NovelToon NovelToon
INTROSPEKSI

INTROSPEKSI

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Cinta pada Pandangan Pertama / Menjadi Pengusaha
Popularitas:10k
Nilai: 5
Nama Author: Detia Fazrin

Intrspeksi adalah kisah tentang Aldo dan Farin, pasangan yang telah bersama sejak SMA dan berhasil masuk universitas yang sama. Namun, hubungan mereka mulai terasa hambar karena Farin terlalu fokus pada pendidikan, membuat Aldo merasa kesepian.

Dalam pencarian kebahagiaan, Aldo berselingkuh dengan Kaira. Ketika Farin mengetahui perselingkuhan tersebut, dia melakukan introspeksi dan berusaha memperbaiki dirinya. Meskipun begitu, Farin akhirnya memilih untuk melepaskan Aldo, dan memulai hubungan baru dengan seseorang yang lebih menghargainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Detia Fazrin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Masa Sekolah 10

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Dalam dua sisi kehidupan

Beberapa bulan telah berlalu sejak Kaira terakhir kali menatap gerbang rumah Aldo dari balik jendela mobilnya. Dia hanya menatap sejenak, merenung, sebelum akhirnya berkata kepada sopirnya.

"Kita jalan lagi, Pak." Mobil itu pun perlahan melaju, meninggalkan bayangan rumah di belakangnya.

Sementara itu, di dalam rumah Aldo, suasana jauh berbeda dari ketegangan yang dirasakan Kaira. Aldo dan Farin duduk di ruang tamu, dikelilingi oleh buku-buku, catatan, dan lembar soal. Mereka berdua sedang mengulang pelajaran dengan tekun, mempersiapkan diri untuk ujian masuk universitas yang akan menentukan masa depan mereka. Meski mata mereka lelah dan kepala mereka dipenuhi oleh rumus dan teori, keduanya tampak bahagia, saling menyemangati untuk mencapai tujuan bersama.

"Aku yakin kita bisa masuk universitas yang sama, Rin," kata Aldo dengan penuh keyakinan. "Walaupun kita nantinya ambil jurusan yang berbeda, yang penting kita tetap bersama."

Farin tersenyum lebar, menatap Aldo dengan tatapan penuh cinta. "Aku juga berharap begitu, Do. Kita sudah melalui banyak hal bersama, dan aku ingin kita terus bersama, di mana pun itu."

...***...

Hari demi hari berlalu, hingga tiba saatnya pengumuman hasil ujian masuk universitas. Aldo dan Farin berdiri berdampingan di depan layar komputer, jantung mereka berdebar kencang. Mereka saling menggenggam tangan, merasakan ketegangan dan harapan yang membara di antara mereka.

Ketika hasilnya muncul di layar, mereka terpaku sejenak, memastikan bahwa mereka tidak salah lihat. Lalu, senyum lebar meledak di wajah mereka berdua. Mereka berhasil! Keduanya diterima di universitas yang sama!

"YES! Kita berhasil, Rin!" seru Aldo, melompat kegirangan. Farin tertawa lepas, air mata kebahagiaan mengalir di pipinya. Mereka saling berpelukan erat, seolah tidak ingin melepaskan satu sama lain.

Kegembiraan itu menyebar ke seluruh rumah. Mama Aldo yang mendengar kabar baik itu langsung berlari mendekati mereka, lalu memeluk Farin dengan hangat.

"Terima kasih, Farin! Kamu membuat Aldo sangat bahagia!" katanya dengan penuh kasih.

Farin tersenyum lebar, merasa bahagia bisa berbagi momen indah ini dengan orang-orang yang dia sayangi. Setelah itu, Mama Aldo juga memeluk Aldo dan Farin bersama-sama, menunjukkan betapa dia bangga dan bahagia untuk mereka.

Namun, kebahagiaan itu sedikit terganggu oleh pikiran Farin.

"Aku harus memberi tahu ibu. Dia pasti senang mendengar kabar ini," kata Farin dengan semangat. "Aku akan pulang sekarang, Do. Aku ingin memberitahunya secara langsung."

Aldo mengangguk. "Aku akan mengantarmu, Rin. Kita harus merayakan ini bersama ibu Mega."

...***...

Mereka segera bergegas menuju rumah Farin. Sepanjang perjalanan, mereka berbicara tentang masa depan yang cerah, rencana-rencana mereka di universitas, dan semua hal yang akan mereka lakukan bersama. Farin merasa begitu bersemangat, membayangkan kebahagiaan yang akan dibagikan dengan ibunya.

Namun, ketika mereka sampai di rumah Farin, suasana berubah drastis. Farin dengan cepat memanggil ibunya, tetapi tidak ada jawaban.

"Ibu! Ibu, aku pulang! Aku punya kabar baik!" teriaknya, suaranya mulai bergetar dengan sedikit kekhawatiran.

Aldo merasakan ada yang tidak beres. Dia mengikuti Farin masuk ke dalam rumah, keduanya mulai mencari ibu Mega di seluruh ruangan. Ketika mereka mencapai kamar mandi, pemandangan yang mereka temukan membuat hati mereka terhenti.

Ibu Mega tergeletak di lantai kamar mandi, tak bergerak, dengan darah mengalir dari mulutnya. Farin menjerit, air matanya langsung mengalir deras.

"Ibu! Ibu!" teriaknya, berlari mendekati tubuh ibunya yang dingin. Aldo segera menghubungi ambulans, suaranya penuh dengan kepanikan dan kecemasan.

...***...

Mereka segera membawa ibu Mega ke rumah sakit, tetapi segalanya sudah terlambat. Dokter yang memeriksa ibu Mega kemudian memberikan kabar yang menghancurkan hati Farin—ibu Mega telah meninggal dunia karena kanker paru-paru yang sudah terlalu parah.

Farin terkejut, seolah dunia runtuh di hadapannya. Dia tidak pernah tahu bahwa ibunya mengidap kanker paru-paru. Selama ini, ibunya selalu terlihat kuat dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda sakit yang serius. Farin merasa tertampar oleh kenyataan bahwa dia tidak pernah benar-benar tahu apa yang sedang dihadapi ibunya.

"Kenapa Ibu tidak pernah memberitahuku?" bisiknya dalam keputusasaan.

"Kenapa Ibu harus menyembunyikan ini dariku?"

Ayah Farin, yang datang setelah mendengar kabar itu, terlihat sangat terpukul. Dia duduk di samping tempat tidur ibu Mega, menangis dalam diam, menyadari bahwa selama ini dia secara tidak langsung menjadi penyebab penderitaan istrinya. Tanpa disadari, ibu Mega menjadi perokok pasif karena kebiasaan merokok ayah Farin yang tidak pernah berhenti, meskipun ibu Mega sering memintanya untuk berhenti.

Rasa bersalah dan penyesalan menggerogoti hati ayah Farin. Dia tidak hanya kehilangan istri yang sangat dicintainya, tetapi juga harus menghadapi kenyataan bahwa kebiasaannya telah merenggut nyawa ibu Farin.

Hari-hari setelah kepergian ibu Mega terasa begitu berat bagi Farin. Dia merasa hampa, seolah-olah sebagian dari dirinya telah hilang. Kegembiraan yang dia rasakan saat diterima di universitas bersama Aldo kini tertutupi oleh duka yang mendalam.

Aldo dan keluarganya memberikan dukungan penuh kepada Farin selama masa-masa sulit ini. Mama Aldo sering datang mengunjungi Farin, membawakan makanan dan menemani Farin berbicara.

"Farin, kamu masih punya banyak orang yang peduli padamu. Kami semua ada di sini untukmu," kata Mama Aldo dengan lembut, berusaha memberikan penghiburan kepada Farin.

Aldo pun tidak pernah meninggalkan Farin sendirian. Dia selalu ada di sampingnya, menggenggam tangannya ketika Farin merasa terlalu berat untuk menanggung semuanya. Mereka sering berbicara tentang kenangan indah bersama ibu Mega, tentang cinta dan perhatian yang selalu dia berikan kepada Farin.

"Rin, aku tahu ini sangat berat bagimu. Tapi kamu harus kuat. Ibumu pasti ingin melihatmu bahagia dan melanjutkan hidupmu dengan baik," kata Aldo suatu hari ketika mereka duduk bersama di taman dekat rumah Farin.

Farin mengangguk pelan, menahan air matanya. "Aku tahu, Do. Tapi rasanya sulit untuk terus maju tanpa Ibu di sampingku. Aku merasa seperti kehilangan arah."

Aldo meraih tangan Farin dan menggenggamnya erat. "Kamu tidak sendirian, Rin. Aku akan selalu ada untukmu. Kita akan melalui ini bersama."

Farin merasa sedikit lega mendengar kata-kata Aldo. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian, bahwa masih ada orang-orang yang mencintainya dan peduli padanya. Dukungan dari Aldo dan keluarganya memberikan kekuatan bagi Farin untuk perlahan bangkit dari kesedihannya.

Seiring berjalannya waktu, Farin mulai menemukan cara untuk menerima kenyataan yang pahit ini. Dia menyadari bahwa meskipun ibunya telah tiada, cinta dan kenangan yang mereka bagikan akan selalu hidup di dalam hatinya. Farin mulai lebih fokus pada persiapan untuk universitas, memutuskan untuk menghormati ibunya dengan menjalani hidup yang baik dan penuh makna.

...***...

Ketika akhirnya hari pertama di universitas tiba, Farin merasa sedikit cemas, tetapi dia tahu bahwa dia tidak sendirian. Aldo ada di sampingnya, memberikan dukungan dan semangat yang selalu dia butuhkan. Mereka berdua melangkah bersama ke dunia baru yang penuh dengan tantangan, tetapi juga dengan harapan dan kemungkinan yang tak terbatas.

Di balik semua duka dan kehilangan yang dialami Farin, dia belajar untuk menghargai setiap momen dalam hidupnya, dan untuk selalu mengingat bahwa meskipun orang yang kita cintai mungkin pergi, cinta mereka akan selalu bersama kita, memberikan kekuatan untuk terus maju.

Dengan Aldo di sisinya, Farin merasa bahwa dia bisa menghadapi apa pun yang ada di depan. Bersama-sama, mereka akan melangkah ke masa depan dengan penuh keyakinan, menghargai setiap kebahagiaan dan menghadapi setiap rintangan yang mungkin datang. Dan meskipun ibu Mega tidak lagi hadir secara fisik, Farin tahu bahwa ibunya akan selalu ada di hatinya, membimbingnya dengan cinta yang tak pernah pudar.

• Farin selalu mengingat surat dari ibunya.

...Hati yang Terluka, Jiwa yang Kuat...

1
Devliandika
keren kak,, baru mampir kesini,, salam kenal kak.. 😊🙏
saling follow boleh kak🙏😊
Devliandika: siap kak.. 🤗
Fa🍁: iya salam, ok folback ya
total 2 replies
Nayla Nazafarin
jodohnya masih abu2,
yura nanti lama2 ky kayra
RN
hmm... takutnya nanti kayra jatuh cinta sama Hans...ooohhh... tidak 🙅
Tika
Sedih y
RN
semangat babang Hans 💪💪
Fa🍁
penasaran katanya
Fa🍁
🥲
RN
dasar tidak punya malu s kayra ini 😡
Nayla Nazafarin
jelaslah kmu g bisa bikin farin kebakaran jenggot,krn dia udah persiapan sebelum mundur..
Fa🍁: betul-betul
total 1 replies
Nayla Nazafarin
Aldo2..harusnya kmu itu INTROSPEKSI DIRI!!!bukn malah nyalahin orang,siapa suruh kmu ikut tarohan!!!
Nayla Nazafarin
udahlah nobar sma Hans aj..
Nayla Nazafarin
suka gaya lo Hans..jngn kecewain aq y..
Nayla Nazafarin
ayo hans tegakkan keadilan&kebenaran!! suruh farin membuka mata&hatinya!!
Nayla Nazafarin
aq berharap pas nonton bareng farin ktemu aldo&kaira,jngn terus mnjd bodoh..farin
Nayla Nazafarin
mual sma pmikiran aldo..egois bngt
Nayla Nazafarin
lepasin aj aldo farin..untuk ap laki ky gitu di pertahanin
Nayla Nazafarin
y ampun Hans..
RN
GK sadar,, padahal dia yg mengkhianati farin kok bisa2 y nyalahin orang...hmm enaknya d apain s Aldo ini 😡
Fa🍁: Diapain ya 🤔
total 1 replies
Musri
yess....yess....yess...rasain tu aldo,mng enak sakit hati🤭🤣🤣
Fa🍁: Gak enak kata si Aldo
total 1 replies
Nur Janna
kamu akan tau sakit ya itu kehilangan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!