"Ayah! ibu! kakak! Dimana kalian semuanya, hiks..."meraung Jeony sejadi-jadinya melihat anggota keluarga yang sudah tak bernyawa akibat kecelakaan beruntun yang menimpa keluarga pak Loey Christian.
"Kenapa tuhan? Kenapa engkau mengambil semua orang yang hamba sayang tuhan, hiks..."jeony meraung sejadi-jadinya di tempat kejadian yang dimana kondisinya pun saat ini juga tidak memungkinkan.
Ya memang benar adanya saat ini kondisi jeony pun begitu memprihatinkan. Karena kejadian naas itu yang membuat jeony mengalami patah tulang cukup parah yang membuat jeony harus menjalani serangkaian operasi estetika dan orthopedi agar dapat menyelamatkan nyawa jeony yang hanya tinggal menghitung jam.
Setelah melakukan serangkaian operasi, akhirnya nyawa jeony pun berhasil di selamatkan. Waktu terus berlalu hingga perubahan pada Jeony pun semakin terlihat jelas bahkan jeony dianggap seperti orang gila oleh warga sekitar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyajenkpankestu_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Setelah para oma mendengar jawaban sekaligus niat baik jeony, membuat pada oma yakin jeony adalah anak pungut dari keluarga yang baik. Kemudian nenek hani dan nenek oma saling tatap. Detik berikutnya, nenek hani dan oma memberikan satu permintaan agar joeny lebih tertutup sehingga tidak dipandang remeh oleh asrama di sekitar kota kecil tersebut.
"Bisakah nenek minta sesuatu kepada nak jeony"tanya oma ima yang mulai buka suara.
"Bisa nek. Saya akan lakukan secara perlahan, karena saya ingin berubah menjadi lebih baik"jawab jeony begitu mantap dan siap untuk berubah lebih islam sekaligus menjalankan amanah dari kedua orang tuanya.
"Apa kamu bisa menutup diri?"tanya kembali oma ima secara spontan.
"Menutup diri? Maksudnya nek?"jawab joeny yang tak mengerti.
"Maksud nenek menutup diri itu. Apakah kamu bisa berpakaian syar'i atau berhijab!"Tanya oma ima dengan pelan. Seketika, jeony pun kaget dan tersenyum secara bersamaan.
Sambil menghela nafas pelan serta memejamkan mata sejenak untuk memantapkan hati. Beberapa saat kemudian, jeony pun melihat oma hani dan oma ima dengan tersenyum lembut, menandakan joeny siap untuk berhijab dan berhijrah ke jalan yang lebih baik.
"Nenek ima dan nenek hani"ucap joeny dengan pelan.
"Ya nak. Apakah kamu keberatan nak"tanya nenek ima.
"Jika kamu tidak mampu, jangan dipaksakan nak!"timpal nenek hani ikut menambahkan.
"Saya sudah mantap untuk berhijab dan menutup diri nek. Karena, saya ingin menjalankan amanah dari keluarga saya"jawab jeony dengan tegas.
"Alhamdulillah syukurlah. Mulai besok kamu tinggal disini dan merubah penampilanmu ya nak"tutur nenek ima dengan lembut.
"Tapi kan saya-"Belum selesai joeny menjawab, ucapannya telah di potong terlebih dulu oleh nenek hani.
"Untuk masalah itu usah khawatir, karena nenek yang memberikan fasilitas itu bersama ustazah azka nak"timpal nenek hani ikut menambahkan pendapatnya.
"Alhamdulillah. Terima kasih nek dan semuanya sudah mengizinkan saya untuk bisa menimpa ilmu di asrama ini nek"jawab jeony sembari tersenyum tulus.
"Ya nak sama-sama. Sekalian nanti kamu ikut berobat nak"ucap nenek ima yang begitu ikhlas menolongnya.
"Wahh iya nek. Jeony nurut apa kata nenek"sahut jeony penuh semangat.
"Ya nak. Sekarang kamu ikut bunda azka untuk tempat tidurmu nak"jawab nenek hani dengan senyum ramah.
"Ya nek. Terima kasih, saya diizinkan untuk menuntut ilmu di sini nek"sahut joeny penuh rasa syukur.
"Ya nak. Jadi personil perempuan bertambah satu"sambar bunda diva malu-malu. Kemudian bunda diva pun menoleh ke arah joeny yang saat ini sedang tersenyum lebar.
"Hai nak. Perkenalkan, nama saya bunda diva sama seperti bunda azka dan anak saya bernama fiani yang sedang tersenyum"sahut bunda diva sambil menunjuk sang anak tersenyum lebar saat ini.
"Ya bunda diva. Terima kasih sudah menerima saya disini bunda"jawab joeny dengan pelan.
"Joeny!"sambar bunda azka yang memanggil jeony cukup sedikit berteriak.
"Ya bunda azka. Ony datang bunda"jawab jeony yang juga ikut berteriak. Saat itu juga, joeny meminta izin untuk menemui bunda azka saat ini yang terus memanggil namanya.
"Bunda diva. Joeny izin untuk pergi ke bunda azka bun, jika ada waktu senggang boleh saya datang ke bunda diva dan sedikit bercerita. Jeony pamit bunda"ucap jeony sambil undur diri untuk menemui bunda azka yang sudah berada di depan kamar kosong.
"Ayo saya antar kamu jo. Biar kamu tidak terjatuh. Ck, si azka memang ustadzah bar-bar"desah lelah bunda diva yang lelah melayani sikapnya.
"Sekali lagi terima kasih bunda. Jeony berhutang budi sama bunda"jawab jeony di sela perjalanan.
"Santai aja atuh neng. Nggak usah diambil hati. Ayo, bunda antar, biar cepat sampai ya"titah bunda sembari mendorong kursi roda menuju ke kamar baru.
Di lain tempat, di rumah sakit Mangusada Jakarta. Saat ini dokter gita dan para perawat lain sedang berkumpul di sebuah ruangan khusus untuk membicarakan kasus joeny hilang tanpa jejak.
"Bu dokter gita. Bagaimana jeony itu bisa di culik sedangkan jeony saja belum bisa, kok bisa main culik sembarangan. Saya nggak habis pikir bu"ucap rosita yang begitu bingung dengan masalah kasus menghilangnya jeony saat ini.
"Nah itu dia, yang sedari tadi saya pikirkan ita"jawab dokter gita sembari memijat pangkal hidung sejenak.
"Memang, apa yang bisa diambil dari jeony? Kok gue heran ya, orang cacat masih ingin di bunuh juga lho"ujar ita yang terus memikirkan jalan keluar masalah ini.
"Tapi guys, gue ngerasa masalah ini ada yang jangal. Gue prediksi ini memang sudah direncanakan dari jauh hari"timpal Julia ikut namambahkan.
"Janggal! gimana Jul! Perasaan sama aja menurut gue"sahut rosita dengan serius. Seketika, julia memutar bola mata malas melayani rosita. Yang dimana, saat ini sedang mode lemot akut.
"Lo mah di saat seperti ini mode lemot muncul njirr"kesal Julia sembari terus memikirkan jalan keluar masalah keluarga Christian.
"Lha! Gue kan ingin tahu njirr"ketus rosita sembari menjulurkan lidah didepan Julia.
"Badan sexy tapi otak lemot"celetuk abilla yang membuat rosita semakin kesal.
"Au ah. Malas gue sama kalian berdua"jawab rosita sembari melengos ke arah lain.
"Ya kan lo memang anak kecil yang cosplay jadi besar njirr"timpal Julia yang ikut bersuara meledek rosita.
"Kalian!!!"sentak rosita begitu keras.
"Sudah kalian bertiga. Jika kalian sekali lagi bertengkar, gue buang kalian ke kolam paus orca. Mau nggak?"tanya dokter gita untuk menakuti para perawat.
"Nggak dokter gita, saya takut buk"sahut rosita paling keras.
"Maka dari itu bantu saya mikir paham"titah dokter gita secara tegas.
"Ya dokter gita!"Jawab rosita yang begitu ketakutan.
"Eleh,gitu aja takut. Dasar penakut!"Skakmat Julia sembari tertawa puas.
"Lihat saja pembalasan gue. Bakal gue bikin perkedel mulut kalian"jawab rosita sembari berdecak pinggang.
"Kita semua, nggak takut sama ancaman lo rosi pembalap"sahut Julia sembari menjulurkan lidahnya. Hal itu, membuat rosita semakin benci kepada Julia.
"Dokter gita!"Ucap abilla. langsung saja, dokter gita pun melihat ke arah abilla.
"Ada apa bil. Apa lo nemu sesuatu bil?"Tanya dokter rosita.
"Saya ingin memberi usul boleh bu dokter"tanya yang begitu serius.
"Apa sebaiknya kita cek cctv terlebih dahulu. Kemudian, suruh beberapa orang suruhan untuk mencari keberadaan jeony saat ini. Setelah itu, bawa ayah dokter gita kesini untuk memberi penjelasan lebih lanjut. Bagaimana menurut kalian, apa caraku bagus atau tidak"tanya abilla sembari menatap dokter gita dengan raut wajah begitu tegas.
semangatt thorrr/Drool//Drool/