudi melihat suami dan sahabatnya itu ketika mengetahui perselingkuhan mereka. Namun, ia berubah pikiran ketika teringat bagaimana ia dan Arya membangun rumah tangga, dan bagaimana mereka berjuang dari nol hingga mereka berada di titik yang sekarang.

Akhirnya, kini Lea memilih merebut suaminya kembali. Ia bertekad akan kembali membuat Arya bertekuk lutut di hadapannya dan menghempaskan Chelsea dari hidup mereka.

Bisakah Lea melakukan itu?
Bagaimana caranya ia merebut kembali suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rempong, Kan?

"Lea?"

Lea langsung menoleh saat mendengar suara sang suami.

"Eh, Mas." Ia melempar senyum pada suaminya yang kini mendekatinya. "Aku diantar Farrel, soalnya mobilku mogok," kata Lea.

"Oh," sahut Arya dengan dingin. "Terima kasih sudah mengantar istri saya, Pak Farrel," ucap Arya dengan formal, padahal sebelumnya mereka tidak pernah bersikap formal seperti ini.

"Santai aja, Arya," ujar Farrel. "Ya udah, aku pulang dulu."

"Makasih banyak lho, Farrel," ucap Lea sembari tersenyum manis, bahkan ia juga melambaikan tangan pada pria itu, membuat Arya kesal.

"Kenapa kamu nggak telfon aku aja, Lea? Aku bisa jemput kamu," tukas Arya setelah Farrel pergi.

Ia mengikuti langkah Lea yang kini berjalan masuk ke dalam rumah.

"Tadi kebetulan Farrel lewat, Mas, jadi ya aku numpang aja sama dia," jawab Lea dengan enteng, dan itu membuat Arya semakin kesal, apalagi saat ia melihat wajah wanita itu tampak berbinar terang, seolah dia sedang sangat bahagia sekarang.

"Lea, kamu kenapa potong rambut?" tanya Arya kemudian. "Kamu juga dari salon, ya? Sama Farrel?" Tatapan Arya kini tidak seperti orang kesal lagi, tapi sudah seperti orang yang sangat marah.

"Nggak lah," bantah Lea dengan cepat. "Tadi aku diajak Carol, dia juga yang bayarin. Katanya mumpung lagi ada diskon, nggak enak kalau aku nolak."

"Astaga, aku repot ngurusin anak-anak seharian dan kamu perawatan ke salon?" bentak Arya.

Bukannya merasa kesal karena dibentak, Lea kini justru terkekeh.

"Mas?" Ia menatap sang suami dengan tajam. "Aku itu cuma potong rambut dan melakukan sedikit perawatan di salon, itu pun sama Carol, dan memperbaiki penampilan sebagai asisten itu sangat penting," papar Lea.

"Aku tahu kamu sibuk di rumah, dan aku hanya pergi sama Carol saat jam makan siang. Aku nggak pergi berkencan sama pria lain, seperti nonton, makan, atau beli kue sambil gandengan tangan, terus berciuman di tempat umum. Aku nggak bersenang-senang di luar sementara kamu sibuk ngurus dua anak di rumah," sindir Lea dengan tajam.

Seketika Arya terhenyak, lidahnya tiba-tiba terasa kelu dan ia tak sanggup menjawab kata-kata Lea yang langsung membuat Arya teringat pada apa yang telah ia lakukan.

Sementara itu, Chelsea diam-diam mengintip pertengkaran meraka. Chelsea tidak tahu haruskah dia senang atau tidak dengan pertengkaran itu, apalagi Arya terlihat sangat cemburu pada Farrel.

"Kalau kamu nggak sanggup jaga mereka, aku akan cari baby sitter," ucap Lea kemudian. "Aku tahu pasti nggak mudah jaga mereka, dan kamu nggak perlu ingatkan aku soal itu karena aku ibunya. Aku yang menjaga mereka berdua dari bayi sampai sekarang, aku yang tahu betapa rewelnya mereka, terutama Jihan." Lanjutnya.

"Terserah kamu kalau mau bersenang-senang di luar," tukas Arya kemudian. "Aku nggak akan larang, aku cuma nanya aja karena kamu jarang mengubah penampilan seperti ini."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Arya kembali ke dapur dengan wajah yang ditekuk. Sementara Lea hanya tersenyum miring sambil geleng-geleng kepala.

Di dapur, Chealse mencoba mencairkan suasana hati Arya seperti yang biasa ia lakukan selama ini.

"Masakanku pasti enak loh, Mas," kata Chealse. "Pakai bumbu rahasia, bumbu cinta," bisiknya.

Namun, Arya justru tiba-tiba memukul meja dengan kesal yang membuat Chelsea terkesiap. Pria itu bahkan seolah tidak mendengar apa yang Chelsea katakan, yang ada dalam benaknya saat ini hanya Lea dan Farrel.

Raut wajah Arya tampak tegang, dan sorot matanya begitu tajam mengingat apa yang Lea katakan.

...🦋...

Akibat adu mulut singkat itu, Lea dan Arya masih saling cuek bahkan sampai keesokan harinya. Mereka juga saling memunggungi saat tidur, dan Lea tidak pamitan pada Arya saat ia hendak bekerja.

Tentu saja hal itu membuat Arya semakin kesal.

Dulu, Chelsea selalu hadir sebagai peri penyemangat di saat Arya mengeluh lelah atau kesal, baik dalam pekerjaannya atau dalam masalah rumah tangganya.

Namun sekarang, sepertinya kekuatan peri Chelsea mulai berkurang.

Atau Arya merasa tidak membutuhkannya lagi?

"Mas, hari ini aku akan pulang lebih cepat lagi biar bisa bantu kamu jaga anak-anak," kata Chealse dengan senyum manis yang mengembang di bibirnya.

"Aku bisa mengurus mereka, nggak usah khawatir," ketus Arya yang saat ini mencuci piring.

"PAPA?"

Arya langsung meringis mendengar teriakan Darrel itu.

"Anak itu!" geram Arya. "Apa nggak bisa kalau nggak teriak."

"Biar aku yang mengurus Darrel," ujar Chelsea dengan cepat.

"Oke," jawab Arya pasrah, apalagi Chelsea di sana memang untuk dekat dengan anak-anaknya, kan?

Chelsea pun segera ke kamar Darrel, sementara Arya melanjutkan mencuci piringnya.

"Ada apa, Sayang?" tanya Chelsea dengan lembut, padahal Darrel sama sekali tidak suka dengan nada bicara Chealse yang menurutnya tidak tulus itu.

"Kaos kaki Darrel hilang, Tante Chill," jawab Darrel yang saat ini justru duduk santai di tepi ranjang sembari bermain gadget.

"Nggak mungkin hilang, pasti ada di lemari," kata Chelsea.

Ia segera membuka lemari Darrel. "Ini ada banyak kaos kaki, Darrel."

"Kaos kaki yang putih polos, Tante, di sana nggak ada!" seru Darrel.

Chelsea berdecak kesal, apa lagi melihat Darrel yang justru sibuk bermain game.

Ponsel Chelsea berdering, dan ia langsung menjawab panggilan yang ternyata dari atasannya itu.

"Selamat pagi, Bu," sapa Chelsea dengan ramah.

"Ke kantor sekarang juga, Chealse, ada yang salah dalam pekerjaan kamu ini!"

Chelsea langsung meringis mendengar bentakan dari atasannya itu.

"Baik, Bu, saya ... saya sudah di jalan," ucap Chealse yang terpaksa berbohong.

Setelah memutuskan sambungan panggilannya, kini Chelsea mendekati Darrel yang masih sangat fokus dengan game-nya.

"Kamu mau sekolah apa nggak, Darrel?" tanya Chelsea sembari mengambil gadget Darrel.

Sontak hal itu membuat Darrel kesal. "Sebentar lagi Darrel menang, Tante gimana sih?" teriak Darrel kesal.

Tentu saja Chelsea ikut merasa kesal karena dia diteriaki anak kecil.

"Kamu itu harus ke sekolah, dan cari kaos kaki kamu, bukannya main game!" Chealse membentak di akhir kalimat.

Ia sudah pusing mendengar bentakan dari atasannya, dan sekarang Darrel juga meneriakinya, hal itu membuat emosi Chelsea terpancing.

Darrel ingin kembali berteriak, apalagi saat ia mengingat sang ibu yang menangis karena ulah wanita itu. Namun, tiba-tiba Arya datang.

"Ada apa ini?" tanya Arya. Ia menatap Darrel yang tampak menahan amarah, juga tangis.

Mata putranya itu sudah memerah, hidungnya sudah kembang kempis.

"Kaos kakinya hilang dan dia sibuk main game." Chelsea mengadu sembari memberikan gadget Darrel pada Arya.

"Dan kamu bentak anakku?" desis Arya.

"Mas, aku nggak bentak dia!" Chelsea membantah dengan cepat. "Aku cuma kasih tahu kalau dia harus mencari kaos kakinya, bukan malah game."

"Kamu pikir aku tuli?" Arya kembali mendesis tajam. "Aku dengar kamu bentak dia, padahal aku dan Lea nggak pernah bentak dia hanya karena hal sepele seperti ini."

Chelsea tercengang, ia hanya bisa menganga dan menatap Arya dengan nanar.

"Pakai kaos kaki yang ada, Darrel!"

Arya mengambil kaos kaki dengan asal, dan ia memakaikannya pada Darrel.

"PAPA!"

"Jihan pipis!"

Kini Jihan berteriak dari bawah, dan Arya hanya bisa menghela napas berat.

"Tunggu!"

1
Mariesta Lennora
marahnya wanita berkelas emang beda...
lizah meon
ya alur cerita bagus dan bahasanya mengikut genre
lizah meon
Luar biasa
Sinyak Mak Meutuah
sejauh aku baca novel ini yg terkeren.
Hasunah Setiadi
aku bangga padamu lea, langsung hajar /Smile/
Hasunah Setiadi
lea jangan mudah percaya kalau suami selalu lembur, sebab ini ciri-2 suami selingkuh... ini aku tahu dari story yang sering aku baca /Frown/
Aluh Alvrida
Sudah pisah baru tahu..siapa pasangan terbaik...
Aluh Alvrida
Luar biasa ceritax menginspirasi..Kusuka novelx🤩😘
Aluh Alvrida
Hahaha .Kusuka ceritax dr awal smpai bab ini..berantass pelakor😄😄
Titin Nusi
Luar biasa
Yaser Levi
sdh sumpah serapah bilang mau buang suami sampahnya.eh..malah masih di pertahankan....air ludah mu terlalu manis ya lea..cih
Muslimah 123
123
Tiwi
keren
Diana diana
baru mampir , tapi udah d bikin mendidih darahku
Siti Zubaedah
Luar biasa
Yu~
pengen baca, tapi cepet nangis kalo baca yang menguras emosi😭😭
Siulin Randa
Luar biasa
Naimatul Jannati
aku suka keberanianmu lea👏
Naimatul Jannati
keren lea👍
YuWie
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!