NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Kelabu 2

Pendekar Pedang Kelabu 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Spiritual / Anak Yatim Piatu / Mengubah sejarah / Perperangan
Popularitas:20.1k
Nilai: 5
Nama Author: YanYan.

Setelah mengukuhkan kekuasaannya atas Kota Canyu, Zhang Wei memulai perjalanan epik menuju puncak dunia demi membangkitkan kembali masternya, Lian Xuhuan. Namun, jalan menuju tujuan itu penuh bahaya: musuh kuat, intrik politik, hingga menjadi buronan kekaisaran Qin.

Dalam petualangannya, Zhang Wei harus menghadapi penguasa Tanah Barat, mengungkap rahasia dunia, dan membuktikan dirinya sebagai pendekar pedang kelabu yang tak terkalahkan.

Dengan tekad membara, Zhang Wei bersiap melawan dunia untuk mencapai puncak tertinggi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YanYan., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memasuki Alam Rahasia

Pria itu mencoba bertahan, mengatupkan rahangnya seolah tidak akan membocorkan informasi. Namun, Zhang Wei hanya mendengus. Dia mengangkat tangannya, memunculkan teknik yang dia pelajari dari Lian Xuhuan—Mata Jiwa Tertutup. Teknik ini memungkinkan Zhang Wei membaca ingatan secara langsung dengan paksa, meskipun efek sampingnya akan merusak pikiran korban.

Pria itu meronta, matanya melotot saat ingatannya disusuri oleh Zhang Wei. Dalam beberapa detik, Zhang Wei melihat gambaran yang jelas—perintah langsung dari Qin Lian, Pangeran Kelima Kekaisaran Qin. Di dalam ingatan itu, Zhang Wei melihat peta dan strategi yang ceroboh, dengan tujuan tunggal: merebut kendali atas Kota Canyu.

Setelah menarik tangannya, Zhang Wei mundur selangkah. “Jadi ini rencana Pangeran Kelima. Terus-terusan mengirimkan orang-orang seperti kalian dengan pendekatan yang serampangan. Aku harus mengakui, dia benar-benar tidak cocok menjadi salah satu pewaris,” katanya dengan nada penuh ejekan.

Pria itu terengah-engah, pikirannya mulai hancur akibat efek samping teknik tadi. Dia berusaha berbicara, tetapi hanya suara tak jelas yang keluar dari mulutnya. Zhang Wei mengangkat pedangnya tanpa ragu. “Kau sudah tidak berguna lagi.”

Dalam satu tebasan, nyawa pria itu berakhir. Zhang Wei membersihkan pedangnya dari darah, lalu mengalihkan perhatian ke mayat-mayat yang berserakan di sekitarnya. Dia menjarah cincin penyimpanan mereka, memindai isinya dengan cepat. Beberapa pil, artefak, dan gulungan teknik tingkat tinggi berhasil dia amankan.

“Tidak buruk,” gumamnya sambil menyimpan semua itu ke dalam cincin penyimpanannya sendiri.

Setelah memastikan tidak ada yang tersisa, Zhang Wei menatap pintu masuk alam rahasia yang ada di depannya. Energi kuno memancar dari tempat itu, seolah menyembunyikan rahasia yang telah terkunci selama ribuan tahun. Segel yang melindungi alam rahasia itu masih berdiri kokoh, meskipun terlihat retak di beberapa bagian.

“Ini dia,” Zhang Wei berkata pelan, merasakan emosi samar dari jiwa masternya, Lian Xuhuan.

“Ya, ini tempatnya,” suara Lian Xuhuan bergema di benaknya. “Namun, segel ini tidak akan mudah dibuka. Dibutuhkan teknik khusus yang hanya aku ketahui. Kau siap, Wei’er?”

Zhang Wei mengangguk tanpa ragu. Dia mengulurkan tangannya, memancarkan energi kelabu dari pedangnya ke arah segel. Dengan bantuan petunjuk dari Lian Xuhuan, dia mulai mengurai segel itu, memecahkan pola-pola rumit yang telah menjaga alam rahasia ini tetap tersembunyi selama ribuan tahun.

Butuh beberapa menit hingga segel itu retak sepenuhnya, dan akhirnya, pintu masuk ke alam rahasia itu terbuka.

“Mari kita lihat tempat seperti apa ini,” gumamnya sambil melangkah masuk, siap menghadapi apa pun yang menunggunya di dalam.

Begitu Zhang Wei melangkah melewati pintu masuk, udara di sekelilingnya berubah drastis. Dunia di dalam alam rahasia ini terasa berbeda—lebih suram, lebih gelap, dan lebih menekan. Langitnya tidak biru, melainkan berwarna abu-abu pekat, dengan kabut tebal yang menggantung di mana-mana. Suasana itu menciptakan perasaan bahwa sesuatu yang mengerikan sedang mengintai di balik setiap sudut.

"Ini... jauh lebih gelap daripada yang kuingat," suara Lian Xuhuan terdengar dalam benaknya, nadanya penuh kehati-hatian. "Sepertinya tempat ini telah berubah selama ribuan tahun tanpa pengawasan."

Zhang Wei menyipitkan mata, memperhatikan lingkungan sekitarnya. Tanah di bawah kakinya berwarna hitam seperti arang, dan sesekali dia melihat tanaman aneh yang bersinar dengan cahaya redup, seolah-olah mereka hidup di kegelapan ini. Di kejauhan, dia mendengar suara geraman samar, seperti binatang buas yang sedang berburu.

“Jika tempat ini dipenuhi energi negatif, maka ada kemungkinan besar tumbuhan roh dan artefak yang kita cari berada di wilayah paling berbahaya,” ujar Zhang Wei sambil mengencangkan genggamannya pada pedang abu-abu gelapnya.

Dia mulai berjalan perlahan, langkahnya penuh kehati-hatian. Tidak butuh waktu lama sebelum dia menemukan tanda-tanda kehidupan. Sebuah makhluk besar dengan tubuh seperti serigala, tetapi memiliki tiga kepala, muncul dari balik kabut. Mata merahnya menyala dengan kebencian, dan setiap langkahnya mengguncang tanah.

Zhang Wei berhenti. Dia mengamati makhluk itu, memperkirakan kekuatannya. “Binatang roh tingkat tinggi,” gumamnya. “Baru masuk saja, tapi mereka sudah mengirim sambutan sebesar ini?”

Makhluk itu menggeram, lalu melesat ke arahnya dengan kecepatan luar biasa. Zhang Wei tidak panik. Dengan satu gerakan gesit, dia menghindar ke samping dan mengayunkan pedangnya. Serangan itu mengenai salah satu kepala makhluk itu, tetapi bukannya terluka, kepala itu hanya bergetar sebelum kembali menyerang dengan ganas.

“Makhluk ini memiliki kemampuan regenerasi yang cepat. Jangan buang waktu,” suara Lian Xuhuan memperingatkan.

Zhang Wei mendengus. “Mengerti.”

Dia melompat ke udara, menggunakan teknik langkah anginnya untuk menghindari serangan makhluk itu yang semakin liar. Dengan cepat, dia mengaktifkan teknik pedang tingkat tinggi—Cakar Kelabu Pemusnah. Pedangnya memancarkan cahaya kelabu yang menakutkan, dan dalam sekejap, serangan itu menghantam makhluk itu dengan kekuatan penuh.

Sebuah jeritan mengerikan terdengar ketika tubuh makhluk itu terbelah menjadi dua. Zhang Wei mendarat dengan ringan di tanah, melihat tubuh makhluk itu perlahan memudar menjadi kabut hitam.

“Ini hanya penjaga pintu,” pikirnya.

Namun, dia tidak punya banyak waktu untuk berpikir. Dari kejauhan, suara gemuruh terdengar. Tanah bergetar, dan kabut di sekitarnya semakin tebal. Zhang Wei bisa merasakan energi yang semakin besar mendekat, seolah-olah tempat ini tidak senang dengan kehadirannya.

“Sepertinya tempat ini hidup,” gumamnya.

“Memang,” jawab Lian Xuhuan. “Dan ini bukan alam rahasia biasa. Ada sesuatu yang menjaga inti tempat ini, sesuatu yang tidak akan membiarkanmu mengambil apa pun dengan mudah.”

Zhang Wei tersenyum tipis, matanya memancarkan tekad. “Bagus. Sudah lama aku tidak menghadapi tantangan seperti ini.”

Dia melangkah lebih dalam, semakin dekat ke pusat alam rahasia itu, dengan kewaspadaan penuh dan pedangnya siap untuk menghadapi apa pun yang datang. Di tempat ini, setiap langkahnya bisa berarti hidup atau mati.

Kabut semakin tebal saat Zhang Wei bergerak lebih dalam. Udara terasa berat, dan energi gelap di sekitarnya membuat setiap langkahnya terasa seperti menghadapi tekanan yang tak terlihat. Di depan, suara gemuruh mulai berubah menjadi jeritan samar, seperti tangisan makhluk yang tak berwujud.

Tiba-tiba, dari dalam kabut, sosok-sosok muncul. Mereka menyerupai manusia, tetapi tubuh mereka transparan dan mata mereka kosong. Mereka tampak seperti roh yang terperangkap, mengambang tanpa tujuan. Namun, begitu mereka melihat Zhang Wei, roh-roh itu bergerak dengan kecepatan mengerikan, menerjang ke arahnya.

“Roh pembalasan,” kata Lian Xuhuan, suaranya lebih serius. “Mereka akan terus menyerang sampai kamu menghancurkan inti keberadaan mereka.”

Zhang Wei tidak mundur. Dengan satu ayunan pedang, aura abu-abu menyebar, membentuk penghalang pelindung. Dia memusatkan energinya, bersiap menghadapi gelombang serangan berikutnya. “Kalau begitu, mari kita lihat siapa yang lebih bertahan lama.”

1
Andin D
kurang seru mcnya terlalu naif
harusnya seperti dewa iblis
dewa bagi kawan
iblis bagi musuh
setyo adi
Luar biasa
onong suryadi
siiiip
Sri Hayati
dan karna kelalaian mu makasih akan timbul masalah di kemudian hari
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut Up Thor ✍️💪💪
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut
saniscara patriawuha.
mantapppppp mangggg zhongggg..... gasssss pollllll
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
lanjutkan
saniscara patriawuha.
punya pintu doraemon koq bingung seh mang zhong... tinggal suttt ronoooo sutttt renee.... kelarrrrrr....
saniscara patriawuha.: mang otornya apa mc nya neh yg pelupa..
Adzriel Fristyan S: dia kan pikun pelupa 😂
total 2 replies
saniscara patriawuha.
gassssd pollllll manggg Zhonggggh...
sie ucup
mantap Thor,secangkir kopi buat author,ttp lah ceritanya seperti ini,saya suka saya suka 👍
Khairuddin PBBA
terima kasih
ditunggu up nya Thor
༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Lanjut Up Thor ✍️💪💪
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
mantap thor
Eddy Airborne
mantap
Eddy Airborne
lanjutkan
saniscara patriawuha.
gassss pollll manggg zhongggg...
saniscara patriawuha.
labubu jangan jangan itu yang mendongol..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!