Kisah satu keluarga yang memiliki ilmu spiritual dan memiliki khodam pendamping dari bangsa Jin. Namun tanpa diduga itu juga terus berlanjut hingga ke anak cucu mereka.
Lalu apakah yang terjadi pada anak cucu mereka? Apakah bisa terlepas dari perjanjian dengan bangsa Jin?
Simak terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. M yanie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
UMMU SIBYAN PART 1
"Aji, kamu kenapa, Nak? Astaghfirullah badan kamu dingin sekali nak." Ayah mengendongku dan berlari pulang kerumah, dengan perasaan cemas yang menyelimuti relung hatinya.
"Sadar Aji, maafin Ayah karena tidak berada dirumah, Nak bangun sayang." Ayah terus berlari dengan air mata yang sudah membasahi pipinya yang mungkin begitu cemas akan keadaan anaknya.
Sampai dirumah, Ayah langsung membuka pintu dan dikejutkan dengan keadaan Istrinya yang sedang memegang pinggiran kursi dengan wajah dan rambut yang sudah tidak beraturan dan keringat dingin yang sudah membasahi seluruh tubuhnya.
"Astagfirullah Ibu, Apa yang terjadi.?" Ayah meletakan tubuh Aji di kasur dan langsung menghampiri sang Istri.
"Ayah, Ibu sudah tidak kuat Yah!" Ibu dengan sekuat tenaga mengejan sambil sesekali menarik nafas.
"Ibu mau melahirkan ini Bu, Ayah harus memanggil Dukun bayi dulu, Ibu masih kuat untuk berjalan? Tolong gantikan baju Aji dia pingsan karena kedinginan dan bajunya basah kuyup." Dengan begitu panik yang dirasakan Ayah.
"Ayah pergi dulu Bu, panggil Dukun bayi, Ibu tunggu Ayah pulang jangan ke mana-mana sendirian." Pinta Ayah yang langsung pergi untuk meminta bantuan.
Seperginya Ayah Ibu langsung menuju ke kamar untuk mengganti pakaian Aji yang seperti suaminya suruh.
Namun tiba-tiba angin bertiup kencang yang membuat jendela rumah yang terbuat dari kayu itu terbuka dan angin berhembus masuk kedalam kamar Aji begitu kencang.
"Astagfirullah ya Allah tolong hambamu, jaga hamba dan anak hamba ya Rabb." Ibu berjalan menghampiri jendela yang terbuka tadi untuk segera menutup pintu jendela.
"Allahhu Akbar , Aaaaaaaaakkkk." Begitu terkejutnya Ibu ketika melihat sosok wanita yang mengerikan di depan jendela, seketika Ibu mundur kebelakang sambil memegangi perutnya. Entah itu hanya halusinasi atau memang dia melihat setan.
Tepat di samping ranjang dimana Aji masih belum sadar Ibu langsung segera menghampiri Aji untuk membuka seluruh pakaiannya.
Betapa kagetnya Ibu saat menyadari tubuh anaknya yang begitu dingin dan kaku Ibu langsung panik dan segera menganti pakaian anaknya.
Setelah selesai Ibu langsung menyelimuti tubuh Aji, Dan memeluk anaknya berharap bisa memberi kehangatan untuk Aji.
Kecemasan tak berhenti disitu, perutnya tiba-tiba merasakan kram yang luar biasa seakan-akan bayi itu meminta segera untuk keluar.
Dengan menahan sakit ibu masih memeluk tubuh Aji, yang semakin dingin, diperiksa nya nafas Aji namun untungnya masih bernafas. Karena tidak mau anaknya mati konyol Ibu memutuskan untuk keluar rumah meminta pertolongan dan berharap tetangga mau menolongnya.
"Tolong.. Tolong.. Huuuuft." Dengan terus menarik nafas agar si bayi tidak keluar dahulu karena Dukun bayi belum datang.
Ibu berjalan kerumah tetangga yang berada tak begitu jauh dari rumahnya, Ibu langsung dikejutkan oleh sosok wanita tua berwajah mengerikan berambut gimbal sampai ke tanah, bermata merah dan bergigi taring.
Ibu terjatuh karena ketakutan yang luar biasa dan sangking terkejutnya, Ibu jatuh ke tanah sambil memegangi perutnya.
"Jangan ganggu saya mbah, saya permisi untuk lewat tolong jangan ganggu saya."
Setan tua itu justru tertawa begitu nyaringnya seperti suara kuntilanak yang menakutkan, dengan mata masih menatap kearah Ibu.
"Kalian manusia mengaku ahli ibadah namun denganku saja kalian takut, khihihihihi.." Setan tua itu justru tertawa, yang semakin membuat bulu kuduk berdiri.
"Kalian manusia-manusia yang mengaku menyembah Allah, tapi kalian sendiri yang menyekutukannya."
"Tidak, kami tidak sekalipun menyekutukan Tuhan kami."
"HaHaHaHA, kalian ini manusia bodoh, yang mudah tertipu daya akan godaan dari bangsa kami, hanya untuk memenuhi hasrat dan ambisi kalian." Wanita tua itu mencoba semakin mendekat.
Dan ingin menyentuh perut Ibu yang sedang mengandung besar, sekuat tenaga Ibu merangkak mundur dan membaca Surah yang dia bisa bacakan.
"Bismillahirrahmanirrahim, Dengan menyebut nama Allah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih.
Qul a'udzu birabbinnas
Yang artinya: "Katakanlah, ‘Aku berlindung kepada Tuhannya manusia’"
Malikinnas(i)
Yang artinya: "Raja manusia,"
Ilahinnas(i)"
Yang artinya: "Sembahan manusia,"
Min syarril waswasil khannas"
Artinya: "Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,"
Allazi yuwaswisufi sudurinnas"
Yang artinya: "Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia."
Minal jinnati wannas."
Yang artinya: "Dari (golongan) jin dan manusia."
Setan itu tiba-tiba menghilang entah kemana,
Ibu melihat darah mengalir di kakinya, perutnya seakan dicabik cabik seolah-olah bayi itu meminta untuk dikeluarkan. Dibawah guyuran hujan yang masih deras Ibu berteriak untuk meminta bantuan.
"TOLONG.. TOLONG." Sekuat tenaga Ibu berteriak untuk meminta bantuan.
"Astagfirullah Ibu Retno, kenapa di luar begini Bu? kemana suami Ibu.?"
"Tolong bantu saya berdiri Mbak Ratih." Akhirnya mbak Ratih dan suaminya menolong Ibu. Saat meraka mendengar teriakan suara minta tolong sepasang suami-istri itu bergegas keluar rumah dan menemukan Ibu berada di luar dan duduk di tanah.
Dilihatnya wanita tua itu sudah pergi dan tidak terlihat lagi, Akhirnya Ibu dibantu mbak Ratih dan suami untuk pulang kerumah.
Setelah masuk kedalam rumah Ibu minta di antar kedalam kamar Aji, Ibu meminta bantuan kepada suami istri itu untuk menutup jendela, dan suami mbak Ratih langsung mengecek tubuh Aji.
Wajahnya seketika berubah pucat pasi, dahinya mengernyit dengan tangan yang masih mencoba mengecek seluruh kondisi Aji yang kala itu lemas tak berdaya.
Entah karena kedinginan kehujanan atau karena syok saat bertemu Jin tadi, yang akhirnya membuat jiwanya terguncang.
Mitos jaman dulu kata orang tua, jika kita bertemu setan maka kita yang akan sakit begitu juga sebaliknya jika setan yang melihat kita lebih dulu setan itu yang akan sengsara.
Namun itu hanyalah sebuah cerita yang entah darimana asalnya, dan benar atau tidaknya.
Suami mbak Ratih akhirnya menempelkan tanganya di hidung Aji untuk mengecek nafasnya, Seketika suami mbak Ratih mengucapkan.
"INNALILLAHI WAINNAILAIHI ROJIUN."
***
kasih ⭐⭐⭐⭐⭐ sekalian takut lupa baca lagi novel seru nya 🙏