kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26.
"Masya Allah, Alhamdulillah sekarang kamu makin banyak berubah yah dek. Kaka bersyukur kamu bisa menikah dengan laki laki yang baik yang bisa membimbing kamu seperti Aidan,turut senang Kaka."ucap Shafa yang sudah banyak melihat perubahan dari diri Maureen.
"Makasih kak."
"ouh iya,kenapa kamu gak pernah Dateng lagi kerumah. Bunda selalu nanyain kamu loh dek."tanya Shafa.
"Maureen sibuk kak, nanti kapan kapan Maureen main kerumah."
"iya,inget yah walaupun kamu sudah mempunyai seorang suami tapi kamu masih memiliki kewajiban terhadap ayah dan bunda. Setidaknya sebulan atau seminggu sekali kerumah."nasihat Shafa di balas anggukan oleh Maureen.
Setelah selesai kelas Shafa mengajak Maureen untuk makan siang di restoran depan kampus.
Maureen pun tentunya menerima ajakan dari kakaknya,sembari menunggu Kanaya yang tadi izin ada urusan sebentar dengan ketua BBM.
Ya, sekarang ini Maureen lebih sering pulang pergi bersama dengan Kanaya. Yang kebetulan rumah Aidan dan rumah Kanaya itu searah.
"ouh iya kak,kata ayah kan dulu Kaka udah punya calon. Mana calon Kaka kenapa belum di kenalin juga, penasaran loh aku kak."ucapan Maureen mampu membuat kegiatan Shafa yang tengah menikmati makanan nya terhenti.
Shafa terdiam sembari menyimpan sendok nya.
"kapan Kaka nyusul nikah,udah gak sabar deh pengen liat Kaka nikah."tanya Maureen dengan begitu antusias.
"Bagaimana Kaka bisa nyusul kamu Maureen, sedangkan calon Kaka saja sudah menikah dengan orang lain."lirih Shafa.
degh
Sebagai seorang adik tentu Maureen merasakan sakit saat mengetahui pujaan hati kakaknya telah menikah dengan wanita lain.
"astagfirullah,kapan kak? Kaka kok gak cerita sih sama Maureen. Kok bisa kayak gitu sih kak,Kaka pasti sedih banget kan maafin Maureen, karena saat Kaka sedih Maureen gak ada di samping Kaka."
"ah sudahlah semuanya juga sudah berlalu Kaka sudah mengikhlaskan nya."ucap Shafa sembari tersenyum.
"gak bisa kayak gitu dong kak,Kaka pasti sakit hati banget kan. coba bilang sama Maureen siapa laki laki yang udah buat Kaka aku sakit hati. berani beraninya dia ngasih harapan sama Kaka tapi malah nikah dama cewek lain,cepet bilang biar aku labrak cowok nya aku tonjokin mukanya,aku juga bakal datengin ceweknya terus siram dia pakai cabe."Maureen tersulut emosi,saat mengetahui kakaknya di khianati.
Shafa tersenyum melihat tingkah Maureen. sembari menggeleng gelengkan kepalanya.
"kamu dek kamu wanita yang telah menghancurkan impian Kaka untuk menikah dengan laki laki yang Kaka cintai,kamu dek."ucap Shafa.
Degh
bagai di sambar petir siang bolong, Maureen terpaku di tempatnya mendengar ucapan dari kakaknya itu.
jantungnya berdetak lebih cepat, mata serta mulutnya terbuka,serta tubuhnya mendadak dingin.
"a-aku."ucap Maureen sembari menunjuk ke arah dirinya sendiri.
Shafa pun menganggukan kepalanya. "iya kamu."
"Kaka cinta sama mas Aidan?"tanya Maureen,kini retina matanya menyimpan air yang siap terjun.
"iya,tapi sayang kamu malah merebut Aidan dari Kaka. Kamu udah merebut kebahagiaan Kaka Maureen,laki laki yang kamu nikahi itu adalah laki laki yang Kaka cintai,kamu merebutnya dari Kaka Maureen."sentak Shafa membuat Maureen tak bisa lagi menyembunyikan air matanya.
"maaf."Maureen menundukkan kepalanya.
"hey kak kenapa bengong sih?"tanya Maureen mengibas ngibaskan tangannya di depan muka Shafa.
Shafa pun tersadar dari lamunannya, ternyata itu hanyalah halusinasi Shafa saja.
"ah iya kenapa? Maaf Kaka tadi jadi melamun"ucap Shafa.
Maureen menunjukan wajah bersalah nya. "maafkan Maureen kak,gara gara Maureen nanya kayak gitu Kaka pasti kepikiran lagi kan sama dia."ucap Maureen.
Shafa pun menggelengkan kepalanya. "enggak kok,Kaka gak kepikiran sama dia. buat apa Kaka mikirin dia,toh mungkin dia sekarang udah bahagia sama istrinya."
"enak banget dia bahagia sama pasangan nya setelah dia membuat Kaka aku yang cantik dan baik ini sakit hati,aku berdoa semoga kedua orang yang udah buat Kaka sakit hati itu merasakan apa yang Kaka rasakan. Kalau bisa mereka pisah aja,gak akan aku biarkan orang lain kenari di atas air mata kakaku."Maureen berkata seperti itu karena belum tau siapa orang yang dia maksud.
"astaghfirullah dek jangan ngomong kayak gitu heh gak baik, mungkin emang dia bukan jodohnya Kaka. Gak papa Kaka udah ikhlas kok,jangan ngomong kayak gitu takutnya nanti balik ke kita lagi doanya."Shafa tak suka mendengar ucapan Maureen itu.
Karena apa? Ya karena Maureen mendoakan rumah tangganya sendiri hancur. Jika saja Maureen mengetahui jika yang dia sumpah serapahi adalah dirinya sendiri dan rumah tangganya, mungkin saat ini juga Maureen akan langsung sholat taubat dan meminta pada tuhan agar mencabut kembali doa nya tadi.
"hehehe iya kak maaf maaf ,tapi aku kesel kak."ucap Maureen.
"udah jangan doain orang yang gak baik, takutnya nanti balik lagi ke kita. Udah dulu yah Kaka masih ada jadwal ngajar soalnya,tuh mobil Kanaya juga udah ada di depan."tunjuk Shafa pada mobil Kanaya yang baru saja terparkir di depan restoran.
"ouh iya ya udah deh kak,aku juga mau langsung pulang."
keduanya pun langsung pergi dari restoran itu.
"mau kemana kita?"tanya Kanaya setelah Maureen masuk ke dalam mobilnya.
"pulang aja deh."ucap Maureen.
Kanaya pun mengangguk lalu menjalankan mobilnya. Sepanjang jalan pastinya mereka saling mengobrol dan bercerita,tak ada tuh sejarahnya mereka pergi berdua tapi di isi dengan keheningan.
Sungguh bukan gaya Kanaya dan Maureen sekali.
"Gimana Lo udah pakai baju dinas dari gue belum? Udah di grepe grepe belum sama pak Aidan?"tanya Kanaya yang entah ada angin dari mana bisa bertanya seperti itu.
"gila aja Lo gue pake baju kurang bahan dari Lo,putus kali urat malu gue pakai baju kayak gituan di depan mas Aidan."
"lah ngapain malu orang kalian udah jadi suami istri kan,pasti kalian juga udah liat luar dan dalam keseluruhan juga."
"pikiran lo ngeres banget sumpah nay,gak yah gue aja kalau ganti baju selalu di kamar mandi atau nyuruh pak Aidan keluar dari kamar. Enak aja lu."
"hah berarti Lo belum ekhem ekhem dong sama pak Aidan?"tanya Kanaya.
"ya belum lah."
"gila Lo nay,nikah udah sebulan lebih tapi belum di apa apain sama suami Lo. Kuat iman banget tuh suami Lo."kaget Kanaya.
"ya mana gue tau,dia juga gak pernah bahas yang kayak gituan sama gue kok."
"hah yang bener lu,gila itu sih tandanya antara pak aidan gak normal atau dia udah punya cewek pemuas sendiri. Gak mungkin kan kalau dia pria normal bisa tahan tidur sama lawan jenis tanpa ngapa ngapain."ucap Kanaya.
Maureen pun tampak berpikir,benar juga apa kata Kanaya. Sebulan ini dia dan Aidan hanya tidur saking berpelukan. Paling ciuman pun hanya pipi dan dahi saja.
jika Aidan pria normal seharusnya dia sudah meminta haknya sedari dulu,ini. Jangankan meminta hak,berbicara tentang begitu saja tak pernah.
ada ruang,