Perjalanan Hidup Nessa Dan Dua Kuntilanak

Arya memasukan baju laundry milik orang kedalam kantong besar agar besok bisa di antar kan pagi pagi, Fatma sudah istirahat di rumah karena agak tidak enak badan. Kepala nya terasa pusing, Oleh sebab itu lah Arya menyuruh nya untuk istirahat saja. Hanya ada dia dan tak lama Purnama juga datang sambil membawa segelas es dawet kesukaan sang adik, Meski adik nya sudah punya istri yang mengurus.

Namun Purnama kadang kala juga memberikan perhatian, Karena merasa di adalah pengganti sang Ibu untuk menjaga Arya dan juga istri nya. Sambil menemani Arya yang memasukan baju, Purnama duduk mengangkat kaki sebelah dan meminum es milik nya sendiri.

"Hamil mungkin si Fatma." Ujar Purnama ingin melihat reaksi adik nya.

"Enggak lah, Cuma kelelahan saja dia." Jawab Arya.

"Siapa tahu, Ada kok yang cepet hamil. Apa lagi di hajar setiap malam." Purnama ingin menggoda adik nya.

"Mana mungkin dia hamil, Tadi tuh dia banyak makan cabe jadi asam lambung nya naik." Tukas Arya.

"Kau kan bukan dokter, Mana tau lah." Purnama masih kekeh.

"Ya kan aku yang buat." Jawab Arya mengambil es bagian nya.

Dua beradik ini minum es sambil ngobrol ngalor ngidul, Tak lupa kaki Purnama pun minta urut dengan alasan kelelahan. Di suruh minta urut suami nya, Kasihan karena Zidan sudah lelah tadi habis panen sawit.

Walau menggerutu namun di urut juga dengan sang adik, Orang yang melihat merasa kagum dengan hubungan Kakak adik yang selalu akur ini, Arya juga tak pernah membantah ucapan Purnama yang memang selalu mengingatkan hal bagus untuk nya. Bila di lawan makan pasti akan gulat dan banting bantingan, Lalu berakhir saling mengadu di makam Ibu Laras.

"Tuh ada orang mau laundry." Purnama menunjuk orang yang baru datang.

Seorang pria menggunakan motor dan juga jaket hitam mendatangi tempat laundry milik Arya, Arya pun berdiri menyambut pelanggan nya atau mungkin dia juga mengira bahwa ini orang tersesat tidak tahu jalan.

Orang itu melepas helm nya dan menampak kan wajah Aldo, Ternyata Aldo memang nekad untuk mendatangi rumah sepupu nya Nessa. Dia begitu penasaran dengan orang yang bisa melepas pelet nya Rian, Namun dia malah melongo ketika Arya tersenyum pada nya.

Wajah tampan yang paling di gemari orang kampung itu kini berdiri di hadapan nya, Bahkan tersenyum dengan sangat ramah.Bahkan Rian saja pasti kalah dengan ketampanan yang Arya miliki, Aldo tak berkedip menatap wajah nya Arya sang Joko ulo.

"Cari siapa, Mas?" Tanya Arya sopan dan ramah.

"Menjauh dari gay sialan itu!" Purnama menyentak adik nya menjauh.

Aldo yang kaget karena Purnama bisa tahu hanya dengan sekali lihat, Arya yang tidak tahu bahwa Aldo adalah pasangan nya Rian. Dan kini dia terperangah mengetahui bahwa Aldo adalah pria gay yang memberikan Rian pelet.

"Mau apa kau datang kesini, Sialan?!" Purnama menatap tajam.

"Aku datang karena kau sudah mengganggu Rian! Jangan ikut campur masalah ku." Aldo menggertak Purnama.

"Hei manusia bau tai! Ternyata kau datang untuk menantang ku." Sinis Purnama mengibaskan tangan nya.

Iblis yang Aldo bawa terpental menjauh karena tidak bisa menghindari serangan nya Purnama yang tiba tiba saja, Gerakan wanita ini sangat cepat sehingga mereka tak bisa memperdiksi nya, Padahal iblis itu usia nya cukup tua dan kekuatan nya juga lumayan.

"Aku peringatkan agar kau jangan ikut campur masalah ku, Atau kau akan menyesali nya." Geram Aldo.

"Kau pikir aku takut? Tidak ada manusia yang ku takut kan di dunia ini kecuali Ibu ku." Sentak Purnama dengan tangan yang sudah geram ingin menghajar.

"Sebaik nya kau insaf saja! Lagi pula apa enak nya sih lobang itu di tusuk? Palingan juga cuma kayak ta* yang keluar masuk." Ujar Arya.

Aldo berdehem sebentar karena Arya yang bicara dengan nya, Pria sangat tampan ini bisa di gunakan sebagai pengganti nya Rian bila Rian memang sudah tak bisa lagi bersama nya.

Duk, Praaak.

"Aaakh!"

Gerakan Purnama secepat kilat ketika membenturkan kepala Aldo di pohon kelapa, Dia bisa membaca pikiran lawan bicara nya. Sehingga Purnama sangat marah ketika Aldo berpikir untuk menggoda Arya, Tak urung gay satu ini kesakitan karena kening nya bocor terbentur pohon kelapa sangat kuat.

"Heeek!"

Suara tertahan di tenggorokan nya Aldo karena leher nya itu di pijak oleh Purnama, Jangan pernah mencoba untuk menantang emosi nya siluman ular satu ini. Maka lawan nya pasti akan mati, Atau setengah mati karena menahan amukan nya.

Pak, Pak.

Tangan Aldo mencoba memukuli betis putih nya Purnama, Namun kaki itu sama sekali tidak bergeser dari leher nya. Malahan Purnama berjongkok tepat di atas nya, Mata Purnama yang menyorot tajam itu membuat nyali Aldo hilang seketika.

"Kau yang membunuh istri nya Rian kan?!" Purnama bertanya dengan nada dingin.

"Tiii-dak."

Aldo menggeleng dengan susah payah karena leher nya sangat lah sakit, Arya mendekati Kakak nya supaya jangan terlalu menyiksa. Kalau mati di sini akan lebih bahaya, Mana rahasia Rian dan Aldo serta Lia belum terkuak semua nya. Rumah tangga Nessa saja belum bisa di pastikan akan berakhir bagai mana.

"Katakan pada dukun ku itu untuk menantang ku!" Ujar Purnama melepaskan pijakan nya.

Karena sudah di lepaskan oleh Purnama, Aldo bisa bangun dan menggeragap ketakutan dan juga kesakitan. Mana lobang ah ah nya juga sakit tak karuan, Purnama bisa melihat bahwa tubuh pria ini sudah di gerogoti penyakit.

"Kalian akan menerima pembalasan dari ku." Ancam Aldo.

"Ck! Kau kok malah masih mengancam, Pergi lah sana sebelum nyawa mu lepas." Arya sudah cemas kalau Kakak nya khilaf.

"Tunggu saja, Aku tak main main dengan ucapan ku." Aldo berjalan sambil memegangi tenggorokan nya.

Namun Purnama tidak bisa membiarkan nya pulang seperti itu, Dia belum puas mau menghajat gay satu ini. Di angkat nya rok panjang itu hingga mencapai dengkul.

Braaak.

Aldo melanting sampai menabrak motor nya karena di tendang Purnama dari belakang, Dia menjerit kesakitan dan menggeliat di tanah dengan rasa sakit yang tidak bisa ia gambarkan. Purnama menendang di bagian bokong nya, Sehingga lobang yang sudah sakit itu pun semakin sakit.

"Iiih Kakak! Lihat dia sampai terber*k ber*k gitu." Pekik Arya sangat jijik.

Sangking kuat nya tendangan Purnama menghantam bokong Aldo, Feses yang memang tak pernah berhenti keluar itu pun langsung muncrat menembus pembalut yang ia kenakan.

Selamat siang guys, Jangan lupa makan ya, Ini bab yang ke3🥰