Menjadi Suami Kilat CEO Cantik

"Edan!"

Rido mengumpat lewat gawai sampai Daris tersentak dan menelan habis ubi manis.

Daris sedang minum kopi bersama mandor di pos menunggu kedatangan Fiona.

"Jadi bukan bulan madu denganmu?"

Rido mengira mereka sudah rujuk kembali, ia sangat percaya cinta bisa mengalahkan segalanya.

Daris sampai mengirim foto tentang keberadaan dirinya di pelosok.

"Benar-benar edan!"

"Dari dulu kali kamu edan."

"Bukan aku, Felicia!"

"Wanita cantik mana ada yang edan? Yang melihatnya saja koplak!"

"Kau tahu kan Felicia lagi liburan di Venezia?"

"Kau juga tahu kan Felicia bukan siapa-siapa lagi aku? Lalu buat apa kau kasih info tidak berguna?"

"Terus siapa laki-laki yang dipeluknya?"

Rido tidak tahu bahwa di Venezia ada lelaki mirip sekali dengan dirinya.

Daris mengenal Richardo dari album pribadi Felicia.

Richardo adalah lelaki yang hampir menjadi suaminya kalau tidak selingkuh dengan Fiona.

"Kau tanya dong sama bosmu siapa lelaki itu ... kalau mau dipecat!"

"Aku yakin lelaki itu adalah dirimu. Kau malu mengakui bahwa cinta bisa mengalahkan segalanya. Fotomu yang dikirim adalah foto lama. Latar belakang foto persis kayak pendopo di rumahmu dulu."

Padahal modelnya kebetulan saja sama. Pak Kades dan ayah Daris mempunyai selera seni dengan genre sama.

Bentuk rumah pun mirip, perpaduan abad pertengahan dan modern, desain interior klasik futuristik.

Bedanya, ayah Daris penggemar fotografi.

"Believed or not, up to you," kata Daris masa bodoh. "Tidak ada untungnya bagiku."

Rido pasti sebentar lagi minta diperlihatkan keadaan di sekeliling, buat apa?

Kepercayaan Rido tidak memperbaiki keadaan.

Felicia pergi bulan madu bersama pria lain, untuk pencitraan pada klien.

"Aku minta video call."

"Bodo amat."

Daris ingin membiarkan Rido dengan ilusinya. Ia kuatir kantor temannya heboh jika bersikeras membantah.

Posisi Rido terancam.

"Sudahlah, nikmati makan siang mu, aku lagi sibuk."

"Sibuk buka pakaian?"

Daris muak meladeni, dan makin muak melihat mandor menempelkan kuping ke dekat gawai.

Daris mendorong kepala mandor untuk menjauh.

"Kepo banget jadi orang."

"I know ... I know...!"

Mandor manggut-manggut seakan paham apa yang dibicarakan.

"Kau dapat laporan dari bestie mu bahwa pacarmu selingkuh."

"Sok tahu."

"Aku heran kau bisa sangat cool. Apakah karena dokter Tiara siap menjadi pengganti?"

Mandor mengira mereka menjalin hubungan serius, sebab ia melihat dokter itu memperlakukan tamunya secara istimewa.

Padahal Tiara biasa berlaku seperti itu. Tapi Daris enggan untuk bercerita banyak.

Biarlah mandor dengan segala prasangkanya mewarnai kehidupan mereka.

Daris berkata, "Kau itu laki-laki atau ... separuh?"

"Enak saja!"

"Janganlah mengingat perempuan yang sudah melupakan kita, capek hati. Jadi lupakanlah si Neneng, cari gantinya, suster Nina misalnya."

"Si Neneng langsung dibuang kalau suster Nina mau denganku!"

"Baru misalnya saja kau sudah ingin menyakiti wanita. Nah, si Neneng sudah nyata dilamar pria bermobil. Janganlah sakit hati. Let it be."

"Ya ya, let it be, orang pelit berpipi cabi."

Padahal Daris sedang menasihati diri sendiri.

Daris ingin menghapus jejak masa lalu. Ia tidak mau kehidupannya terbelenggu oleh rasa yang pernah ada.

Felicia hanyalah sehelai daun dari ribuan daun yang melayang jatuh dari hatinya.

Daun itu gugur sebelum waktunya.

"Tamu dari mana lagi?"

Mandor bengong saat sedan mewah memasuki halaman rumah. Kaca gelap sulit untuk mengetahui siapa pengendaranya.

"Pariban dari kota. Bukan Pras, bukan Rendy. Pick up minggir.

Kemudian mandor buru-buru mengutip ucapan Daris melihat wajahnya berawan, "Lapang dada lah menerima kekalahan, let it be."

Padahal Daris berwajah mendung melihat foto-foto yang dikirim Rido.

Tampak Felicia berfoto bersama Richardo dalam keromantisan bulan madu.

Felicia seakan ingin membuktikan bahwa pria itu adalah benar-benar suaminya.

"Hai, Ris...!"

Perempuan berwajah rupawan keluar dari mobil dan bergegas menghampiri.

"Apa kabar?"

Fiona cipika cipiki. Mandor melongo sampai meraba pipinya.

Ia menunggu mendapat giliran, namun bidadari itu menganggap dirinya seolah tidak ada.

Fiona tampak heboh dengan pria yang duduk di sampingnya.

"Ganti nomor ya? Kok susah banget dihubungi?"

Pencitraan, batin Daris kecut. Sejak kebangkrutan ayahnya, Fiona kirim chat saja tidak pernah.

Fiona adalah sahabat karib di dunia nyata, mereka sangat asing di dunia maya.

Mandor melongo melihat tangan halus merangkul leher Daris. Berani sekali. Dikiranya di bioskop kali.

"Aku sudah sering ke rumah Tiara, tapi sering lupa. Aku minta share lock gak dibales."

"Nggak ada chat masuk."

"Ujungnya 08 kan?"

"88."

"Terus nomor siapa ini?"

Fiona memeriksa nomor di gawai. Ia terbelalak.

"OMG! Daris Richardo...!"

Daris meledek, "Kelihatannya belum move on."

"Jadi aku salah kirim? Pantas selama kuliah kau tidak pernah membalas chat ku!"

Daris terkejut. "Jadi dari kuliah kau salah kirim?"

"Kayaknya salah delete."

Fiona menggeser layar memeriksa nomor kontak.

"Benar salah hapus. Daris Prasetya tidak ada. Semua ini gara-gara kamu!"

"Kok jadi aku yang salah?"

"Aku mau ganti namamu dengan darling nggak boleh! Jadi ambyar deh!"

Benar-benar gadis aneh. Bagaimana Fiona sampai tidak sadar untuk sekian lama? Barangkali ia sangat mencintai Richardo sehingga nama itu melekat kuat dalam pikiran.

Fiona ingin menghapus Daris Richardo dari daftar kontak, tapi jari mengarah pada Daris Prasetya, dan baru ketahuan setelah beberapa tahun!

"Aku sampai salah delete saking bencinya nama itu."

Daris menyindir, "Jadi kau sangat benci pada Daris Prasetya?"

"Daris Richardo!"

"Nyatanya kau hapus namaku."

Fiona tampak sangat kesal. Ia menghapus nama itu dari daftar kontak.

"Kau kirim chat apa saja sama Richardo?"

"Segambreng."

"Ia pasti heran, sudah putus masih rajin chat."

"Bagusnya aku tidak bercerita tentang keadaanmu."

"Bercerita juga tidak apa, ia sudah tinggal di Venezia sejak SMA. Jadi pengaruhnya apa?"

"Daris Richardo adalah calon gagal untuk Felicia."

Daris menganggap Fiona sangat berani merebut Richardo dari Felicia.

Daris curiga kegagalan Fiona dalam dunia akting ada campur tangan Felicia.

Haters di X dan IG juga kayaknya sahabat Felicia.

"Semakin Felicia membenci diriku semakin viral namaku."

"Tapi endorse berkurang."

"Endorse lokal nihil."

Felicia masuk ke segala bidang untuk mengacaukan kehidupan seterunya.

Fiona tidak menyadari hal itu.

"Lagian sampai kepikiran untuk menyabotase perjodohan mereka."

Fiona merebut Richardo sebenarnya untuk menjaga mimpi Daris.

Felicia tidak tergantikan di hati Daris, tapi tidak diakuinya.

Kemungkinan kehilangan Felicia semakin besar dengan kebangkrutan ayahnya.

"Aku telah keliru melangkah."

"Mengakui kesalahan adalah perbuatan terpuji."

"Menjadi tidak terpuji sejak terjadi sesuatu dengan diriku."

"Apa itu?"

"Biarlah menjadi rahasiaku."

Awalnya Fiona berjuang untuk sahabatnya, kemudian kebersamaan mereka menyeretnya pada sebuah kenyataan bahwa ia berjuang untuk diri sendiri.

Namun Ricardo pergi tanpa pamit. Fiona sakit hati.

Richardo meninggalkan dirinya seperti meninggalkan lalat ijo.

"Aku sedih manakala perjuanganku sia-sia."

"Merebut calon suami orang bukan perjuangan, tapi pengkhianatan."

"Terserah kau mau bilang apa."

"Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu. Bertahun-tahun kau tidak menyadari bahwa namaku Daris Prasetya."