Nadia melihat secara langsung perselingkuhan sang suami. Dan di antara keterpurukannya, dia tetap coba untuk berpikir waras.
Sebelum mengajukan gugatan cerai, Nadia mengambil semua haknya, harta dan anak semata wayangnya, Zayn.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim.nana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 - Mendahului Proses
Ciuman yang awalnya hanya ingin sebuah kecupan, nyatanya Steve tak bisa menghentikan begitu saja.
Apalagi saat Nadia pun membuka mulut dan memberinya akses lebih banyak untuk masuk lebih dalam.
Astaga, Steve merasa mendapatkan angin surga. Dia menelusupkan lidahnya masuk lebih dalam dan menyesap manisnya bibir wanita ini.
Steve sungguh tak kuasa untuk menahan diri, dia hanyalah pria dewasa yang telah haus akan sentuhan.
Lantas hanya dengan satu kali gerakan Steve berhasil menggendong Nadia, masih berciuman seperti itu dia membawa Nadia menuju ranjang dan dia baringkan di sana.
Ciuman jadi semakin dalam mereka rengkuh, dan kini tangan Steve tak bisa hanya tinggal diam.
Satu per satu melepas kancing baju yang dipakai oleh mommy Zayn, sampai tubuh Nadia bagian atas itu lebih terbuka dari pada biasanya.
"Steve," lirih Nadia saat pria tersebut mulai meremaas salah satu daddanya, namun belum seutuhnya menyentuh karena dia masih memakai brra, sementara ciuman Steve telah turun ke leher dan menciptakan sebuah tanda.
Stempel kepemilikan bahwa saat ini Nadia adalah miliknya.
Ciuman itu terus turun, membuat darrah Nadia makin mendidih tak karuan, dia hanya mampu menggeliat menikmati hawa panas yang mulai menguasai diri.
Steve membuat Nadia membusungkan dada, hingga dia bisa melepas pengait brra di belakang.
Kini dua buah sintal tersebut sudah nyaris terbuka.
Steve mengangkat wajah dan menatap Nadia di bawah kuasanya. Wajah yang saat ini sudah nampak merah merona.
"Nad," panggil Steve lirih.
Nafas Nadia sudah terengah-engah, mereka saling tatap.
Nadia mengigit bibir bawahnya kecil, malu, bingung ingin menolak namun dia pun menginginkannya juga.
Tak bisa dipungkiri dia menikmati semua sentuhan Steve. Namun akal sehatnya selalu berusaha untuk menolak.
Entahlah, Nadia sangat bingung.
"Boleh aku melakukannya?" tanya Steve dengan kedua mata yang nampak sayu, dia menekan pinggulnya hingga Nadia bisa merasakan sesuatu di bawah sana yang menuntut lebih.
Namun Nadia sungguh takut untuk menjawab iya.
Steve sebenarnya menyadari itu, harusnya dia pun bisa mengendalikan diri dan menyimpan ini semua setelah pernikahan. Tapi mau bagaimana lagi, Steve tidak bisa menahan hassrat.
"Aku sangat menginginkan kamu Nad," lirih Steve lagi, bicara seraya mendekatkan wajah mereka, hingga nafas hangatnya mampu menerpa wajah Nadia yang dingin.
Seperti terhipnotis, Nadia menutup matanya.
Dan akhirnya Steve kembali mencium bibir wanita ini. Wanita yang kini telah jadi candunya.
Mereka benar-benar hanyut dengan yang namanya nafshu, lama-lama bukan hanya Steve yang ingin lebih. Namun Nadia juga.
Setelah ciuman kasar di leher Nadia, Steve pun akhirnya mengulum kedua dadda itu secara bergilir.
Sementara Nadia makin mendesah tak karuan.
Mereka tidak buru-buru, menikmati tiap inci sentuhan di tubuh masing-masing. Steve bahkan sangat menggilai Nadia saat wanita itu mencengkeram kuat lengan dan punggungnya, juga saat mengelus kepalanya dengan kasar.
Ahk! ini benar-benar gila.
Tok tok tok!
"Mom! Daddy!" pekik Zayn dari luar sana.
Sontak Nadia dan Steve saling melepaskan diri, diantara hasrat yang masih membara mereka harus segera memadamkannya.
Nadia sangat malu, apalagi kini tubuh atasnya benar-benar polos.
Sementara Steve tersenyum lebar, salahnya memang karena mendahului proses. Jadinya ya begini, nanggung.
"Aku akan buka pintunya, ku pikir kamu perlu bersembunyi di kamar mandi," ucap Steve degan terkekeh pelan.
"Stevee!!" rengek Nadia, kesal dan malu sekaligus.
Dia buru-buru memunguti bajunya dan berlari ke kamar mandi ...