TERLUKA KARENA PERPISAHAN

Ryu membawakan koper milik Kaisar dari mobilnya. "Kamu tidak menginap di sini?" Tanya Kaisar.

"Aku di Villa saja, kamu tau kan kalau pagi pagi aku terbiasa lari pagi, dan aku suka sekali berlari di sekitar Villa." Jawabnya tenang.

Kaisar mengerdikan bahunya, "Besok aku akan mengunjungi villa mu." Ucapnya.

"Ya, kabari saja aku, biar nanti ku suruh supir menjemputmu." Ucapnya yang di angguki oleh Kaisar.

"Terimakasih, Ry. Karena mu, sejauh ini semua berjalan dengan lancar." Kaisar menepuk pundak Ryu.

"Sama sama Kakak ipar." Ryu tertawa dan Kaisarpun ikut tertawa.

Ryu kembali ke Villa setelah sempat makan malam bersama Kaisar dan Adelia. Ryu segera membersihkan diri di kamarnya dan kembali turun ke dapur untuk mengambil air mineral, namun ia terkejut saat melihat seorang wanita yang cukup ia kenali.

"Sejak kapan kamu disini?" Tanya Ryu sinis.

Wanita itu menjawab tanpa melihat ke arah Ryu, "Sudah satu minggu." Jawabnya datar.

"Apa kamu sedang melarikan diri dari wanita yang suaminya kamu pacari?" Tanya Ryu menyindir.

"Jangan sok tau!!" Ketus wanita itu.

Ryu tersenyum smirk, "Audrey, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Kamu seperti ibumu yang menggoda dan merebut suami Mommy Nanda."

Audrey menatap sinis Ryu. "Aku hanya satu kali berpacaran dengan pria itu dan aku sungguh tidak tau jika dia tlah beristri. Kenapa kesalahanku yang hanya satu kali membuat semua orang menatapku dengan slalu curiga?" Kata Audrey dengan emosi meninggi.

Ryu diam tidak membalasnya, Audrey memang sepupunya meski hanya sepupu tiri, Regan Papanya bersaudara tiri dengan Raja yang tak lain adalah Papa Audrey.

"Aku ingin menenangkan pikiranku disini, tolong jangan ikut campur urusanku, lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan di sini, anggap saja aku hanya menumpang di sini sementara." Kata Audrey sambil melangkah pergi.

Ryu menghela nafas, mengambil air mineral dari dalam lemari pendingin. Entah mengapa ia sedikit tak menyukai Audrey, mendengar asal asul Audrey dan masa lalu kedua orang tuanya juga Mommy Nanda yang sangat ia sayangi membuat Ryu hilang respect pada Audrey juga Raja paman tirinya itu.

Audrey membanting tubuhnya ke atas tempat tidur, "Kenapa harus ada Ryu di sini." Gumamnya sambil menatap langit langit kamarnya.

Audrey mengingat kejadian saat dirinya di perlakukan dengan memalukan di kantor WO milik Ayla, ibunya Ryu. Saat itu seorang wanita mendatanginya dan menjambak juga membanting tubuh Audrey dengan kuat, wanita yang tidak Audrey kenali.

Flashback On..

"Dassarr Jallangg!!" Wanita bernama Sherly menjambak rambut Audrey yang tengah duduk mengerjakan pekerjaannya.

"Arghhh sakitt, anda siapaa?" Pekik Audrey yang merasa terkejut.

Sherly bukan hanya menarik rambut Audrey, namun juga melempar tubuhnya hingga terpelanting di lantai, Sherly juga mencakar tangan Audrey karena Audrey menutupi wajahnya agar terhindar dari amukan Sherly.

"Berhenti.. Ada apa ini?" Ayla dan Tyas datang setelah mendengar keributan. Mereka melihat kondisi Audrey yang berantakan dan mengenaskan dengan luka luka di lengan juga rambut yang berantakan.

Security pun ikut melerai amukan Sherly pada Audrey. "Aunty, maaf aku tidak tau dia siapa? Dia tau tau datang dan mengamuk." Ucap Audrey yang merasa bingung.

"Kamu ini jalllang yang menggoda suamiku!!" Kata Sherly berapi api.

"Apa maksud anda? Saya tidak mengerti." Jawab Audrey.

"Sherly, hentikan!!" Suara pria menggema di kantor WO milik Ayla.

"Mas Ferdy.." Lirih Audrey.

Sherly mendelik tajam, "Kamu menyusul untuk melindungi jallangmu, hah?" Bentak Sherly.

Audrey terkesiap, dirinya sungguh tidak tau jika Ferdy sudah menikah dan memiliki istri.

"Jadi anda suami Nona ini?" Tanya Ayla.

Ferdy diam namun pandangannya menatap wajah sendu Audrey.

Ayla menatap Audrey, "Audrey, apa kamu tau jika Ferdy telah menikah?" Tanya Ayla.

Audrey menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tau, Aunty." Jawab Audrey dengan kesungguhan.

Ayla menghela nafas beratnya kemudian menatap Ferdy. "Anda tlah membohongi keponakan saya, silahkan anda pergi dan bawa istri anda ini, mulai dari sekarang jangan lagi menghubungi Audrey atau saya akan bertindak." Ucap Ayla tegas pada Ferdy.

"Audrey, maaf." Kata Ferdy dengan wajah bersalah.

Ferdy segera menyeret Sherly dari kantor WO milik Ayla dan membawanya pergi. Sementara Ayla mambawa Audrey ke ruangannya.

"Kamu benar tidak tau?" Tanya Ayla sambil mengobati lengan Audrey yang terluka karena cakaran Sherly.

"Aku sungguh tidak tau, Aunty." Jawab Audrey dengan lirih.

Ayla menghela nafas, "Kamu tau kan perbuatan Mama mu di masa lalu, menghancurkan rumah tangga Papamu dengan Nanda yang tak lain saudariku, aunty berharap kamu juga tidak seperti itu dan hidup lebih baik dari Mamamu." Ucap Ayla menasehati.

Audrey hanya menunduk, air matanya terus menetes membasahi atas rok yang dipakainya.

"Audrey, hidup adalah pilihan, kita tidak hanya hidup di masa ini, akan ada masa tua yang tlah menunggumu. Berbuatlah baik agar masa tua mu juga baik." Ayla terus menasehati Audrey.

Ayla memang membenci ibunya Audrey yang entah ada dimana, juga Ayah Audrey yang kini menetap bekerja di luar pulau. Namun Ayla tidak membenci Audrey, bagi Ayla, Audrey hanya korban ke egoisan kedua orang tuanya. Ibunya pergi begitu saja hingga kini tanpa kabar, dan Ayahnya memilih menetap tinggal di luar pulau dan jarang sekali pulang. Membuat Audrey hanya di urus oleh sang Nenek yakni mertua tirinya itu. Karena tidak tega, Ayla pun ikut mengurus Audrey meskipun Regan tidak menyetujuinya.

Flashback Off.

**

Di rumah utama keluarga Wiguna, Keiina baru saja selesai menemani Mutia berbincang ringan bersama Nina. Keiina merasakan kehangatan yang diberikan oleh Mutia. Bahkan setelah kembali dari acara amal, Mutia kembali membelanjakan beraneka pakaian dan kebutuhan Keiina, juga mengajaknya untuk spa dan sedikit memotong rambutnya.

"Kenapa keluarga ini baik sekali." Gumam Keiina sambil membereskan barang belanjaannya.

Keiina menghela nafas, "Apa Tuan Key akan marah ya jika tau Nyonya Oma membelanjakan aku sebanyak ini." Keiina menutup wajahnya dengan kedua tangannya, membayangkan jika Kaisar akan memarahinya.

"Oh Tuhan, harusnya aku tidak menerimanya, aku sudah seperti parasit saja." Keiina menggeleng gelengkan kepalanya.

Keiina merapihkan kembali belanjaannya dan akan memberikannya kembali pada Kaisar, ia tidak ingin Kaisar menganggap dirinya memanfaatkan kebaikan Mutia.

Keiina membuka jendela kamarnya dan melihat langit malam dari kamarnya, sejenak ia menghela nafas. "Apa benar tuan Key akan membantuku menemukan Kakakku?" Tanya Keiina dalam hatinya.

"Aku harus menemukan Kak Kai agar aku tau keberadaan Tuan Anhar dan istrinya, lalu membalaskan rasa sakitku dan Mama pada mereka." Gumam Keiina kembali.

Prankk..

Anhar tidak sengaja menjatuhkan mug, mug yang ia akan simpan di nakas malah terjatuh dan membuat Anhar terkejut. "Kenapa perasaanku tidak enak?" Tanya Anhar kemudian menelpon resepsionis hotel untuk di panggilkan bagian kebersihan kamar.

...****************...