"Aku bosan menjadi polisi pangkat ren dahan, jadi aku memutuskan untuk menikahi Senna demi naik pangkat. Dan maaf Nana, kisah kita selesai sampai di sini."
Nana begitu hancur ketika mengetahui bahwa Darius, sang kekasih meninggalkannya dan menikahi anak komandan mereka.
"Darius, padahal kita berjuang bersama untuk masuk kedalam dunia kepolisian ini, tapi demi pangkat kau meninggalkanku."
Satu tahun kemudian
Nana menatap tak percaya pada lelaki kaya di depannya, lelaki yang tiba-tiba mengajaknya menikah. "haruskah aku terima tawarannya untuk membalas Darius?"
Ikuti kisah mereka di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertamu ayah
Tuan ...." Nana menatap Jayden dengan bingung, wanita itu tentu saja tidak percaya Jayden akan menjemputnya, karena dua hari lalu, Jayden sendiri yang mengatakan bahwa akan ada anak buahnya yang menjemput dia di rumah sakit lalu kenapa sekarang Jayden yang datang.
Jayden berdehem, entah kenapa jantung lelaki itu tiba-tiba berdetak sangat kencang ketika melihat Nana. Apalagi rambut Nana sekarang sudah pendek semakin menambah kecantikan di dalam diri wanita itu, karena kemarin Nana minta tolong pada perawat untuk memotongkan rambutnya yang sudah panjang, dan Jayden baru saja melihat potongan rambut Nana yang baru.
"Aku baru saja menemui dokterku, jadi aku sekalian menjemputmu kebetulan pekerjaanku juga sudah selesai." Jayden langsung menjawab, lelaki itu menormalkan ekspresinya sedatar mungkin. Hingga Nana mengangguk.
"Oh terima kasih Tuan. Sebentar aku akan membereskan pakaianku dulu."
Nana dengan cepat berbalik, kemudian wanita itu langsung membereskan pakaian dan barang-barang yang selama ini dia gunakan di rumah sakit.
Nana terdiam menatap tas besar di depannya, di mana tas itu berisi barang-barangnya. Yang membuat Nana bingung tidak mungkin Nana membawa ini sendiri, dan tidak mungkin juga dia meminta tolong pada Jayden untuk membawakannya.
"Kenapa?" Tanya Jayden yang tiba-tiba bertanya ketika melihat Nana melamun. Hingga Nana langsung menoleh.
"Tuan, bolehkah aku pulang naik taksi. Banyak sekali barang-barang yang harus aku bawa, nanti aku akan meminta supir taksi untuk mengambilnya kemari," ucap Nana dengan takut. Karena walaupun sikap Jayden sudah kembali seperti dulu, Nana tidak seberani itu untuk bersikap sembarangan.
"Oh, tidak usah pikirkan itu. Biar anak buahku yang membawanya sekarang kita pulang."
Nana menghela nafas lega ketika mendengar itu, wanita itu berbalik kemudian mengambil tas kecil miliknya.
***
"Apa kau ingin sesuatu sebelum kita pulang?" Tanya Jayden. Nana menggigit bibirnya, sebenarnya dia ingin membeli ponsel. Hanya saja dia tidak enak mengatakannya, Nana selama ini tidak memegang uang karena ponselnya hilang jadi dia tidak bisa mengurus akun rekeningnya, jadi dia berencana untuk meminjam uang pada Jayden.
"Tuan, bolehkah aku meminjam uang untuk membeli ponsel?" Tanya Nana dengan malu-malu.
"Ponselmu sudah ada di rumah Jadi tidak usah membeli lagi."
Mata Nana membulat ketika mendengar ucapan Jayden, senyum wanita itu begitu merekah. Dan ketika melihat Nana tersenyum, jantung lelaki itu seperti akan keluar dari rongga dadanya.
Satu minggu kemudian
Nana menatap tak percaya, wanita itu benar-benar takjub dengan dirinya sendiri. Malam ini, Nana diajak oleh Jayden untuk pergi ke pesta rekan bisnis Jayden, dan tentu saja Nana di dandani oleh orang lain, hingga Nana terlihat berubah total. wanita itu benar-benar menjelma seperti bidadari yang cantik.
"Kau sudah si ....." Jayden menghentikan ucapannya ketika melihat Nana dari pantulan cermin, lelaki itu sepertinya tersihir dengan kecantikan istrinya sendiri. Dan ketika mendengar suara Jayden, Nana menoleh. Kemudian tersenyum membuat Jayden semakin salah tingkah.
"Tuan, apa aku pantas memakai ini?" Walaupun menyadari dirinya sangat cantik memakai gaun tersebut, tapi tentu saja Nana tetap bertanya pada suaminya. Hingga Jayden tersadar, lelaki itu mengangguk dan menormalkan ekspresinya.
"Ayo kita pergi sekarang." Tangan Jayden meronta-ronta ingin mengulurkan tangannya pada nanah agar Nana menggenggam tangannya, tapi tentu saja dia gengsi hingga lelaki itu berbalik kemudian keluar mendahului Nana dan juga di ikuti Nana di belakangnya.
***
"Tidak usah terlalu gugup, lakukan saja dengan alami,"ucap Jayden ketika sampai di hotel tempat diselenggarakan acara. Nana terlihat sangat panik karena walau bagaimanapun, ini pertama kalinya dia menghadiri pesta seperti ini.
Jayden pun turun dari mobil, lelaki itu langsung membuka pintu untuk Nana, mengulurkan tangannya dan mereka pun masuk ke dalam dengan tangan Nana yang menggandeng tangan Jayden.
Ketika sudah masuk ke dalam, Nana langsung menghentikan langkahnya ketika melihat sang pemilik pesta yang sedang memberikan sambutan di podium, seketika dunia Nana menggelap. Bahkan kaki wanita itu serasa tidak berpijak pada bumi ketika melihat siapa pemilik pesta itu, siapa lagi jika bukan ayahnya.
Ayah yang dulu pernah meninggalkannya demi menikah dengan wanita lain dan tinggal di luar negeri. Begitupun dengan ibunya yang juga meninggalkannya dan lebih memilih untuk menikah dengan lelaki lain dan juga tinggal di luar negeri.
Ketika Ayah dan ibunya bercerai, mereka sama-sama berjanji akan terus menengok Nana saat itu tinggal dengan neneknya, bahkan keduanya berjanji tidak akan membiarkan dia dan neneknya hidup dengan kesusahan, tapi janji hanya tinggal janji. Nyatanya belasan tahun kedua orang tuanya tidak pernah mengirimkan uang apalagi menemuinya, dan sekarang dengan mata kepalanya sendiri Nana melihat ayahnya, yang tampak gagah walaupun usianya tidak mudah lagi pertanda selama ini ayahnya hidup dengan baik, sedangkan dia ....
"Kau baik-baik saja?"sepertinya Jayden peka ketika melihat tatapan anak yang menatap rekan bisnisnya.
"Pemilik pesta ini sepertinya ayahku." Nana berbicara dengan suara yang gemetar, terlihat jelas bahwa Sepertinya dia ingin menangis.
Tentu saja Jayden dibuat terkejut dengan ucapan Nana, karena Jayden hanya tau Nana tinggal dengan neneknya, apalagi saat itu dia tidak menyelidiki Nana secara menyeluruh.
"Kau berbohong?" Tanya Jayden, Karena dia masih belum percaya dengan ucapan Nana.
"Tidak, aku tidak berbohong. Ketika ayah dan ibuku bercerai mereka sepakat menyimpanku rumah nenek, mereka berjanji akan menengokku tapi sampai detik ini mereka tidak pernah kembali." Dengan Cepat Nana menghapus air matanya, kemudian dia tersenyum pada Jayden.
"Tidak apa-apa, lelaki itu pasti tidak akan mengenaliku apalagi sudah belasan tahun kita tidak bertemu." Walaupun hati Nana sedang hancur, tapi dia tidak ingin mempermalukan Jayden. Dan Nana berpikir ayahnya tidak akan pernah mengingatnya, apalagi ini sudah belasan tahun mereka tidak bertemu.
"Tidak usah, kita pulang saja."
Ungkapan Nana barusan berhasil mengetuk hati Jayden, hingga pada akhirnya Jayden mengajak Nana untuk pulang.
Kalian kok gapernah komen 😭😭