NovelToon NovelToon
The One Who Give Me Butterflies Feeling

The One Who Give Me Butterflies Feeling

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cerita cinta dari masa remaja saat SMU hingga dewasa.
Bagaimana proses pendewasaan terbentuk karena mengenal cinta.
Cinta itu seperti permen dengan berbagai rasa, manis, asam, juga rasa mint yang kadang terasa pedas tapi menyegarkan.

Aku membuat cerita ini tidak dalam bentuk panjang, tidak banyak drama dan bertele-tele.
Cerita fiksi yang berdasarkan detail kebenaran.

Semoga kalian menyukainya.
Full of love from me,
Author.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Aku dan teman baruku

Kelas 1 smu di sekolah yang baru. Karena aku anak pindahan, aku mau datang lebih pagi, supaya bisa melihat situasi sebelum kakak kelas datang dan mulai berulah ngerjain murid kelas 1.

Aku duduk dipinggiran lapangan sepak bola siapa tau ada anak yang kukenal, sambil menunggu pengumuman pembagian kelas.

“Hai, aku Dian kamu siapa?”

“Aku Fanny.”

“Eh, itu udah ada kertas pembagian kelas sudah ditempel ayo kita lihat”, kata Dian.

“Kebetulan sekali kita sekelas, mau duduk bareng ga?” Aku setengah mengiba pada teman baruku ini.

“Yaahhh sorry, gue td udah janjian sama temen kalau kita sekelas kita mau duduk bareng. Lo duduk di depan kita aja bagaimana? Hei itu temenku, Nadd sini, kenalin ini Fanny”

“Halo aku Fanny, anak pindahan dari sekolah A. Kalian dulu 1 sekolah ya? Anak pindahan juga apa asli sini?”

“Hai, aku Nadia. Kita anak pindahan dari sekolah B. Kita ga hanya berdua kok, total ada 5 anak. Yg lainnya ada Bea, Andre, dan Arnold. Cuma mereka entah dimana sekarang. Nanti istirahat kita bareng ya, gue kenalin ke mereka.”

“Lo sendiri aja kah dari sekolah A?” Tanya Dian.

“Sebenarnya sih engga, ada 2 orang lainnya, Cuma kita ga dekat sih memang. Jadi gue sendiri aja.” Dalam hati aku berkata, ya 2 orang itu beda level, mereka tajir melintir, kurang cocok sama aku yang naik angkot atau bis kemana mana.

Di kelas, aku duduk sebangku dengan Angga. Cewe teman sebangku ku ini anak pindahan dari Jakarta. Entah karena dia dari kota besar, tapi dia terlihat sangat percaya diri, cara bicaranya pun ceplas ceplos.

Hari-hari berlalu, biasanya saat istirahat aku berkumpul di kantin bersama teman teman baruku, Angga, Dian, Nadia, Bea, dan 2 anak cowok itu hanya sesekali bergabung.

Saat ini sudah mendekati akhir semester pertama, dan minggu ini adalah pekan ujian tengah semester.

Sebelum ujian dimulai, Angga datang menghampiriku.

"Fan, itu ada salam dari Danny anak kelas 2".

Karena ga merasa kenal, dan ga terlalu perduli juga, aku hanya mengiyakan dan sibuk mempersiapkan alat tulis dimejaku.

Setelah bel berbunyi menandakan jam pulang, Angga bertanya lagi kepadaku,

"Jadi ga disalamin balik nih yg tadi pagi nitip salam?".

Dengan malas aku menjawab, "Malas ahh, ga kenal juga".

"Bener nih, lumayan cakep loh." Kata Angga.

"Cieee Fanny, dapat salam". Ternyata, teman-temanku yg lain, Dian dan Nadia sudah pasang kuping dari tadi mendengar pembicaraanku dengan Angga.

1 Minggu pekan ujian akhirnya berakhir juga. Masih ada 1 minggu lagi masa sekolah sebelum libur Natal dan Tahun baru. Selama 1 minggu ini sekolah hanya akan diisi kesenian dan olahraga.

Pagi itu, kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang berlatih basket, ada yang berlatih sepakbola, ada yang berlatih menyanyi, juga bermain drama.

Aku dan teman-temanku tentu saja mengambil kelompok yang paling mudah menurut kami, tentu saja bernyanyi. Tidak perduli apakah suara kami bagus atau tidak, bahkan kami tidak bermimpi untuk memenangkan lomba antar kelas ini. Tujuan kami hanya ingin pulang cepat dan nonton bioskop.

"Fann disalamin lagi tuh" Kata Angga.

Serentak 1 kelompok berseru cieee... Duh malunya aku.

"Udah puas belum nih godainnya, mau pulang cepet ga kita" Seruku, sambil menahan malu.

Dian yang mengiringi kelompok kami bermain gitarpun berkata "ayo cepetan latihan biar bisa nonton basket nih gue".

Maklum Dian punya gebetan di klub basket.

"Ayo ayo mulai" Kata Nadia.

Berbeda dengan Dian, kalau Nadia memiliki gebetan di klub sepakbola.

Setelah selesai berlatih, aku Nadia, Dian, Bea dan Angga pun pergi ke arah klub olahraga incaran kami masing-masing.

Dian, Bea dan Angga ke klub basket. Sedangkan aku dan Nadia duduk di pinggiran lapangan sepak bola. Alasanku memilih sepakbola karena aku lebih banyak mengenal anggota klub sepakbola dibanding basket, selain itu Arnold dan Andre juga berada di klub itu.

Nadia membuka obrolan dengan kalimat,

"Jadi siapa itu Danny, yakin ga penasaran?".

"Entahlah, penasaran dikit sih, tapi cuma sebatas pengen tau mukanya aja" Akupun berkata jujur.

Kadang kadang, saat pergantian pemain atau istirahat, Arnold dan Andre duduk disamping aku dan Nadia.

"Eh Nold, lo kenal kakak kelas 2 yang namanya Danny ga" Kata Nadia.

"Ga tuh" Kata Arnold.

Nadiapun melirik Andre, "Jangan liat gue, ga kenal" Kata Andre.

Setelah selesai menonton klub sepakbola, kamipun segera bergegas ke bioskop. 2 Jam berlalu, kini waktunya kami mengisi perut di foodcourt. Aku, Angga, Bea, Dian dan Nadia duduk berhadapan sambil menunggu pesanan makanan kami datang.

Saat kami asyik mengobrol, kami dihampiri oleh 2 temanku yang berasal dari smp yang sama dulu, Yeny dan Vina.

"Hai Fann, hai Angga" Kata Yeny dan Vina hampir bersamaan.

"Eh hai, bisa ketemu disini ya". Perkenalkan ini Dian, Bea, dan Nadia.

"Kalian udah saling kenal ya" Aku melirik ke Angga dan Yeny juga Vina.

"Iyalah" Kata Angga.

"Fann, ada salam dari sepupuku, Danny " Kata Vina.

"Oooo ok" Kataku sambil berusaha mencerna kalau Danny adalah sepupu Vina.

"Udah ya, kita balik duluan ya, selamat makan" Kata Vina, lalu diikuti Yeny yang berkata "Sampai ketemu di sekolah"

"Angga, lo tau ga kalau Danny sepupu Vina?" tanyaku pada Angga.

"Tau, tapi lupa bilang hehehehe. Lo kira yg bilang ama gue untuk bilang salam itu siapa, ya si Vina lah, gue ga kenal Danny, cuma tau mukanya aja" Kata Angga.

Dian ikut menimpali "Ini tuh Danny yg tadi lo bilang lumayan Ga?".

Mukaku terlihat semakin bingung berusaha mengikuti omongan mereka.

"Itu tadi di klub basket, Angga bilang ke kita itu cowok yang namanya Danny. Emang lumayan sih Fann" Kata Bea.

Pekan kesenian dan olahraga berlalu begitu saja. Dan hari terakhir sekolah dihari Jumat, salam dari Danny itu datang lagi dan berlalu begitu saja.

Aku berkata dalam hati, toh dia cuma nitip salam aja, ga ngajak kenalan juga, ya sudah akupun tidak terlalu menanggapinya.

1
Jayrbr
Jiwa saya terkoyak!
fien: terima kasih kakak 🥰
total 1 replies
Ignacia belen Gamboa rojas
Abis baca cerita ini, bikin aku merasa percaya sama cinta lagi. Terima kasih banget thor!
fien: waahhh seneng banget dengernya. nantikan bab selanjutnya ya 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!