ayana seorang gadis desa berniat merantau untuk memperbaiki ekonomi keluarga nya, ayana hanya tinggal berdua denga ibunya setelah ditinggal pergi sang ayahnya,
ayana bekerja di sebuah toko kue yang sangat terkenal tidak disangka dia bertemu jodohnya disana, ayana dijodohkan dan menikah dengan anak bosnya, lika liku hubungan mereka, ada masalah tetapi tetap bisa mereka hadapi bersama, sampai bahagia pun menghiasi pernikahan dan rumah tangga ayana dan dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zainul Anwar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jodohku adalah anak bosku
"Bagaimana dok keadaan ibu saya, ibu saya baik baik saja kan dok, tidak terjadi apa apa sama ibu kan dok? " Pertanyaan ayana bertubi tubi sambil menangis histeris.
"Maaf, kami sudah berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi ibu anda sudah tidak bisa tertolong lagi" Ucap dokter lalu meninggalkan ayana dan dewa.
Ayana pun terjatuh ke lantai menangis histeris, rasanya dia sudah tidak ada tenaga lagi untuk menompang badannya.
Dewa langsung mendekati ayana mencoba menenangkan dan memeluknya.
"Ibu, kenapa ibu tinggalin ayana" Suara isak ayana tak tertaham lagi.
"Ayana sudah engga punya siapa siapa lagi bu"
"Aku mau ikut sama ibu"Lanjut ayana semakin terisak.
"Ayana, kamu jangan bilang seperti itu, aku akan selalu ada disamping kamu ay" Ucap dewa berusaha terus menenangkan ayana.
"Ayo kita masuk, kita lihat ibu ay"
Dengan tenaga yang tersisa ayana segera beranjak dan berlari ke ruangan rawat ibunya, meninggalkan dewa.
Salah satu perawat memberitahu kejadian yang baru saja terjadi pada ibu ayana.
"Pak, maaf tadi saya lihat ada perawat yang gerak geriknya mencurigakan keluar dari ruangan rawat ibu tiya, kemungkinan besar semua ini terjadi karena perawat gadungan itu" Jelas salah seorang perawat.
"Bukannya saya sudah memerintahkan satu perawat untuk menjaga ibu ayana" Ucap dewa kecewa.
"Sekali lagi maaf Pak atas kelalaian kami, satpam rumah sakit sedang memeriksa CCTV-nya, semoga pelakunya segera ditemukan pak" Ucap perawat itu dengan raut wajah gelisah.
"Saya, akan tuntut kalian karena kelalaian ini" Lanjut dewa kemudian meninggalkan perawat itu dan menyusul ayana memasuki ruangan ibu ayana.
"Ibuu" Tangis ayana sambil memeluk jenazah ibunya.
Dewa memeluk punggung ayana dan mengelus nya untuk menenangkan ayana.
Kemudian tidak lama ada beberapa petugas memasuki ruangan hendak membawa jenazah ibu ayana keruangan jenazah untuk segera diurus kepulangannya menggunakan Ambulance.
"Permisi pak, saya akan membawa jenazah ibu tiya untuk segera diurus dan dipulangkan" Ucap petugas itu kepada dewa.
"Silahkan pak" Jawab dewa.
Kemudian jenazah ibu ayana segera dibawa oleh para petugas itu.
Ayana yang masih termenung disamping tempat tidur ibunya, hanya bisa meratapi kesedihannya.
Dewa pun berniat untuk mengajak ayana pulang ke kampungnya ,dan mengurus semua proses pemakaman ibu ayana.
"Ayana, ayo kita pulang? " Ajak dewa.
Ayana hanya mengangguk patuh dan mereka pun segera melangkahkan kaki keluar dari ruangan itu.
Dewa sudah sedari tadi menyuruh asisten pribadinya untuk mengurus administrasi rumah sakit dan proses pemulangan ibu ayana.
Dewa mengajak ayana untuk menaiki mobilnya yang sudah ada diparkiran rumah sakit itu, dan berencana mengawal ambulance yang membawa ibu ayana dari belakang .
"Ayo masuk ay" Perintah dewa sambil membuka pintu mobil.
"Mas, aku ingin menemani ibu"
"Aku mau ikut naik ambulance saja mas" Jawab ayana yang kemudian meninggalkan dewa menuju mobil ambulance itu.
"Ayana" Panggil dewa sambil mengejar ayana.
Dewa segera menggapai tangan ayana.
"Ay,aku akan temani kamu oke" Ucap dewa sambil lanjut melangkahkan kakinya menggandeng tangan ayana.
Ayana dan dewa pun menaiki mobil ambulance yang akan membawa mereka kekampung halaman ayana.
Selama diperjalanan ayana terdiam tidak banyak bicara, matanya yang sudah mulai sembab karena menangis sudah terlalu lama, wajahnya sangat pucat.
Dewa terus memegangi tangan ayana, untuk memberikan kekuatan kepada ayana.
Sesampainya dikampung halaman ayana, sudah ada beberapa tetangga yang berdatangan untuk melayat dan mengucapkan bela sungkawa.
Ayana dan dewa turun dari ambulance dan menyambut tetangga untuk mengucapkan terimakasih.
"Neng ayana, ibu turut berduka cita yah neng, neng yang sabar yah" Ucapan dari beberapa tetangga ayana sambil memeluk menenangkan ayana.
"Terimakasih yah bi" Jawab ayana.
Kemudian ayana segera memasuki rumahnya, yang kemudian beberapa tetangga mulai bersiap siap membawa ibu ayana untuk disemayamkan dan kemudian dimakamkan.
Setelah semua selesai dan para tetangga yang mengantarkan ke pemakaman pun mulai
Bubar dan pulang kerumah masing masing.
"Buu" Panggil ayana sambul membelai nisan ibunya.
"Ayo ay, kita pulang udah mau hujan juga ay" Ajak dewa.
"Iyah mas" Jawab ayana patuh dan mereka segera beranjak melangkahkan kaki pulang kerumah ayana.
Sesampainya dirumah, dirumah ayana ternyata sudah ada neya dan ibu dewi, neta yang melihat kepulangan ayana langsung berlari dan memeluk ayana.
"Ayana, kamu yang sabar yah" Ucap neya sambil menahan tangis .
"Iyah ney, terimakasih" Ucap ayana berusaha tegar sambil membalas pelukan neya.
Ibu dewi pun menghampiri ayana membelai rambut ayana.
"Ibu turut berduka cita yah ay, semoga amal ibadah ibu diterima disisi Alloh" Ucap ibu dewi seraya memeluk ayana juga.
"Terimakasih nyonya" Jawab ayana.
Kemudian mereka kembali memasuki rumah ayana.
"Ayana, ayo kita kemasi barang barang kamu ay, kita berangkat kejakarta" Ajak dewa.
"Iyah ay,nanti kita adakan pengajian ibu kamu dirumah ibu yah" Ucap ibu Dewi.
"Tapi malam ini saya ingin tidur dirumah ini dulu yah mas" Ucap ayana, dia masih berat meninggalkan rumah peninggalan ibunya, yang sudah pasti banyak sekali kenangannya.
"Baiklah ayana, kamu istirahat dulu yah, kamu pasti cape juga ay" Ucap dewa.
"Iyah mas" Jawab ayana patuh.
Ayana pun melangkahkan kaki meninggalkan mereka untuk membersihkan badannya.
Setelah isya seperti biasa di sebuah perkampungan para tetangga pada berdatangan berkumpul untuk memanfaatkan doa dan membacakan yasin .
Hari pun sudah semakin malam, para tetangga satu persatu berpamitan untuk pulang kerumah masing masing.
"Ay,kamu tidur yah istirahat " Ucap dewa.
"Neya,tolong antarkan dan temani ayana yah" Ucap dewa kepada neya.
"Baik tuan" Jawab neya kemudian beranjak dari duduknya mengantarkan ayana ke kamarnya.
Ayana dan neya memasuki kamar ibunya.
"Ay,kamu tidur yah, aku keruang tamu dulu mau membereskan piring piring bekas jamuan para tetangga tadi" Ucap neya.
"Iyah ney, makasih yah ney, maaf merepotkan" Jawab ayana merasa tidak enak.
"Engga ko ay, sama sekali tidak merepotkan, sudah kamu tidur saja yah istirahat" Ucapannya kemudian melangkahkan kaki ke luar dari kamar ayana.
Ayana tak kunjung memejamkan matanya,akhirnya Ayana beranjak dari ranjang kemudian keluar dari kamarnya.dan melangkahkan kaki masuk ke kamar ibunya,dia ingin tidur dikamar ibunya,dan mengenang masa masa indah bersama ibunya.
Ayana membaringkan tubuhnya diranjang sambil memeluk baju ibunya.
"Bu, ayana kangen bu" Gumam ayana seketika air mata menetes dengan derasnya.
"Ibu kenapa tinggalin ayana,hidup ayana hampa tanpa ibu" Ayana terus terisak sepanjang malam,tanpa sadar ayana pun tidur terlelap karena sudah terlalu lama menangis hingga tubuhnya terasa sangat lelah.
Diruang tamu dewa yang masih terjaga berencana menelpon asistennya,
Untuk memeriksa semua kejanggalan yang terjadi yang mengakibatkan kematian ibu ayana.