Namaku Anabel Rista
Sejak sebulan lahir aku sudah di buang oleh Ayahku, ibuku meninggal setelah 3 Minggu melahirkan aku.
Aku di rawat oleh para pelayan di rumahku dan tinggal di bangunan khusus para pelayan dan tak sekalipun masuk ke bangunan utama.
aku hanya keluar jauh saat ke pasar bersama mbok Ijah, ketika berumur 6 tahun.
Aku tak di sekolah kan, tapi mbok Ijah dan para pelayan giat mengajariku membaca dan menulis serta berhitung.
Akupun tak tahu siapa ayahku dan ibuku, hingga saat umurku 11 tahun, mbok Ijah bercerita dan pelayan yang tau siapa aku pun membenarkan cerita mbok Ijah, ternyata mbok Ijah akan berhenti bekerja.
Sehari sebelum mbok Ijah berhenti, kami ke pasar, aku membantu membawa belanjaan, di dalam pasar, ada seorang nenek pengemis.
Nenek itu terlihat lapar, dan akhirnya aku dekati, dan memberikannya Sebungkus biskuit dan uang 5 ribu karena hanya itu uangku.
Terimakasih Nak, ambilah ini, nanti teteskan darahmu ke Cincin ini saat kamu tiba di rumah,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.17. Masuk Sekolah
Anabelle membaca ketiga dokumen itu, dan masing-masing kotak berisi dokumen, terdapat selembar surat, Selamat datang Nona Muda, Jangan lupa selalu berbahagia.
Para pemimpin perusahaan tersebut merupakan orang-orang yang setia, dan tahu siapa Nenek Arimbi sebenarnya, ada kekaguman dan ketakutan saat berhadapan dengan Nenek Arimbi.
Nenek Arimbi tidak pernah takut dalam menghadapi apapun, gelombang laut yang ganas tidak membuat mentalnya jatuh, dan selama pelayaran tidak pernah sekalipun mereka mengalami kandas, hingga mereka menyebutnya Navigator ulung.
Nenek Arimbi di karuniai dengan Mata Langit, Dia mampu melihat kedepan, tak ada yang tahu kalau Nenek Arimbi adalah pengendali Elemen, dan Keturunan Dewa.
Dia di beri gelar Dewi pengacau, hingga di hukum dan di buang ke Bumi, ayahnya seorang Dewa Laut, membuatnya paham akan situasi kelautan, Nenek Arimbi membuat kapalnya sendiri dan merekrut awak kapal dan menjadikan mereka murid-muridnya.
Saat zaman modern dan terjadinya revolusi industri, nenek Arimbi berputar haluan dan mulai berbisnis, berbekal orang-orang yang bisa di didik dan di percaya, dia mulai membuka usahanya di eropa, dan bekerja di belakang layar, dia menyamar menjadi seorang laki-laki yang bekerja di pelabuhan.
Tepat 2 Minggu, Hari ini adalah hari pertama Anabelle untuk masuk sekolah, 2 hari sebelumnya Mbok Ijah dan bi Ina sudah datang, Mereka ingin melihat bayi mungil yang dulu mereka rawat, untuk kali pertama dalam hidupnya pergi ke sekolah.
"Jangan diingat yang telah berlalu, sekarang impian Anna sudah terkabul, sekarang akhirnya Anna bisa pakai seragam, seperti yang kita lihat di pasar, ada anak murid yang hendak ke sekolah, mbok Ijah sambil merapikan pakaian Anabelle.
"Bi Ina sangat bahagia, melihat Putri kecil kami sudah mau sekolah, Semangat dan berbahagialah sayang, Anna Permata hati kami berlima, bibi ingin melihat kesuksesan Anna di masa depan, angkat kepalamu Nak, dan tunjukkan Anabelle Rista adalah yang terbaik, ucap bi Ina, yang memeriksa perlengkapan sekolah Anabelle.
"Terimakasih mbok dan terimakasih bi, Anna sangat menyayangi kalian berdua dan 3 bibi yang lain, doakan Anna agar bisa belajar dengan baik dan dapat memiliki teman, ucap Anabelle.
"Ia sayang, kami akan selalu mendoakan yang terbaik untuk mu, tersenyumlah, ucap kedua mantan pelayan nya.
Harno dan istrinya, serta Security yang berjaga semua berdiri dengan penuh senyuman, Ayu di percayakan Perusahaan untuk mengurus semua keperluan Anabelle.
"Jangan takut Nona Muda, semangat lah, kami semua bangga melihat Nona Muda akan bersekolah, ucap mereka dengan senyum kebahagiaan, dan memberi semangat buat Anabelle.
"Terimakasih semuanya, Anna akan terus semangat untuk sekolah, dan akan terus bahagia bersama kalian, jadi paman dan bibi semuanya, harus ikut bahagia, ucap Anabelle.
"Ayo berangkat, nanti kita terlambat, ucap Ayu
Dengan 2 mobil mereka berangkat, Harno ikut mendampingi, istrinya tidak bisa, karena mengantar anaknya juga sekolah, ya Anabelle sudah memerintahkan agar anak-anak Harno sekolah di Jakarta.
Tiba di Sekolah, banyak sekali orangtua yang datang untuk menemani anak-anaknya, ada kesedihan di wajah Anabelle.
"Jangan bersedih, Nyonya besar pasti bangga melihat Anna mulai bersekolah, ucap Mbok Ijah.
"Ia Mbok, sekarang sudah tidak sedih lagi, ucap Anabelle sambil berusaha tersenyum.
"Ini sayang bekalnya dan kalau gak cukup beli di kantin saja, ucap Mbok Ijah.
"Sekarang masih berfoto dulu, mumpung masih agak sepi, ucap Ayu, dan memberikan handphonenya ke Pak Bagio agar memotret mereka.
Tantri juga mengirimkan pesan, bahwa dia sudah di sekolah, di SMA Negeri terbaik Jakarta Selatan, dengan caption mari belajar.
"Bibi berdua tunggu Anna pulang sekolah baru kembali ke kampung ya, ucap Anabelle.
"Ia sayang, ucap kedua wanita paruh baya itu.
Dengan berlari kecil, Anabelle menuju lapangan tempat para siswa berkumpul, mereka di berikan arahan sebelum memasuki kelasnya bersama Wali kelas.
Anabelle duduk di deretan tengah, ada rasa gugup yang dia rasakan, karena inilah sebenarnya hari pertama baginya untuk ke sekolah.
Ayahnya yang sangat kaya raya, tidak memiliki rasa peduli untuk menyekolahkan nya, tapi buah karma kini sedang melanda keluarga Ayahnya.
Samuel tidak lagi menjadi CEO, begitu juga saudara-saudara mereka yang lain, saham mereka memang masih banyak, tapi bukan saham mayoritas, A 35% Investment sebesar 35%, AR Investama sebesar 25%, sedangkan saham publik 20%, sisanya milik Samuel, 20%, otomatis Dia tidak lagi mengendalikan perusahaan nya.
Samuel seolah kehilangan hidupnya, banyak sahabatnya yang tidak terlalu peduli kepada nya, mereka tep berkomunikasi tapi biasanya Samuel begitu mendominasi, kini tak ubahnya seperti tikus.
Sebastian juga sama, hanya saja dia memang cerdas, dan kehidupannya di hadapan publik masih di jaganya dengan baik AR Investama, membeli Saham A 35 Investment, ini taktik Anabelle yang bermain cantik, walau dia emosi tapi dia sudah berpikir untuk masa depan, dan akan membalas dengan cantik.
Hingga saat ini, Perusahaan Sebastian masih berupaya agar A 35 % Investment masih menanam saham, di perusahan nya.
Rendra dan Amara kini lebih banyak diam, karena sudah tidak menjadi pengendali Perusahaan, alhasil mereka bertiga jadi pengangguran.
Sepupu mereka yang perusahaan menengah bahkan ada yang gulung tikar, hingga saat ini Mereka menggabungkan beberapa perusahaan kecil mereka agar bisa tetap bertahan.
Gunawan Tua terlihat semakin tua, memikirkan anak-anak nya dan cucunya, sempat terlintas di pikirannya soal Anabelle dan 3 kakak Anabelle yang di buang oleh nya.
Masa tua yang dia pikir SJSN membuatnya tenang, kini terusik dengan masalah Anak-anaknya, dia wara Wiri bernegosiasi dengan teman-teman nya, tapi mereka sudah melepaskan tanggung jawab kepada anak-anak mereka dan otomatis anak mereka lah yang mengambilnya keputusan.
Jam pertama terlewati hanya dengan perkenalan, anak-anak yang lain bangga mengatakan dimana mereka tinggal dan bersama orangtuanya.
"Nama Saya Anabelle Rista, saya tinggal bersama penjaga Rumah karena sudah tak memiliki orangtua.
"Yatim Piatu dong, celetuk seorang siswa laki-laki.
"Tidak juga, Ayah seharusnya masih ada tapi tidak tahu, kalau ibuku sudah meninggal saat aku berumur 1 Minggu, dan selama ini aku di urus pelayan, ucap Anabelle.
"Oh berarti kamu anak hasil selingkuh atau anak haram, seorang siswa yang menimpali.
"Terserah kalian menilainya, balas Anabelle dan kembali ke tempat duduknya.
Jam kedua, perkenalan pelajaran dan apa saja rencana belajar kedepan, setelah itu sang Guru keluar.
Dikelas anak-anak pada berisik, dan ada juga yang bermain game, sedangkan Anabelle hanya ber chatting dengan bibi pelayan yang di kampung, dia tidak peduli dengan yang lain.
"Hey anak haram, apa di rumah kamu lift nya, ejek seorang siswa laki-laki.
"Tidak ada, rumah saya hanya 1 lantai saja, jadi tidak perlu Lift, jawab Anabelle santai.
"Berapa uang jajan yang di berikan penjaga rumah mu, tanya yang lagi.
rupa-rupanya.........