Mila terjebak oleh keadaan. Ia terpaksa harus sabar mendengar cacian dari Angga. Angga sangat membenci Mila. Karena menurut Angga, Mila adalah wanita miskin, rendahan yang hanya ingin menikmati kekayaan keluarganya.
Mila juga sangat membenci Angga semenjak kejadian yang menimpa dirinya bersama Angga. Angga adalah satu-satunya orang yang tidak ingin Mila temui lagi di dunia ini tapi, takdir berkata lain. Dimana pun Mila berada pasti ada Angga.
Walaupun keduanya saling bermusuhan, tapi mereka tidak menyadari bahwa setiap hari mereka saling bertemu dan bersama. Kapankah benih-benih cinta akan tumbuh di hati mereka?
Baca kisah Mila dan Angga hanya di Novel toon dengan judul Menikah dengan Mr. Arogan.
Jangan lupa like dan share nya ya.... Terima kasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Mawarni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Menodai Seorang Gadis
Reina baru saja kembali dari kantornya. Ia ingin sekali melihat pekerjaan Mila. Apakah sesuai dengan apa yang ia harapkan?
Tapi, Reina sangat terkejut dengan rumahnya yang masih kotor. Ia pun mencari Mila. Namun, Mila tidak di temukan di mana-mana. Bahkan Reina mencari ke kamarnya dan kamar itu kosong. Barang-barang Mila juga tidak ada di kamar tersebut.
Kemudian, mata Reina tertuju pada sebuah benda di atas kasur. Sebuah kartu nama. Reina mengambilnya dan tentu saja ia mengenali kartu nama itu. Ia jadi teringat jika kakaknya tidak datang ke kantor hari ini. Walaupun ia mendengar suara pintu terbuka tadi pagi, Reina tetap saja curiga pada kakaknya yang mungkin seharian berada di rumah. Ia begitu mengenal kakaknya.
Reina pun berlari menuju kamar Angga. “Kak! Buka pintunya!”, teriak Reina sambil menggedor-gedor pintu kamar Angga.
“Apaan sih! Berisik banget!”, ucap Angga kesal saat membuka pintu.
“Apa ini?”, tanya Reina kesal sambil menunjukkan benda persegi yang dari tadi ia pegang.
Angga mengambil kartu itu dan memperhatikannya, “Haaah.... Masa kamu nggak tau sih? Jelas-jelas tertulis nama kakak!
“Lalu kenapa kartu nama kakak ada di kamar Mila? Apa yang kakak lakukan padanya?”, ucap Reina tegas.
Angga berpikir keras dengan apa yang di tanyakan oleh Reina. “Mila siapa?” Angga sudah mulai khawatir.
“Pembantu baru kita sekaligus teman aku. Kakak seharian di rumahkan? Nggak mungkin kakak tidak bertemu dengannya!”
“Oh, jadi wanita itu pembantu baru. Kakak telah mengusirnya. Karena dia udah gak sopan!”, jawab Angga lantang.
“What? Emangnya apa yang dia lakukan?”
“Dia masuk ke kamar kakak tanpa seizin kakak. Ya sudah sepantasnya dong kakak usir dia”.
“Dengar ya kak, aku yang bilang pada Mila jika rumah ini kosong. Jadi, wajar jika Mila masuk tanpa permisi. Mana dia tau kalau kakak ada di kamar. Kakak bisa nggak sih kurangi dikit sikap arogan kakak. Apalagi sama perempuan. Seandainya aku digituin sama pria di luar sana gimana? Gimana kalau semua yang kakak lakukan itu nimpanya ke aku? Hah!”, Reina berusaha menjelaskan dan menyadarkan Angga.
“Udah nggak usah berlebihan. Itu nggak mungkin terjadi. Nggak ada yang bisa nyakiti kamu. Kakak punya banyak anak buah yang selalu bisa menjaga kamu”, ucap Angga santai.
Brak! Angga menutup pintu kamarnya. Reina masih merasa geram pada sikap Angga yang masih terlalu santai atas masalah ini.
Lalu, Reina teringat jika ia bisa melihat kondisi Mila pada CCTV yang tersebar di beberapa titik rumahnya. Ia kembali ke ruang depan untuk mengambil laptopnya yang ia letakkan sebelumnya di sofa.
Reina langsung menghidupkan laptopnya. Dan langsung melihat rekaman CCTV. Mulai dari saat dirinya meninggalkan Mila sendirian di rumah. Ia percepat sampai Mila terlihat lagi di ruang depan membawa peralatan bersih-bersihnya. Saat itu Mila terlihat sedang memandangi sekelilingnya dan berjalan menuju lantai dua.
Reina mengalihkan pandangannya ke rekaman yang ada di lantai dua. Terlihat Mila yang masuk ke kamar Angga. Namun, tidak ada CCTV di kamar Angga. Maka, Reina hanya bisa melihat berapa lama Mila berada di kamar Angga. Reina terus mempercepat video tersebut. Dahi Reina tampak berkerut. Ia tampak bingung karena Mila tidak kunjung keluar dari kamar Angga. Reina sudah mempercepatnya maju sampai 3 jam. Lalu, Reina mempercepatnya lagi. Dan saat 5 jam berlalu di video itu, barulah Mila keluar dari kamar Angga. Dan Mila tampak berantakan dan juga terlihat sedang menangis.
Reina terus memperhatikan Mila. Ia terlihat lagi di CCTV dapur dan terus masuk ke kamarnya. Reina kembali mempercepat video itu. Lalu, tampaklah Mila keluar dari kamarnya membawa barang-barangnya dan keluar dari rumah itu begitu saja.
“Apa yang sedang kamu lihat?”, ucap Angga saat menuruni anak tangga dan melihat Reina begitu fokus melihat laptopnya.
Reina menatap tajam ke arah Angga. Wajahnya begitu penuh amarah. Angga yang melihatnya seperti itu terhadap dirinya, menjadi bingung.
“Kenapa kamu melihat kakak seperti itu?”, tanya Angga lagi.
“Apa yang telah kakak lakukan pada Mila?!”
“Dia lagi? Kenapa kamu masih aja mikirin dia? Lebih baik lupakan dan cari pembantu baru”, sahut Angga enteng.
“Apa yang telah kakak lakukan pada Mila?!”, kali ini Reina benar-benar marah. Suaranya melengking hingga keluar rumah. “Aku lihat dari rekam CCTV selama 5 jam Mila berada di kamar kakak”.
Angga sangat tahu betul bagaimana adik perempuannya itu. Ia begitu pintar dan tebakannya selalu benar. Kali ini Angga benar-benar tidak bisa menghindar dari tuduhan Reina.
“Dia yang menggodaku duluan!”, jawab Angga berbohong.
“Bohong!”, teriak Reina. “Kak, aku tau Mila itu seperti apa. Nggak mungkin dia menggoda kakak. Lagian kapan kakak tergoda oleh wanita? Satu-satunya wanita yang membuat kakak tergoda cuma Tasya. Jadi, aku tidak percaya dengan tuduhan palsu itu!”, ucap Reina langsung mematahkan ucapan Angga.
Angga sudah tidak berkutik lagi. Tentu apa yang dikatakan Reina itu semuanya benar. Kemudian, Reina mengambil Hp-nya. Ia menghadapkan layar itu ke wajah Angga.
“Ini! Berita terhangat hari ini. Pewaris Graha Grup sedang mabuk-mabukan sampai pagi. Kakak lihat ini siapa?”, Reina meninggikan suaranya lagi. “Hanya karena Tasya akan menikah dengan pria lain, kakak sampai mabuk-mabukan begini?!”
“Jaga bicaramu Reina! Kamu nggak pantas membentakku!”, ucap Angga yang sudah kesal dengan sikap Reina yang lancang kepadanya.
“Kenapa? Aku bicara kayak gini supaya kakak sadar kalau kakak salah...”
Plak! Sebuah tamparan yang kuat mengenai wajah Reina.
“Angga!”, ucap Mama Siska dan Papa Roy saat masuk ke rumah dan melihat Angga tengah menampar adiknya.
“Sudah tidak waras kamu! Ngapain kamu menampar adikmu!”, tanya Papa Roy dengan penuh amarah.
Begitu melihat Mamanya pulang, Reina langsung memeluknya dan menangis terisak-isak. Tentu saja Mama Siska khawatir dan bertanya keadaan apa yang membuat mereka bertengkar seperti itu.
"Kak Angga Ma, hiks. Dia..hiks Dia telah menodai Mila, Ma", ucap Reina begitu sedih.
Mendengar ucapan Reina, kedua orang tuanya pun sangat terkejut. Keduanya telah memasang wajah yang begitu murka pada Angga. Angga sudah tidak bisa berkutik lagi.
Plak! Dengan kuat Papa Roy menampar Angga. Bahkan sangking marahnya, Papa Roy sampai mencekik Angga.
"Anak kurang ajar! Beraninya kamu melakukan hal keji seperti itu! Sudah mencoreng nama baik keluarga dengan mabuk-mabukan. Dan sekarang kamu buat lagi kami malu dengan aksimu menodai seorang gadis! Brengsek!", cecar Papa Roy yang sudah tidak bisa membendung amarahnya lagi dan langsung meninju wajah Angga dengan sekuat-kuatnya.
***