AKU BENCI DIA

Aku memandang Mario dan Alya dengan perasaan gundah. Ku lihat Alya masih melakukan gerakan senam nya tanpa mempedulikan Mario yang berada di dekat nya.

Gerakan mata Mario yang menatap liar ke sekujur tubuh Alya membuat ku naik pitam. Dia terlihat begitu terobsesi dengan Alya, sampai- sampai dia juga ikut jingkrak-jingkrak mengikuti gerakan Alya yang meliuk ke kanan dan ke kiri.

"Leon!" Aku memanggil Leon yang ku lihat berdiri di luar ikut memperhatikan tingkah Mario.

"Ya Tuan Muda!" Leon bergegas menghampiri ku dengan tergesa-gesa.

"Hubungi Farah! Suruh dia kesini sekarang juga, cepat?!" Nada ku terdengar cukup keras memerintah Leon menunjukan emosi yang mulai meningkat naik di dada ku.

Leon tampak ketakutan dengan sikap ku.

"Ba-baik, tuan muda!" Leon segera merogoh handphone nya dan menghubungi Farah agar segera datang.

Leon langsung menghilang dari hadapan ku. Ia pasti mempersiapkan kendaraan untuk menjemput Farah di depan gerbang dan membawa Farah masuk ke rumah lewat pintu belakang jika kekasih bayaran ku itu sudah sampai.

Ku pandangi lagi Mario dan Alya dari balik jendela ruang tamu. Mereka berdua sedang terlihat berbicara satu sama lain. Ku coba mempertajam telinga ku mendengarkan setiap perkataan mereka.

"Panggil aku Mario, aku tak mau kau memanggil ku dengan sebutan Tuan." Protes Mario terlihat kurang senang.

"Baiklah, Mario. Ku harap kau jangan datang lagi kesini. Kau sangat menganggu aktivitas ku." ucap Alya terlihat kurang menyukai kehadiran Mario.

Aku tersenyum sendiri mendengar perkataan Alya. Apalagi melihat perubahan wajah Mario yang tampak sedih dan kecewa.

"Farah! Aku benar-benar menyukai mu. Aku akan berikan apa saja yang kau ingin kan asalkan kau mau menjadi kekasih ku." ucap Mario berusaha membujuk Alya tanpa berputus asa.

"Maaf Mario, aku sudah punya kekasih!' jawab Alya tegas.

Mario tampak tercenung sesaat. Mata nya tampak meredup, memancarkan kekecewaan yang teramat sangat.

Alya tampak membereskan peralatan senam nya dan berniat hendak pergi meninggalkan Mario.

"Aku tak peduli meskipun kau punya kekasih! Mau kau janda atau pun istri orang! Aku tetap tak peduli! Aku mencintai mu Farah?!" teriakan Mario yang keras membuat Alya tampak tertegun.

Begitu pun diri ku sendiri. Aku tak menyangka, Mario akan bicara ngeyel seperti itu. Dia benar-benar sudah di luar jangkauan. Apakah sifat play boy nya sudah mendarah daging dan membuat harga diri nya makin rendah? Mario sudah makin parah.

Nafas ku mulai memburu kencang. Aku tak ingin Mario berbuat semakin lancang. Dengan langkah cepat, aku berjalan mendekati Alya dan Mario.

"Farah!" hardik ku dengan nada keras.

Alya tampak terkejut dan menatap ku dengan wajah tanpa senyuman.

"Kenapa kau mengenakan pakaian senam? Apa kau lupa? kalau kau sedang bekerja hah?!" bentak ku marah.

Aku memperhatikan setiap lekuk tubuh nya yang terlihat jelas menonjolkan bagian-bagian padat yang sangat mengundang dan menggugah selera para pria mata keranjang.

Alya tampak kesal mendengar ucapan ku. Bibir nya yang merah merekah dengan polesan lipstik tipis terlihat terangkat miring seakan meledek ku.

"Bukan nya ini hari libur ku Tuan? Anda sudah berjanji memberi ku libur selama satu minggu untuk sekali tiga bulan. Jadi mulai hari ini aku bebas mau melakukan apa saja!" jawab Alya enteng seraya meluncur pergi meninggalkan aku dan Mario.

Mulut ku menganga lebar mendengar jawaban nya. Aku tak menyangka istri ku begitu cerdik. Ia sangat pintar memainkan kan peran nya sehingga Mario tak menyadari skenario yang sedang kami main kan.

"Oh ya, aku tak ingat. Ganti lah pakaian mu segera, penampilan mu sangat mengundang pria mata bonsai." ucap ku dengan nada melunak pelan seraya melirik Mario yang berdiri di belakang nya.

Mario mendekap kan tangan nya jengkel mendengar ucapan ku yang seperti sindiran bagi nya.

"Farah! Berdandan lah yang cantik! Aku menunggu mu disini. Jika memang ini hari libur mu, dengan senang hati aku akan menemani mu jalan-jalan! Oke?!" teriak Mario tiba-tiba.

Alya tampak tersenyum manis mendengar teriakan Mario. Ia melewati tubuh ku seraya mengedipkan sebelah mata nya membuat hati ku jengkel setengah mati.

"Jangan banyak bertingkah Mario. Ini adalah rumahku." ucap ku dongkol melampiaskan kekesalan hati ku pada Mario.

"Kenapa kau terlihat begitu marah kak Richie? Aku datang kesini tidak untuk menggoda istri mu. Aku hanya sedang berusaha mengejar Farah, jodoh ku yang kebetulan bekerja di rumah mu kak Richie. Kenapa kau terlihat tak suka? Apa kau mau aku menjadi bujangan lapuk seperti diri mu dulu?" kata Mario dengan nada ikut kesal.

Aku meraup wajah ku dengan kasar. Kata-kata Mario membuat darah ku panas.

"Jangan bicara lagi, pergilah dari rumah ku. Kau sangat menganggu ketenangan ku!" Aku mengusir Mario agar cepat pergi.

"Tidak, aku tak kan pergi sebelum Farah ikut bersama ku. Aku ingin menyenangkan nya di hari libur nya ini." jawab Mario bersikap keras kepala.

"Dasar bocah edan! Pergilah atau ku panggil satpam!" teriak ku mengusirnya lantang.

Kesabaran ku habis sudah.

Wajah Mario tampak memerah menahan malu. Rahang nya terlihat mengeras memperlihatkan rasa benci nya akan sikap ku.

"Sayang! ada apa denganmu? Kenapa kau sudah marah-marah pagi-pagi begini?" Mendadak Farah hadir dalam rumah dan memburu ku dengan cepat.

Kekasih bayaran ku itu datang terlambat. Ia muncul setelah peperangan ku dengan Alya dan Mario hampir usai. Seharusnya drama ini akan seru jika ia hadir saat Alya masih ada di sini.

"Darimana saja kau? Kenapa kau begitu lama?" tanya ku setengah berbisik pada nya tanpa melepaskan pandangan ku dari Mario.

Farah merapatkan tubuh nya pada ku dan melirik Mario sekilas.

"Maaf Tuan, aku baru bangun tidur dan harus berdandan dulu agar tidak membuat mu malu sebagai pacar dan istri pura-pura untukmu." ucap Farah berbisik di telinga ku.

"Tidak! Saat ini tugas mu makin bertambah. Kau harus berbuat hal yang memalukan untuk ku. Goda Mario, buat ia jatuh cinta padamu!" ucapku berbisik ke telinga Farah.

Farah tampak terkejut mendengar ucapan ku. Drama ku akan terselamatkan, jika Mario berhasil di kuasai Farah yang sebenarnya.

"Pergilah, dekati dia!" perintah ku setengah berbisik.

Farah tampak ragu dan bimbang saat langkah nya perlahan berjalan mendekati Mario yang tampak tersenyum sedari tadi melihat kehadiran Farah.

"Nona Alya! Senang bertemu Anda!" ucap Mario menundukkan sedikit kepala nya menyapa Farah.

"Oh, eh ya. Sama-sama Tuan Mario!" ucap Farah sedikit kikuk membalas sapaan Mario dengan melakukan hal yang sama.

"Kenapa Anda tidak duduk di dalam rumah agar kita bisa bicara santai?" tanya Farah bersikap sopan.

"Hahaha...! Suami anda tak kan mengizinkan ku untuk berdekatan dengan mu Nona Alya. Ia sangat cemas, jika aku akan menggoda mu. Mendekati asisten nya saja aku di larang. Apalagi berada di dekat mu. Padahal, aku sangat tertarik pada asistennya itu. Tidak kah kau curiga Nona Alya?" ucap Mario tergelak sembari melontarkan kalimat sindiran dan adu domba.

Untung saja, Farah bukan lah Alya istri ku. Aku tak terpengaruh dengan ucapan nya.

"Bagaimana kalau kita minum teh bersama di kebun belakang? Kurasa itu bisa mendinginkan suasana hati mu yang sedang panas, tuan Mario." ujar Farah mengedipkan mata nya pada Mario.

Aku bersikap pura-pura tak melihat mereka berdua. Karna itu sudah bagian dari rencana ku dan Farah.

Mario tampak tertegun melihat sikap Farah. Aku yakin, sebentar lagi jiwa play boy nya akan kembali bergolak dan ia akan berpindah haluan mengincar Farah yang sebenarnya.

"Mario! Aku sudah siap pergi berjalan-jalan dengan mu!" Mendadak suara Alya dari belakang ku membuat ku terkejut.

Tubuh ku berbalik dan menatap Alya yang tampak mengabaikan ku dan berlari kecil menghampiri Mario dengan senyuman yang teramat manis.

.

.

BERSAMBUNG

Bagaimana ini permirsah... ? kenapa mereka jadi tukar tukar pasangan seenak perut nya ya? Author jadi sebal nih sama si Richie. Dia bikin masalah saja! othor jadi pusing sama drama yang ia bikin seenak perut nya tanpa persetujuan othor.

🤣🤣🤣🤣🤣

KASIH LIKE, KOMEN, VOTE, SUBSCRIBE DAN GIFT yang banyak ya para readers tersayang ku.

Kita bikin otak Richie jadi lurus. Biar dia gak bikin karya othor gagal.

Bantu othor jaga retensi karya ok 👌

Makasih, makasih, makasih 🙏🥰😍😘