NovelToon NovelToon
The End Of Our Love

The End Of Our Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hanna Agustiani

Dewi Eka Arshila, seorang gadis cantik yang sangat berperangai buruk.

Perangainya yang seperti ini terjadi karena ulah sang kekasih yang sudah mengkhianatinya. Ditambah pula ia yang baru kehilangan sosok ayah yang tega meninggalkan sang ibu dan juga dirinya. Suatu hari, Arshilla bertemu dengan Bima, pria tampan yang selalu memperhatikan dirinya. Berkat usaha gigih Bima dalam meraih cinta gadis pujaannya, Arshilla menerima lamaran Bima dengan setulus hati. Namun sesuatu terjadi yang membuat hati Arshilla terguncang. Kejadian apa yang membuat hati Arshilla seperti ini? Lalu bagaimana kelanjutan kehidupan Arshilla selanjutnya?
Terus ikuti The End Of Our Love.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Agustiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20

Setelah perdebatan panjang akhirnya mereka setuju jika pernikahan akan diadakan bulan depan.

Rosa sudah mempersiapkan gaun untuk putri dan menantunya, sementara Dion dan Ella mulai sibuk menyusun rencana, bersyukur sahabat Bima dan Arshilla mau membantu hingga semuanya terasa ringan

"Ya udah, Tante. Nanti urusan perlengkapan biar saya, Adi dan David yang mempersiapkan. Dan Kirana, lo bantu Ice ya!" ucap Riyan

"Oke! Dan ini daftar yang harus dibeli. Om serahkan semua ke kamu dan yang lain. Ini pakai ATM, om!" Dion menyerahkan black card pada Riyan, Riyan pun secara ragu menerimanya

"Om percaya sama kalian!" ucapnya lagi

Riyan menerima Black card itu dan mulai berangkat bersama kawan-kawannya.

"Untuk kue bisa kan lo bikin kue pernikahan?" tanya Arshilla pada Kirana

"Aku bisa kok," ucapnya

"Oke. Gue pesan ke lo nanti biar lo sama Adi yang bawa ya!" ucap Arshilla. Kirana mengangguk.

"Nah sekarang urusan dekor. Kalian mau cari sendiri apa Mama yang cari?" tawar Ella.

"Arshi terserah Mama aja," jawabnya

"Ya udah kalian mau tema yang seperti apa?" tanya Ella

"Kamu mau yang gimana deh?" tanya Arshilla pada Bima

"Tema biru dominasi gold bagus kayaknya," ucap Bima

"Ya udah pakai itu aja. Tapi aku nggak mau terlalu banyak bunga, Ma," ucap Arshilla pada Ella

"Loh kenapa?"

"Arshilla suka pusing kalau mencium bau bunga," jawab Rosa

Ella mengangguk, menantunya ini begitu unik.

"Lalu undangan?" tanya Dion

"Itu biar aku sama Arshilla aja, Pa!" ucap Bima

"Oke! Semua udah beres kan? Kalian jangan lupa nanti fitting baju ya," ucapnya

"Baik Pa,

"Di butik udah ada gaun pengantin, kalian tinggal mencobanya saja,"

"Ya udah besok kita coba, Ma!" jawab Arshilla.

Pembicaraan pagi hari yang begitu menguras tenaga dan pikiran. Bima menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.

"Wah ternyata banyak juga ya persiapan kita," ucap Bima

"Heum,"

"Kirana, nanti bantu gue ingetin nama-nama teman kampus ya. Gue suka lupa,"

"Ya Arshilla, kamu tenang aja."

Arshilla menyenderkan tubuhnya pada bahu Bima ia pun memejamkan matanya karena tiba-tiba merasakan pusing.

"Ngantuk, Yang?" tanya Bima

"Nggak, agak sedikit pusing aja,"

"Kita ke rumah sakit ya,"

"Nggak ah! Merem sebentar aja juga nanti sembuh,"

"Ya udah sini tidur!"

Arshilla membaringkan tubuhnya, kepalanya berada di paha Bima.

Kirana tersenyum melihat itu, baginya pasangan muda itu sangat serasi.

Kirana mulai mencatat nama teman-teman sekampusnya yang ia ingat, sisanya biar besok dilanjutkan

"Oh ya Bim! Fitri mau diundang nggak?" tanya Kirana pada Bima

"Nggak usah deh! Takut nanti bikin rusuh!" ucap Bima

"Oke!" Kirana mencoret nama Fitri dan kembali menulis.

"Kirana, Delon juga jangan diundang ya. Kan lo tau sendiri dia gimana sama Arshilla," ucap Bima

"Iya Bim, udah ku coret kok,"

"Wih gerak cepat juga lo!"

Kirana tertawa kecil. Tiba-tiba ponselnya berdering, Bima melihat ponsel Kirana yang nampak jadul

"Ponsel lo jadul amat!" ucap Bima

"Iya. Ini ponsel pertamaku dari hasil berjualan," Bima mengangguk

"Tuh di kamar gue ada ponsel baru yang nggak gue pake! Lo bawa aja," sahut Arshilla dengan mata yang masih terpejam

"Tapii,"

"Tapi apa?"

"Tapi aku nggak enak,"

"Elah, nggak enak gimana, dah dipakai aja!"

Kirana terharu dengan kebaikan Arshilla "Makasih banyak ya Ice!" ucap Kirana

*******

Pagi hari, disaat Arshilla sudah siap ia mendapatkan pesan dari Bima, jika ia tak bisa menjemput Arshilla karena ada urusan lain. Arshilla nampak cuek saja, lagipula ia merindukan mobilnya

"Ma, Arshilla berangkat dulu ya!" pamitnya

"Bima nggak jemput?" tanya Rosa yang sedang duduk

"Katanya ada urusan, lagipula Arshi rindu naik mobil," ucapnya

"Ya udah hati-hati!"

Arshilla menyalami Rosa dan tak lupa mencium pipi kanannya.

Sepanjang perjalanan ia merasakan gelisah, tak tau apa yang membuat merasa seperti ini

"Gue kenapa ya?" gumamnya.

Mobil memasuki parkiran, dan ia tak menemukan mobil Bima

"Tumben belum berangkat, biasanya cepet." gumamnya lagi

Riyan mendatangi Arshilla "Lo tumben bawa mobil. Bima mana?"

"Gue juga ga tau. Tadi pagi dia bilang ga bisa jemput gue katanya ada urusan,"

Riyan menganggukkan kepalanya "Ya udah kita ke kelas aja dulu, nanti juga dia kalau udah berangkat langsung ke kelas kok!"

Arshilla pun menyetujuinya dan keduanya masuk ke kelas. Lama ia menunggu namun Bima tak kunjung datang.

"Bima kemana si?" gumamnya.

Ia pun mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan singkat pada Bima

"Kamu kok belum berangkat, Yang?" tanda centang dua tanda pesan terkirim pada Bima

"Aku ada di depan kamu, Yang!" suara bariton itu ada di depannya. Arshilla mendongak dan melihat Bima sedang tersenyum ke arahnya

"Kamu habis kemana?" tanya Arshilla

Bima menaruh tasnya lalu duduk di samping Arshilla "Aku tadi ke percetakan undangan, nih kamu suka yang mana?" Bima menunjukkan foto contoh surat undangan yang ada di ponselnya

"Bagus-bagus semua, Bim!" pujinya

Bima mengusap kepala Arshilla "Nih kamu pilih aja dulu. Nanti pulang dari kampus kita ke percetakan sekalian ke butik Mama," Bima menyerahkan ponselnya pada Arshilla

"Aku ke tempat duduk dulu ya, i love you, sayang!" ucap Bima dan ia mencium kepala Arshilla.

Sorakan terdengar heboh karena adegan itu, Arshilla menundukkan kepalanya karena merasa malu.

"Buset dahh!!! Romantis banget!" teriak David

Sementara itu Delon nampak cemburu melihat semua itu, meski yang ia tau mereka sudah menikah tapi Delon masih saja mencintai Arshilla

"Andai dulu gue nggak mengkhianati dia, pasti gue yang ada di posisi itu!" gumamnya dalam hati.

Ia membuka ponselnya, melihat foto-foto kebersamaannya dengan Arshilla.

"Aku kangen sama kamu dan kenangan kita!"

Pelajaran di mulai, mereka nampak serius dengan ucapan dosen

"Nah sekian dari kelas saya. Oh yaa.. Ada surprise untuk kalian!" ucap Dosen sebelum keluar dari kelas

"Apa itu Pak?" tanya Andre

"Minggu ini kita akan studi ke puncak Bogor!"

Semuanya bersorak kegirangan, namun tidak dengan Arshilla.

"Kenapa?" tanya Kirana

"Bulan depan kan gue menikah, gue kayaknya nggak bisa ikut," ucap Arshilla

"Bisa lah, kan semua persiapan udah 80%. Kata Tante Rosa juga kamu nggak usah khawatir!"

"Ya udah nanti gue tanya Bima dulu,"

Arshilla menoleh, melihat Bima sedang asik berbincang, ia pun mendekati Bima

"Bim," panggilnya

Bima menoleh "Kenapa, sayang? Sini duduk!" Bima menepuk pahanya meminta Arshilla duduk di pangkuannya.

"Kita ikut ke puncak nggak?" tanya Arshilla saat sudah duduk di pangkuannya

"Kamu mau ikut?" tanyanya

"Aku bingung, bulan depan kita menikah,"

"Semua udah ada yang mengurusnya sayang, kalau kamu mau ikut ya udah kita ikut,"

"Ikut aja sih, Ice! Kapan lagi kan bisa jalan-jalan bareng lagi!" seru Riyan

"Iya, Ice. Ikut aja si!" timpal Adi

"Ya udah deh gue sama Bima ikut!"

Bima memeluk Arshilla, tangannya memegangi perut Arshilla yang rata

"Kamu udah tes lagi, yang?" tanya Bima berbisik

"Belum, aku lupa. Besok aja deh,"

"Ya udah. Nanti langsung kabarin aku ya hasilnya!" Arshilla mengangguk, Bima mencium bahu Arshilla.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!