Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3.
"Apa maksud kalian mencampuri urusanku dengan pacarku. Kenyataan kok jika dia bisa mengajar di sini itu karena jasaku. Lagipula dia bisa apa ? Sudah tak punya orang tua, miskin, jelek, pendidikan hanya tamaran SMA saja belagunya minta ampun." ucap Dias dengan lantang.
"Cukup, Anda pikir anda siapa ? Ini lingkungan sekolah , Saya meminta anda datang ke sini untuk memberitahu jika keponakan Anda telah membuat masalah dengan salah satu anak didik saya, bukannya malah menghina dan menjelek-jelekkan saya. Maaf jika kelakuan anda itu sangat tidak mencontohkan kelakuan yang baik untuk keponakan Anda. Silakan anda bawa keponakan berharga anda pulang, tetapi sebelumnya Jafar harus meminta maaf kepada Via dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi" ucap Sarah tegas dan penuh penekanan pada Dias.
"Ayo Jafar, minta maaf pada Via, dan setelah itu baru boleh mengambil tas di kelas. Miss akan mengantar Jafar ke kelas untuk mengambil tas Jafar." ujar Sarah pada Jafar dengan sura lembut namun tegas.
Jafar yang merasa tak bersalah menatap Sarah dengan pandangan mencemoohkan dan membangkang. Menghela nafas panjang, Sarah berusaha bersabar menghadapi tingkah Jafar yang menjengkelkan. Tetapi tidak untuk Bagas, "Hei Jafar anak bandel nakal, kamu tuli ya ? Miss Sarah barusan memintamu mengambil nafas eh mengambil tas, kok kamu malah diam saja. Dosa loh engga menurut sama perintah guru" ucap Bagas sambil menepuk lengan Jafar.
Jafar mendelikkan matanya ke arah Bagas. " Suka-sukaku lah. Ini kan sekolah milikku, papa dan mamaku mengatakannya padaku semalam." ucap Jafar ketus.
"Sudah.. sudah.. Jafar jika kamu tak ingin mengambil tasmu di kelas ya sudah, sekarang kamu pulang saja tanpa membawa tasmu." gertak Sarah, kemudian dia menoleh ke arah para wali murid.
" Pertemuan ini saya kira cukup sampai disini, walaupun agak kurang memuaskan setidaknya saya telah berusaha menjelaskan permasalahannya hingga tak menimbulkan masalah kedepannya. Terimakasih atas kedatangannya. Selamat siang." ucap Sarah menutup pertemuan yang itu.
Mempersilakan para wali murid keluar dari ruangannya, Sarah pun dengan sopan meminta para wali murid membawa anak didiknya pulang sebelum waktunya. Tetapi Dias mencekal kembali tangan Sarah dan memberikan ultimatum kepada Sarah.
" Kamu.. Perempuan tak tau terimakasih, lihat saja nanti bagaimana aku membalas perlakuanmu pada Jafar. Adik laki-lakimu yang akan menerima pembalasannya. Juga si Tua bau tanah itu akan menerima pembalasan dariku. Ingat, tanpaku kamu bukanlah siapa-siapa. " ucap Dias lantang.
" Cukup.. ini sekolah bukan pasar Pak Dias, harap anda mengontrol ucapan anda. Silakan anda keluar dari lingkungan sekolah dan hati-hati di jalan. Selamat siang" ucap Sarah sambil menepiskan tangan Dias yang mencengkeram lengannya. Kemudian dia berbalik dengan cepat dan tanpa sengaja menabrak dada bidang sekelas papan penggilasan milik Abimanyu.
"Aduh, hidungku ..!" jerit Sarah sambil memegang hidungnya yang memerah terbentur dada Abimanyu.
"Rupanya seorang pengecut tidak kapok membuat masalah dan hanya berani mengancam seorang perempuan. Bagas.. nanti jika kamu sudah besar jangan pernah kamu seperti om ini ya, ingatlah kamu lahir dari seorang ibu. Maka kamu harus melindungi seorang perempuan. Oke ?" ucap Abimanyu pada keponakan tersayangnya.
"Oke uncle, Bagas akan melindungi Miss Sarah dari om kejam ini." jawab Bagas merentangkan tangannya menghalangi Dias yang kembali akan mencengkeram lengan Sarah.
Sarah hanya bisa menggelengkan kepalanya dan mengusap hidungnya yang memerah, melangkah meninggalkan Dias yang menatap sengit kearahnya, dan meninggalkan Bagas yang digendong oleh Abimanyu menuju ke kelasnya untuk menggantikan rekannya yang mengawasi anak didiknya yang tengah bermain sambil belajar.
Seminggu berlalu, Sarah yang mengetahui dengan pasti jika ancaman dari Dias hanyalah gerakan saja, bisa bernafas dengan lega. Adik laki-lakinya yang kini duduk di kelas sembilan tengah disibukkan dengan persiapan ujian kelulusan. Sarah yang sangat menyayangi adiknya yang bernama lengkap Arkatama Radeva, yang biasa di panggil Tama. Dia sangat menyayangi kakak perempuannya dan juga neneknya.
"Kak, kenapa kakak melamun ? Lihatlah ini, sampai-sampai air tumpah-tumpah begini. kakak kenapa sih ? Kangen sama bang Dias ? Atau kakak punya kecengan baru ? Tapi harus yang lebih kaya dan lebih ganteng dari Bang Dias. Aku sih setuju-setuju saja kakak putus dari Bang Dias, malah kalau bisa secepatnya deh kakak cari pacar baru." ucap Tama menegur Sarah yang tampak melamun.
"Kamu tidak suka ya sama bang Dias ? Kok ngomongnya kaya gitu ?" Tanya Sarah dengan mimik serius. "Aku memang engga terlalu suka sama bang Dias kak, dia orangnya angkuh, sepertinya dia tidak mencintai kakak, lebih sering dia membanggakan jasanya yang berhasil memasukkan kakak bekerja sebagai pengajar di sekolah itu."jawab Tama.
Tok.. tok..tok..
Belum selesai mereka bercakap-cakap, pintu diketuk dengan keras. Mereka berdua saling berpandangan dengan keheranan mereka berdua pun menuju ruang depan dan mengintip dari balik jendela siapa yang mengetuk pintu dengan keras seperti orang yang menagih hutang.
"Sarah.. buka pintunya, aku tau kamu ada didalam. Buka dan temui aku sekarang juga." ucap Dias keras sambil menggedor pintu.
Habis sudah kesabaran Sarah kali ini, dengan kasar dia membuka pintu dan mendorong tubuh Dias dengan keras. "Tidak bisakah kamu bertamu dengan sopan kerumah orang ? Apa karena aku orang miskin kamu bisa seenaknya menggedor dan berteriak-teriak didepan pintu rumahku seolah-olah aku mempunyai hutang yang belum aku lunasi ?" cerca Sarah.
"Cukup selama ini aku diam dan menerima perlakuanmu yang kasar. Cukup sudah .. aku sudah muak dengan tingkah lakumu yang menganggapku perempuan lemah dan selalu mengaturku, menghiraukan dan keluargaku. Pergi kamu dari sini, hubungan kita berakhir. Dan jangan pernah kamu menghubungiku lagi." teriak Sarah dengan marah tanpa memberikan kesempatan pada Dias untuk membuka mulut melakukan pembelaan.
Sarah membanting pintu tepat didepan wajah Dias dan mengunci pintu. Dias yang baru pertama kali mendapatkan perlakuan seperti itu dari Sarah sangat terkejut. Dia tak menyangka jika Sarah yang biasanya sangat lembut dan menurut padanya bisa mendorongnya bahkan mendorong tubuhnya hingga hampir terjatuh.
" Sarah.. buka pintunya. Kenapa kamu kasar seperti itu padaku ? Ayolah Sarah.. Aku minta maaf, aku terbawa emosi. Sarah.. buka pintunya Sayang !" kata Dias merubah suaranya menjadi lembut dan tak lagi menggedor pintu dengan kasar. Dia datang ke rumah Sarah dengan maksud untuk menekan Sarah agar lebih memperhatikan Jafar saat ada di sekolah. Dia juga ingin membuat perhitungan dengan Sarah karena berani membantah perkataannya dan mempermalukan dirinya didepan para pegawai sekolah Jafar.
"Sarah. Sayang, buka pintunya Yaaaang, jangan begini. Aku salah, maaf" ucap Dias memelas, Dias seperti suami yang terlambat pulang ke rumah dan berusaha masuk ke dalam rumah.
Sementara di dalam rumah , Sarah dan Tama malah asik cekikikan mendengar suara Dias yang memelas. Mereka berdua merasa heran dan geli sendiri mendengar suara Dias yang dibuat manja dan memelas seperti itu.
Lama-lama suara ketukan kembali berubah menjadi gedoran. Dias juga kembali berteriak memanggil Sarah seperti menagih hutang. Dias tidak terima jika dia diputuskan oleh Sarah.
"Sarah, jangan kurang ajar kamu ya, berani-beraninya kamu meminta putus dariku. Ingat masa depanmu ada ditanganku. Baiklah jika kamu tak mau menemuiku, lihat saja hari senin nanti, akan kubuat kamu jadi pengangguran." ancam Dias kemudian dia meninggalkan rumah Sarah dengan penuh amarah.
"Kak, kok bisa sih kakak pacaran dengan bang Dias yang kasar begitu ? Sampai hampir tiga tahun pula bertahannya !"
" Kakak merasa hutang budi sama oran tuanya Dias, dulu saat kita baru ditinggalkan papa dan mama, merekalah yang membantu kita mengurus segala sesuatunya. Maka dari itu ketika om Danu dan tante Yuni bilang jika Dias naksir sama kakak dan ingin menjadikan kakak pacarnya, kakak menerimanya. Walau kakak sempat ragu untuk menerima dia sebagai pacar kakak. Sekarang kakak tidak akan tinggal diam jika dia mengganggu keluarga kita dan mengungkit jasanya." jawab Sarah.
Tok.. tok.. tok...
Pintu rumah Sarah kembali diketuk, namun kali ini dengan pelan. Sarah dan Tama kembali berpandangan kemudian mereka kembali mengintip dari balik jendela untuk mengetahui siapa yang telah mengetuk pintu.
Dari balik jendela terlihat punggung lebar seorang laki-laki tak dikenal. Lega melihat yang datang bukan Dias, Sarah pun membuka kunci dan membuka pintu perlahan-lahan. Sementara Tama berdiri di belakang Sarah, menatap penasaran siapa yang datang bertamu kali ini.
"Selamat siang Miss Sarah, maaf mengganggu waktu libur Anda. Boleh saya masuk ?" ucap lelaki itu.
"Anda..."
ktanya suka sma sarah tpi msih aja main wanita .
kluar dri kdang singa msa dpat lgi buaya abi😂😂
teus nnti siapa yg jdi suaminya bu guru ?
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!