Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Harun pergi ke ruang kerjanya, mungkin ia akan bekerja semalaman penuh karena berkas yang tadi rusak harus di serahkan besok kepada pihak investor yang mau menaruh saham di perusahaan Adiguna.
"Astaga, aku sangat mengantuk." Gumam Harun mengucek matanya yang sudah sangat lengket untuk terpejam.
Harun sempat tidur, namun sesaat kemudian ia langsung bangun dan memilih untuk melanjutkan pekerjaannya. Ia harus bisa memenangkan hati investor kali ini agar saham perusahaan nya semakin naik.
Sementara di kamar, Sandra sedang menunggu suaminya kembali. Namun jam sudah menunjukkan pukul 12 malam tapi Harun tak kunjung kembali ke kamar.
"Ini semua salahku, aku yang membuatnya sampai marah seperti ini." Monolog Sandra sambil menata bantal di sofa untuk nya tidur.
Sandra keluar dari kamar berniat untuk mencari suaminya, rumah terlihat sudah gelap karena semua orang pasti sudah tidur. Sandra melongok keluar rumah, ia melihat mobil Harun terparkir disana. Itu berarti suaminya ada dirumah.
"Aduh kenapa jadi lupa letak stopkontak sih," ucap Sandra pelan sambil mencari dimana letak stopkontak nya.
Masih berusaha mencari letak stopkontak, Sandra justru malah tersandung tangga sampai ia terjatuh. Untung saja kepalanya tidak terbentur.
"Awwww....," ringis Sandra merasakan sakit di kakinya, semoga saja kakinya tidak kembali terkilir.
Tiba tiba lampu menyala, Sandra segera melihat ke sekeliling ruangan dan menemukan Harun tengah berdiri di dekat stopkontak. Mungkin saja pria itu mendengar suara Sandra karena itu ia sampai menyalakan lampu.
"Sedang apa kau?" tanya Harun datar, menatap Sandra dengan tatapan dingin.
"Mas, aku tadi mencari mu." Jawab Sandra seraya mencoba untuk bangun namun hasilnya nihil karena kakinya terasa begitu sakit.
Harun mengerutkan keningnya melihat Sandra yang meringis, ia segera melihat arah pandang Sandra yang sedang memegangi kakinya. Seketika Harun tau apa alasan wanita itu meringis dan mengganggu kerja.
"Tak bisakah kau berhenti menggangguku? untuk apa kau mencari ku ha?" tanya Harun pelan namun terkesan tegas bagi Sandra.
"Maaf mas, aku cuma mau minta maaf. Mungkin semua ini salahku sampai kamu harus bekerja ditengah malam," jawab Sandra menundukkan kepalanya tak berani menatap Harun.
"Pergilah ke kamar mu dan jangan menggangguku. Jika bisa pergilah dari kehidupan ku," usir Harun seketika membuat hati Sandra tersayat pisau.
"Mas." Panggil Sandra menatap Harun yang justru pergi begitu saja dari hadapannya.
Pagi pagi Sandra terbangun, ia berada di ranjang padahal seingatnya semalam ia berada di sofa. Tidak, lebih tepatnya di tangga. Saat Harun membentaknya, seketika ia menangis dan tertidur disana.
"Siapa yang membawaku kesini? dimana mas Harun?" tanya Sandra pelan pada dirinya sendiri
"Lain kali jika ingin mencari perhatian keluarga, berpikirlah dahulu." Suara bariton Harun yang membuat Sandra menoleh padanya.
"Maksudnya?" tanya Sandra tidak mengerti.
"Kau pikir aku tidak tau? kau berpura pura ketiduran sampai pagi disana agar semua orang bisa melihatmu dan mengatakan jika aku suami yang kejam kan?" jelas Harun berprasangka buruk pada Sandra yang menggeleng tidak terima.
"Tidak mas, semua itu tidak benar. Aku memang ketiduran disana, aku tidak berniat mencari perhatian siapapun." Ujar Sandra mencoba menjelaskan semuanya pada Harun. Seakan sia sia, Harun tampak tak peduli dengan apa yang Sandra ucapkan.
Harun segera pergi ke kantor, sementara Sandra masih di tempatnya. Ia tidak tahu kenapa Harun harus bersikap begitu kasar padanya? apakah karena ia menjadi pengantin pengganti untuk nya dan menghancurkan semua impiannya bersama mantan kekasihnya?
"Dulu sikapmu tidak seperti ini mas, kamu sangat baik bahkan semua orang mengenalmu sebagai Harun yang baik dan ramah. Kenapa kamu jadi berubah seperti ini," lirih Sandra, ia sangat ingat dulu ketika masih menjadi art. Sikap Harun sangat baik dan ramah, tak pernah sekalipun melihat pria itu marah.
***
Harun berusaha fokus pada pekerjaan nya, sejak pernikahannya bersama Isabel batal entah mengapa semua salah dimatanya. Para karyawan kini segan untuk sekedar menyapa atasannya itu, bahkan sebagian dari mereka ada yang pernah dibentak habis habisan oleh Harun tanpa alasan pasti.
"Azka?" panggil Harun pada asisten pribadinya.
"Iya tuan," sahut Azka, pria yang sudah menemani Harun sejak ia dilantik menjadi CEO perusahaan.
"Kau sudah dapatkan apa yang aku minta?" tanya Harun dingin, tatapan matanya sangat tajam seperti elang.
"Sudah tuan, nona Isabel menjadi model ternama di paris. Bahkan menurut kabar dia sudah menikah dengan pemilik agensi yang melantik dirinya menjadi model," jawab Azka memberitahu Harun secara ringkas.
"Jadi ini alasan dia meninggalkanku," gumam Harun tersenyum kecut, tak pernah disangka sebelumnya jika 1 tahun hanya sia sia.
"Kami juga punya beberapa bukti foto pernikahan mereka tuan," ucap Azka lagi sambil menyodorkan sebuah amplop ke meja Harun.
Harun tampak ragu, ia mengambil lalu membuka amplop itu secara perlahan. Matanya seketika membulat melihat wanita yang begitu ia cintai berada di pelaminan bersama pria lain dan meninggalkan dirinya.
"Aghhhhhh." Teriak Harun melempar foto ditangannya.
"Akan ku pastikan kau menyesali ini semua Isabel," ucap Harun dengan emosi dan dendam selalu yang menjadi satu di dalam tubuhnya.
NAH KAN 😬😬
BERSAMBUNG...........
gantung ahhhh antara ana azka..
good job.../Kiss/
semangaaaaatttt
hihihi... mulai....
rasain tuh Harun...
semangat Sandra...