Seorang pendekar hebat mengalami peristiwa tragis, yang membuatnya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang bayi. Dengan ingatan masa lalu yang kuat, pendekar itu memadukan keahlian bela diri yang luar biasa dengan pengetahuan medis dan alkimia yang ia kuasai di kehidupan sebelumnya.
Dengan tekad untuk memanfaatkan kemampuannya demi kemanusiaan, pendekar ini merajut kembali jaringan yang terputus, menciptakan pil-pil tingkat tinggi yang dapat memulihkan bahkan orang-orang yang hampir mati. Dengan pil-pil ajaibnya, jiwa-jiwa yang hampir terlepas dari tubuh mereka diambang kematian, diberi kesempatan kedua untuk hidup. Kekuatan alkimia dan medisnya menjadikan pendekar ini sebagai penyelamat bagi banyak nyawa yang terancam lenyap.
Namun, dengan kekuatan besar dan tanggung jawab yang tak terelakkan, pendekar ini harus menghadapi konsekuensi moral dari tindakan-tindakannya yang mengganggu keseimbangan hidup dan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Para Alkemis Dan Rencana Perdana Mentri Xiao
Wajah semua orang yang hadir di aula seketika langsung cerah, mereka juga memikirkan, mungkinkah jika saat ini Wang Taoran akan memberikan hadiah yang sama seperti yang diberikan kepada kaisar Zhao? Bukankah sebelumnya bocah itu juga telah berhasil menyelesaikan 35% pembuatan pil tingkat tinggi untuk meningkatkan kultivasi?
Pintu aula tiba-tiba saja terbuka, beberapa orang prajurit telah berhasil mengumpulkan para alkemis yang berada di seluruh kekaisaran kemudian membawanya ke istana. Wajah mereka nampak bahagia, karena sebelum keberangkatan menuju istana telah diberitahukan terlebih dahulu, apa yang menjadi rencana Wang Taoran?
Mereka tak harus menyembunyikan kekagumannya terhadap bocah itu, apalagi selama beberapa waktu terakhir kekaisaran Zhao terus saja digegerkan dengan berbagai macam keajaiban demi keajaiban yang berasal dari lengan kecil bocah berusia 11 tahun yang bermarga Wang itu.
"Salam yang mulia," para prajurit beserta alkemis itu langsung mengucapkan salam di hadapan Kaisar Zhao, tak lupa mereka juga membungkuk sebagai tanda hormat.
"Salam kalian zhen terima, duduklah! Ada yang harus kita bicarakan saat ini," jawab Kaisar Zhao seraya mempersilahkan para alkemis itu untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan, sementara para prajurit segera keluar dari aula untuk menjalankan tugas mereka kembali.
Setelah terdiam beberapa saat, akhirnya Kaisar Zhao pun segera mengawali pembicaraan, "Zhen sengaja mengumpulkan kalian semua, karena saat ini istana kekaisaran membutuhkan bantuan dari para alkemis untuk menghasilkan pil peningkat kultivasi tingkat tinggi."
"Yang mulia..." salah seorang alkemis yang sudah berusia cukup tua tiba-tiba saja bangkit dari kursi yang didudukinya, matanya nampak berkaca-kaca. Ini adalah untuk pertama kali dia diundang ke istana kekaisaran, apalagi dirinya beserta seluruh alkemis yang berada di kekaisaran Zhao memiliki kesempatan untuk mengabdikan diri mereka pada istana.
"Hamba beserta seluruh rekan berterima kasih atas kepercayaan yang mulia, namun hingga saat ini kami masih belum memiliki kemampuan yang cukup, untuk bisa membuat pil peningkat kultivasi tingkat tinggi. Mohon yang mulia memberikan pencerahan," lanjut sang alkemis tua sambil membungkuk.
Kaisar Zhao hanya tersenyum, tak lama kemudian terlihat dia pun melirik ke arah Wang Taoran. "Mulai saat ini kalian akan berada di dalam istana dan membuat pil yang dibutuhkan untuk kebutuhan para prajurit di bawah bimbingan tuan muda Wang, zhen sangat yakin, dia pasti mampu untuk melatih kalian semua mencapai tingkat yang dibutuhkan oleh semua orang."
Mata para alkemis langsung berbinar-binar, betapa senang hati mereka saat ini mendapatkan sebuah anugerah menjadi murid dari seorang alkemis muda jenius. Ini adalah kesempatan langka yang tidak mungkin mereka lewatkan, apalagi saat ini kesempatan itu mendatangi mereka tanpa diduga-duga.
"Tentu saja yang mulia," jawab para alkemis itu sambil bangkit dari kursi yang didudukinya kemudian berjalan ke arah Wang Taoran dan segera membungkuk di hadapannya.
"Mohon bimbingannya, tuan muda."
Melihat apa yang dilakukan oleh para alkemis itu membuat Wang Taoran mau tak mau langsung berdecih, dia sangat tidak suka diperlakukan terlalu formal seperti itu, baginya siapapun itu tidak perlu membungkuk untuk memberikan hormat terhadap seorang yang seperti dirinya.
"Bangunlah... Aku bukan seorang penguasa ataupun guru, kalian tidak memiliki kewajiban untuk menghormatiku seperti itu. Mulai saat ini kita semua akan menjadi partner kerja, untuk bisa menghasilkan pil dengan kualitas tertinggi, agar seluruh prajurit istana bisa meningkatkan dan menstabilkan pondasi kultivasi mereka hingga ke tahap yang lebih tinggi lagi." jawab Wang Taoran, meskipun kata-katanya terdengar sangat datar, namun di telinga para alkemis itu bagaikan angin lembut yang bersemilir sendu hingga membuat mereka seolah melayang.
Akhirnya para alkemis itu pun segera diantarkan menuju paviliun tamu, mereka diberikan istirahat satu hari sebelum memulai proses pembuatan pil tingkat tinggi. Sementara Wang Taoran masih berada di dalam aula, tangan kecilnya segera melambai dan muncullah puluhan botol giok yang mengelilingi tubuh mungilnya.
Dengan cekatan, bocah itu pun segera menggerakkan tangan agar botol-botol itu mendekat ke arah para pembesar dan juga pejabat kekaisaran, dan langsung disambut mereka dengan penuh haru.
"Kalian bisa memulai pelatihan setelah mengkonsumsi pil tingkat tinggi itu," ucapnya seraya meninggalkan aula untuk kembali ke tempat peristirahatan.
Akhirnya Kaisar Zhao membubarkan para pembesar dan pejabat istana, dia segera menemui permaisuri dan juga putrinya. Mulai malam ini dia akan melakukan pelatihan tertutup selama 7 hari ke depan, semoga saja penyumbatan yang ada di dalam tubuhnya berhasil disingkirkan setelah nanti mengkonsumsi pil buatan Wang Taoran itu.
.
.
.
Sementara di tempat lain, tepatnya di sebuah desa yang jauh dari istana kekaisaran, 5000 orang prajurit tengah berlatih. Diantara mereka terlihat seorang pria yang berusia sekitar 72 tahun, namun karena kultivasinya telah mencapai tingkat raja, dia pun memiliki kemampuan untuk mempertahankan ketampanan dan juga keremajaan kulitnya hingga terlihat seperti berumur 45 tahun.
"Bagaimana persiapan para prajurit kita?" tanya pria itu kepada salah seorang komandan prajurit.
"Semuanya telah disiapkan, perdana menteri. Hanya tinggal menunggu perintah dari anda, para prajurit itu akan segera mengepung istana kekaisaran." jawab komandan prajurit.
"Lalu di mana orang-orang dari marga Xia itu? Mengapa mereka masih belum sampai di tempat ini?" tanya Perdana Menteri Xiao kembali.
"Sepertinya saat ini mereka telah berada di perjalanan, perdana menteri. Dalam waktu kurang dari dua hari mereka pasti sudah sampai di tempat ini dan bergabung dengan pasukan kita." jawab komandan prajurit.
"Baiklah... Jika memang seperti itu, pastikan semua persiapan kita selesai sebelum waktu pemberontakan tiba. Terus latih para prajurit, satu bulan lagi kita akan segera melengserkan Kaisar Zhao dari tahtanya dan aku akan segera menjadi kaisar yang baru," ucap Perdana Menteri Xiao dengan penuh percaya diri.
"Baik, perdana mentri." komandan prajurit itu pun kembali bergabung dengan anggotanya untuk berlatih bersama, sementara Perdana Menteri Xiao saat ini memasuki sebuah ruangan besar yang ada di salah satu paviliun di tempat itu.
'Walaupun rencanaku untuk melenyapkan Wang Zeming tidak berhasil, setidaknya saat ini aku telah memiliki 5000 orang prajurit terlatih milik istana kekaisaran. Tidak terlalu sulit untuk merebut kekuasaan dari Kaisar bodoh itu, apalagi beberapa orang bangsawan dan pejabat istana bersedia bergabung dalam rencanaku,' gumam Perdana Menteri Xiao.
Dia mulai mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang cukup mewah, kemudian mengambil sebuah gulungan kertas yang berisi peta seluruh wilayah kekaisaran. Selama 11 tahun dirinya telah merencanakan pemberontakan itu dengan sangat matang, saat ini hanya perlu menunggu waktu yang tepat untuk bisa melengserkan Kaisar Zhao kemudian menjadikan dirinya sendiri sebagai penguasa baru kekaisaran.