NovelToon NovelToon
Di Balik Cadar (Aisha)

Di Balik Cadar (Aisha)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat
Popularitas:18.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: Almaira

“Addunya kulluhaa mata', wa khoyru mata’uddunya al mar’atushshalehah”

“Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan adalah istri yang shalihah."

Kelanjutan cerita di Balik Cadar Aisha.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Almaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Senyuman

Yusuf dengan wajah dongkolnya sesekali melirik Siti dan suaminya yang sedang makan bersama di restoran hotel.

Perkataan Andre tadi juga terus terngiang-ngiang di telinganya membuatnya semakin dongkol dan kesal, apalagi ditambah oleh Andre yang terlihat sangat sengaja memperlihatkan kemesraan mereka dengan terus mengecup kening istrinya berkali-kali.

Yusuf yang tak tahan berniat untuk segera pergi dari sana walaupun dia belum menghabiskan makanannya, dia berdiri dengan masih membawa perasaan kesalnya.

Namun ternyata bukan hanya Yusuf yang terus memperhatikan sepasang suami istri itu, ada sepasang mata lain yang juga dengan diam-diam memperhatikan kemesraan Andre dan Siti.

"Mereka terlihat bahagia." Lidya dibuat kaget oleh kedatangan sahabatnya yang langsung duduk di sampingnya.

Lidya tersenyum kecut.

"Jadi itu istrinya?" tanya Nisa, sahabat Lidya.

Lidya mengangguk pelan.

Nisa menahan senyumnya.

"Aku masih bingung apa yang sebenarnya terjadi pada Andre, kenapa dia bisa menikahi wanita seperti itu."

Lidya menggelengkan kepalanya pelan sambil menarik napasnya dalam.

"Mungkinkah dia di guna-guna?"

Lidya kembali menggelengkan kepalanya sambil menahan senyum.

Nisa ikut tersenyum.

"Apa kamu tak ingin kesana dan menyapanya?" tanya Nisa tiba-tiba.

"Tidak."

"Baiklah. Tapi aku akan kesana dan menyapanya." Nisa berdiri.

Lidya langsung berdiri memegang tangan sahabatnya.

"Jangan!" Lidya menggelengkan kepalanya dengan tatapan memohon.

"Tidak apa-apa." Nisa melepaskan tangan Lidya lalu berjalan menuju meja Andre.

Lidya memperhatikan Nita terus berjalan mendekati meja Andre dengan cemas.

"Hai Andre apa kabar?" tanya Nisa dengan sok akrab sesampainya dia di depan meja Andre.

Andre yang kaget melirik sekilas, raut wajahnya berubah seketika. Terlihat tidak senang.

Nisa tanpa meminta izin langsung duduk di kursi di hadapan suami istri itu.

Hal itu tentu saja semakin membuat Andre semakin kesal. Sementara Siti terlihat tetap santai.

"Oh iya apa ini istrimu?" tanya Nisa sambil menunjuk Siti.

"Iya. Ini istriku." Andre merangkul Siti dengan sebelah tangannya.

"Ya Tuhan, ternyata benar kamu sudah menikah?" Nisa tergelak.

"Dengan wanita seperti ini pula kamu menikah? Ayolah Andre ada apa denganmu?" Nisa menunjuk Siti sambil menahan tawanya.

Andre tampak geram, namun terus berusaha untuk mengendalikan dirinya.

"Ya Tuhan. Ternyata kamu juga belum berubah," jawab Andre tiba-tiba.

Nisa langsung menghentikan tawanya.

"Masih menjadi wanita yang tak beradab dan beretika. Kapan kamu akan bertaubat?" Andre menahan tawanya.

Raut wajah Nisa berubah seketika.

Siti tersenyum.

"Jadilah wanita yang tidak cantik tapi tidak apa-apa, asal jangan miskin cara berperilaku dan beretika." Siti melihat Nisa.

"Jadilah wanita yang tidak mau ikut campur urusan orang lain, bersahaja dalam pergaulan, beretika dalam komunikasi, berakhlak mulia pada semua orang termasuk orang yang baru anda kenal sekalipun."

Nisa gelagapan.

Tak disangka Lidya menghampiri ketiganya, berdiri tepat di belakang Nisa yang masih duduk serba salah.

"Assalamualaikum. Apa kabar? Senang bertemu denganmu lagi." Siti berdiri menyapa Lidya.

Lidya tak menjawab salam Siti, malah memalingkan wajahnya.

"Akhirnya kamu kesini juga setelah dari tadi melihat kami dari kejauhan."

"Tadinya kami yang akan ke mejamu untuk menyapa. Iyakan sayang?" Siti melihat suaminya.

Andre mengangguk.

Lidya yang kaget dengan ucapan Siti juga tampak salah tingkah karena malu, dia langsung memegang tangan Nisa mengajaknya untuk segera pergi dari sana.

Nisa berdiri lalu pergi dari sana bersama Lidya yang tak mengucapkan sepatah katapun.

Andre dan Siti melihat keduanya sambil tersenyum lucu.

Keduanya kembali duduk.

"Aku berharap kita sudah berdamai dengan masa lalu masing-masing, aku dengan masa lalumu dan kamu dengan masa laluku." Andre melihat Siti.

Siti mengangguk.

"Kita memang tidak bisa saling menjadi cinta pertama, akan tetapi kita selalu bisa saling menjadi cinta terakhir."

***

Zayn sedang repot membereskan dapur, dengan sangat hati-hati dia mengumpulkan alat makan seperti piring dan gelas dari beling untuk dikumpulkannya menjadi satu.

Sangat terlihat jika Zayn melakukannya dengan sangat hati-hati sekali, tak ingin membuat Lela yang masih ada di kamarnya mengetahui apa yang sedang dia lakukan di dapur.

Zayn lalu mengeluarkan peralatan makan yang baru dibelinya dari dalam kardus. Beberapa lusin piring dan gelas dari bahan melamin yang baru saja dibelinya dia kumpulkan di wastafel lalu mencucinya dan kemudian menyusunnya dengan rapi di rak piring.

Terdengar suara pintu kamar Lela terbuka, Zayn dengan sangat terburu-buru menyelesaikan pekerjaannya.

Lela berjalan menuju dapur dan kaget melihat suaminya sedang memasukkan piring-piring beling dan gelas ke dalam kardus.

"Mau dikemanakan piring-piring ini?" tanya Lela penasaran.

Zayn tampak ragu untuk menjawab.

"Piring ini mau aku simpan."

"Kenapa disimpan?"

"Aku sudah membeli piring baru."

Lela semakin tidak mengerti. Dia lalu mendekati rak piring dan melihat jika ternyata iya suaminya sudah membeli piring baru berbahan melamin yang anti pecah.

Lela langsung terdiam. Kini dia mengerti maksud suaminya.

Suaminya bahkan rela melakukan apapun demi membuatnya nyaman dan itu membuatnya terharu. Lela menahan tangisnya.

Zayn memperhatikan istrinya yang terus berdiri mematung membelakanginya.

"Terima kasih," ucap Lela tiba-tiba masih dengan membelakangi suaminya.

"Aku yakin jika kamu adalah jawaban dari doa kedua orang tuaku. Kini selain ada sajadah untukku bersujud, ada pula bahumu untukku bersandar, sekarang selain Allah menjadi tempatku mengadu, ada juga kedua telingamu yang siap mendengar duka dan piluku, ada jemarimu yang akan menghapus isak tangisku dan ada dadamu yang akan menenangkanku."

"Terima kasih sekali lagi dan kumohon bersabarlah. Hingga saatnya tiba aku sendiri yang akan datang padamu." Lela membalikkan badannya melihat sang suami.

Zayn tersenyum.

"Sesederhana awan yang rela memburam demi turunnya hujan, tangan yang menyeka kotoran demi hadirnya kesucian, seperti itu pula aku yang rela bersabar demi hadirnya senyuman."

Keduanya tersenyum saling menatap.

1
Imam Mutakin
Luar biasa
Marlina Prasasty
di tunggu kelanjutannya
Desi Hernawati
ko aki yg salting yak..wkwkw
Desi Hernawati
weh..d dunia nyata ada gk yg kaya gtu....😭
Ummi Warni Ani
ditunggu kelanjutannya ya Thor.smoga sehat selalu dan dapat lanjut menulis ceritanya.penasaean dgn operasi siti.dan apa yg akan terjadi dgn Anita & indira.pasti lagi² Indira malu
julia sorong
ternyata...
julia sorong
Luar biasa
Siti Ss
Lepas yg baik hati
Siti Ss
hatinya berbunga bahagia
Siti Ss
leha berhati berlian
Siti Ss
hmmmm/Smirk/
Siti Ss
/Facepalm/
Siti Ss: bibik..bibik.. /Facepalm/
total 1 replies
Siti Ss
manusia berhati batu
Siti Ss
Allahuakbar Alhamdulillah
Siti Ss
Allah bayar cash
Siti Ss
Allah Maha Adil
Siti Ss
aku geram dgn si misiya
Siti Ss
mesti ula si m
Nyonya Rai
see Lela msih boleh simpan aib mu Ammar...jika dri awal kau jujur akan kelemahanmu xkan terjdi bgini..Namun yaa ujian mu juga ujian lela sdh tertulia juga kmu memang tdk berjdoh dgn lela...maka insyaf laa beralik pd Allah
Siti Ss
untung saja dlm novel klau tidak pasti aku tinju2 si miesya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!