"Sebenarnya Aku hanya terpaksa menikahi mu demi memenuhi permintaan terakhir mendiang Papa, jadi kamu jangan pernah berharap lebih dalam pernikahan ini. Satu bulan lagi Kania kekasihku akan kembali dari luar Negeri, kami sudah berencana menikah setelah dia kembali dan pernikahan kita hanya sebatas itu saja" Farhan Adinata.
Mendengar pengakuan suaminya yang begitu menyesakkan dada, tak menyurutkan keteguhan Nada K.A mencintai suaminya. Ia meminta waktu satu bulan itu untuk menjalankan perannya sebagai istri yang berbakti kepada suaminya. Setelah satu bulan ia akan merelakan suaminya untuk wanita lain. Namun, setelah satu bulan Nada berubah pikiran, ia lebih rela di madu dan menyembunyikan statusnya sebagai istri Farhan demi cinta dan baktinya kepada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KCN~ BAB 16
"Mas, katakan apa yang harus aku lakukan agar Mas Farhan mau memaafkan aku," Kania bersimpuh dihadapan Farhan yang saat ini tengah duduk bersantai di ruang tengah sambil memainkan ponselnya.
Mendengar ucapan Kania, Farhan menarik sudut bibirnya membentuk seringai tipis, sepertinya ia bisa memanfaatkan keadaan ini.
Farhan pun meletakkan ponselnya diatas meja kemudian menatap Kania dengan lekat. Sebenarnya selama seminggu ini ia juga merasa sakit karena harus mendiami Kania, dari dalam hatinya ia merasa tak tega melakukan itu namun rasa kecewanya memaksanya melakukan hal demikian.
"Aku akan memaafkan kamu, Kania, tapi ada satu hal yang juga harus kamu dengar. Bahkan kamu harus menerima kenyataan yang akan aku beritahu ini maka kita impas." Ujar Farhan, ia menundukkan sedikit kepalanya. Ia sudah bisa menebak bagaimana reaksi Kania setelah ia mengatakan kebenaran tentang dirinya dan Nada. Setelah ia pikir-pikir, ada baiklah tetap mempertahankan rumah tangganya bersama Nada dan Kania harus bisa menerima itu sebagai hukuman karena telah mengkhianati kepercayaan dan penantiannya selama tiga tahun menunggu kekasihnya itu kembali dari luar Negeri. Lagipula, ia sadar ternyata dirinya tidak bisa jauh dari jangkauan Nada. Hanya Nada yang bisa memenuhi segala kebutuhan hariannya.
"Apa Mas?" Tanya Kania dengan sedikit terbata, sungguh ia tidak akan sanggup bila yang akan dikatakan Farhan adalah tentang perpisahan. Ia tahu kesalahannya memang fatal, tidak bisa mempertahankan kehormatannya untuk Farhan dan saat kembali ia tidak jujur. Namun, ia tidak akan bisa bila Farhan akan meninggalkannya.
"Nada, sebenarnya dia bukan Adik kandungku. Dia seorang anak yatim-piatu yang diadopsi oleh kedua orangtuaku," ujar Farhan sejenak menghentikan kalimatnya.
"Suatu hari, Papa ku memberikan sebuah amanah kepadaku sebelum dia menghembuskan nafas terakhirnya. Apa kamu mau dengar, amanah apa yang diberikan kepadaku?"
Kania mengangguk tampak ragu, mengetahui jika Nada bukanlah adik kandung suaminya sontak saja menimbulkan pemikiran yang membuatnya tiba-tiba saja merasa tak nyaman, terlebih tentang amanah apa yang dikatakan oleh Farhan. Namun, ia berharap apa yang akan ia dengarkan bukan tentang apa yang sedang ia pikirkan saat ini. Karena ia tidak akan sanggup bila harus berbagi suami...
"Papa ku memintaku untuk menikahi Nada, dan aku sudah memenuhinya. Kamu harus terima kenyataan jika kamu hanyalah Istri kedua." Ujar Farhan seraya menghembuskan nafas panjang.
Dan Kania yang awalnya bersimpuh seketika terduduk di lantai sambil beberapa kali menggelengkan kepalanya. Ia harap hanya salah dengar.
"Mas, itu gak mungkin kan? Kamu hanya bercanda kan? Kamu gak mungkin mengkhianati aku?"
"Andai kamu tahu, Kania. Aku sangat merasa bersalah karena sudah menikah diam-diam dibelakang kamu, dan aku sampai tidak pernah menyentuh Nada hanya demi kamu. Tapi apa yang aku dapatkan, kamu kembali tanpa mahkotamu, aku benar-benar kecewa, Kania!"
Farhan berdiri dari tempat duduknya, nafasnya nampak naik turun menahan emosinya.
"Besok, aku akan menjemput Nada tinggal dirumahnya ini, kalau kamu tidak bisa terima silahkan buat keputusanmu sendiri." Ujar Farhan lalu meninggalkan Kania yang masih terduduk di lantai.
.
.
.
Di tempat lain..
Saat ini Nada berada di dalam sebuah mobil taksi, namun taksi tersebut belum juga meninggalkan pelataran kantor pengadilan agama usai Nada mengajukan gugatannya untuk Farhan.
Sebuah map berwarna coklat kini berada di dalam genggamannya, netra nya terus menatap map coklat itu dengan berkaca-kaca. Selembar kertas yang ada didalam map coklat itu sudah terbubuhkan tanda tangannya, tinggal suaminya yang menanda tangani maka pernikahannya akan benar-benar berakhir.
Sekuat tenaga dia berusaha menahan air matanya agar tak jatuh, dia sudah berjanji pada dirinya sendiri agar tak menitihkan air matanya lagi untuk pernikahan yang tidak ada artinya selama satu bulan ini.
Perpisahan memang lebih baik daripada bertahan mengharapkan sesuatu yang tidak pasti. Farhan saat ini pasti sudah berbahagia bersama Kania, dan ia sudah tentu tidak akan diperlukan lagi.
Nada tersenyum miris membayangkan jika saat ini Kania menggantikan posisinya yang mengurus segala keperluan Farhan dari saat suaminya itu terbangun di pagi hari hingga kembali tidur dimalam hari.
.
.
.
KATA ORANG, SEMAKIN BANYAK YANG MENDOAKAN MAKA AKAN SEMAKIN CEPAT PULA TERKABULKAN 🤭 JADI OTHOR MOHON DOANYA, SEMOGA OTHOR CEPAT SEHAT LAGI 🙏🙏🙏 UDAH SETAHUN INI KESEHATAN OTHOR NAIK TURUN KAYAK LIFT AJA 🥴 JADINYA OTHOR UDAH GAK BISA KEMANA-MANA, DIRUMAH TERUS MENGARANG CERITA SEPERTI INI 🤭🤭🤭