NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Ada Perhatian

Seperti biasa. Jika itu soal Bianca dan patah hati, Devi hanya bisa menggeleng kepala. “Aku harus pergi.” Devi mematikan panggilan secara sepihak karena benar-benar kehabisan cara untuk menghadapi Leo yang seringkali patah hati, di saat bersamaan masih enggan menyerah.

Sementara di sisi lain, Leo meletak hpnya dan memejamkan mata untuk merenung. Tidak bukan dan tidak lain wajah Bianca memenuhi otaknya. Leo kecewa, sangat-sangat patah hati hingga rasanya tidak sanggup berdiri atau melakukan apa pun. Leo mengharapkan Bianca untuk kembali. Karena itu, dia menatap pintu dan menunggu.

Menunggu dan menunggu sampai beberapa jam terlewatkan tanpa sadar dan Bianca masih saja tidak kembali seperti yang dia harapkan. Kekecewaan pria itu terasa di udara, suasana kamarnya seolah semakin gelap dan tak bernyawa.

Leo melupakan rasa lapar sementara Bianca diam-diam memasak sesuatu di dapur untuk mengisi perut yang sudah tidak lagi kuat menahan keroncongan.

Setelah suapan terakhir masuk ke dalam usus, Bianca reflek menatap ambang pintu. “Dia baik-baik saja? Dia belum turun sedari tadi. Tidakkah dia lapar?”

Bianca tidak bisa memyembunyikan perasaan cemasnya, tapi rasa takut akan Leo salah paham lebih besar membuatnya mengurunkan niat apa pun itu yang berurusan dengan ‘perhatian.’

“Aku tak peduli apa yang dia lakukan. Aku hanya ingin pulang.”

….

Matahari terbit sekali lagi dan jarum pendek jam menunjuk pukul tujuh ketika Leo tiba di dapur. Tak berbeda dari semalam, dia masih tak berdaya dan dilanda kesedihan. Leo berniat membuat sarapan tapi sampah bungkus mie di tong sampah benar-benar menusuk-nusuk hatinya. Leo bergumam, “sepertinya Bianca benar-benar tidak peduli padaku.”

Suara berdehem dari ambang pintu memecahkan fokus Leo. Dia meniup nafas sebelum menampilkan senyuman secerah mentari pagi dan berbalik untuk menyapa, “pagi, Bian! Tidurmu nyenyak?”

Bianca tidak langsung menanggapi tapi mengamati wajah Leo. Senyuman dan gaya bicaranya sama seperti sebelumnya, Bianca menyimpulkan Leo sudah sembuh dengan dua hal itu. “Kau sudah merasa lebih baik?” tanya Bianca basa-basi.

“Tentu!” jawab pria itu, nada bicaranya bahagia. “Kau merawatku penuh dengan cinta. Tentu aku sudah merasa lebih baik.”

Bianca mengakhiri pembicaraan dengan anggukan kecil. Dia berbalik dengan niat meninggalkan dapur tapi suara Leo menghentikannya. “Aku pikir … sudah waktunya kita pulang.”

Padahal niat Leo tinggal selama seminggu tapi suasana hatinya benar-benar hancur berantakkan. Dia tak mau membuat kesalahan, maka dari itu rencananya terpaksa berubah.

Bianca tidak menjawab, dia hanya tersenyum dan mengganguk sekali.

Sangat mengecewakan, Leo berpikir. Meski begitu mereka tetap pulang seperti katanya.

Hal pertama yang Bianca lakukan setelah tiba di rumah Leo adalah berlari ke kamar untuk menyambar hpnya dari atas naskas. Hatinya hancur ketika melihat tidak ada pesan atau panggilan masuk dari suaminya, Gavin. Hanya satu, itu ketika Gavin menelepon Leo kemarin.

Sorot mata Bianca lirih dan dia hanya bisa tersenyum pedih. “Apa aku benar-benar tak berarti di matamu, Gavin?” Satu-satunya alasan Bianca bisa bertahan adalah harapan untuk segera pulang dan melihat pesan dari Gavin tapi tidak ada bahkan satu pun. “Dia menelepon Leo tapi bahkan tidak mau mengirim satu pesan pun?” Bagaimana bisa Bianca tidak kecewa? Pikirannya kalut dan seolah kosong, Bianca tidak tahu apa yang harus dia lakukan.

Sementara itu, Leo masih menyandar di ambang pintu mengamati apa yang Bianca lakukan. Kemudian, perempuan itu berbalik dan melewatinya setelah kalimat, “aku harus menemui orangtuaku.” Bianca cemas karena tiba-tiba tidak pergi bekerja tanpa sepatah kata.

Leo mengikutinya. “Aku akan mengantarmu.”

Tentu Bianca menolak tapi Leo tidak menawarkan melainkan memaksa. Mereka tiba di cafe dalam waktu dua puluh menit menggunakan mobil. Bianca berbicara di balik kasir bersama ayahnya sementara Leo duduk bersama secangkir cappucino di meja paling ujung untuk menghindari perbuatan menguping.

“Apa?” Bianca terkejut mendengar apa yang sang ayah katakan, meski begitu menjaga suaranya tetap kecil agar tidak terdengar Leo. “Apa maksudmu dia meminta izin darimu?”

“Seperti kataku, aku tahu ke mana kau pergi.” Lelaki paruh baya itu mengulang, “Leo menelepon, memberitahuku dia berniat mengajakmu pergi.”

“Kau tahu tapi mengapa reaksimu biasa saja?” Bianca binggung, tidakkah ayahnya bersikap terlalu santai di saat dia tahu putrinya yang telah menikah pergi bersama pria lain!

“Memang reaksi apa yang kau inginkan?” tanya lelaki itu. “Cafe ini miliknya, kau ingin aku mengusirnya?”

“Mi-milik apa?” Bianca hampir tersetak oksigen dibuat ungkapan tiba-tiba sang ayah. “Cafe ini milik Leo?” ulangnya, menginginkan penjelasan. Selama Bianca tahu, cafe ini MILIK KELUARGA yang artinya milik ayahnya, tapi mengapa tiba-tiba saja kepemilikannya berubah?

“Kau tidak tahu?”

“Bagaimana aku bisa tahu kalau tidak ada yang beritahu aku!”

“Ah …” Lelaki paruh baya itu mengganguk paham. Itu bukan rahasia, hanya dia tidak pernah mengatakan apa pun dengan pemikiran tidak penting bila Bianca tahu atau tidak.

Singkat cerita, Leo mendatangi ayah Bianca satu tahun yang lalu, tepat setelah dia mendengar Bianca berniat mencari pekerjaan. Dia menawarkan hal berupa mengurus cafe yang akan dia dirikan dengan syarat mempekerjakan Bianca. Awalnya ayah Bianca menolak tapi kemudian Leo menawarkan hal yang mengiurkan seperti kontrak lima tahun dan setelahnya, cafe itu akan sepenuhnya menjadi miliknya. Karena itu, kesepakatan tercipta.

Bianca kehabisan kata-kata untuk dilontarkan. Dia perlahan menoleh ke arah Leo. Lelaki itu melakukan hal yang sama. Saat kontak mata bertemu, dia tersenyum manis hingga matanya melengkung sembari melambaikan tangan.

Dia berbahaya, entah mengapa kata-kata itu melintasi benak Bianca seolah-olah Leo sudah merencanakan semua hal sedari awal.

“Kebetulan kau sudah datang, aku hendak memberitahumu sesuatu.” Suara ayah Bianca menyita perhatian. Ketika Bianca menatapnya, dia memberitahu, “kau dipecat.”

“Aku dipecat?” Bianca berpikir telinganya salah tapi sang ayah malah mengganguk sebagai respon.

“Kau dipecat, jadi istirahat saja di rumah dan tidak usah lagi datang bekerja.”

“Kau memecatku atau dia yang memecatku?!” Bianca gagal mengontrol emosi dan menunjuk Leo menggunakan telunjuk. “Ini keterlaluan!” Bianca merasa dipermainkan selayaknya orang bodoh. Dia beranjak meninggalkan sang ayah dengan niat berbicara empat mata pada Leo tapi lonceng di atas pintu kaca berbunyi menandakan masuknya seorang pelanggan.

Pandangan Bianca spontan berubah dan siapa pria yang dilihatnya membuatnya terdiam. “Gavin,” sebutnya. Kedatangan Gavin juga tidak luput dari mata ayah Bianca dan Leo. “Kenapa kau ada di sini?” Bianca melontarkan apa saja yang ada di benaknya. Dia sedikit cemas, menebak-nebak, ‘apa Gavin datang untuk mengadukan kesalahpahamannya pada ayah?’

“Aku berniat bertemu ayah,” jawab pria itu. Tidak ada pertanyaan. Dia memutus kontak mata dan melewati Bianca begitu saja.

Bianca berniat menghentikan Gavin tapi Leo yang mendekat entah sejak kapan menarik lengannya sebelum dia sempat menyentuh tangan Gavin.

Saat Bianca menatap Leo, Leo mengalihkan pandangan pada Gavin dan berkata, “aku perlu bicara berdua denganmu, Gavin.”

Gavin memutar tubuh menghadapnya dan adu tatapan sengit pun terjadi. “Kita bisa bicara di sini.” Nada bicaranya seolah menantang.

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!