NovelToon NovelToon
ARTI DARI KESERIUSAN

ARTI DARI KESERIUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Beda Usia / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:729
Nilai: 5
Nama Author: kak ryamel

"mel aku serius mau jadi pacara ku?"

"se..serius kamu rud?"

"aku serius mel"

"aku ga tau harus bagai mana, jika kita pacaran bisa saja kita asing dan aku ga mau itu"

"bukan kah pertemanan ini juga akan menjadi asing mel"

"Rudi!!!.. ini bukan hanya sekedar kita yang akan menjadi asing!"

"terus?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kak ryamel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

arti dari keseriusan 23

 Dengan hati yang di penuhi kesedihan Rudi meninggalkan. Rumah nya, rumah yang dia bangun untuk menghindari badai malah menjadi badai untuk nya. kesedihan yang mendalam berubah menjadi kebencian saat ayah nya tega memukul nya.

 Dia tiba di rumah bang Iwan dengan wajah yang berhamburan.

 "ya ampun Rudi!" bang Iwan terkejut saat melihat wajah Rudi, dia langsung mengambil handuk dan air.

 "kamu duduk dulu sini. Ya Tuhan ini memar, kita ke dokter ya!" ucap bang Iwan sambil mengompres memar di wajah Rudi.

 "gak usah bang, enggak sakit kok" Ucap Rudi yang tidak lagi merasakan rasa sakit di wajah nya, karena sakit itu tidak seberapa di banding sakit di hatinya.

 Banh Iwan dengan penuh rasa iba melihat Rudi. Dia membiarkan suasana hening beberapa saat untuk membuat Rudi sedikit merasa tenang.

 "jadi, kenapa dengan wajah mu?" tanya bang Iwan.

 "di pukul sama bapak ku bang" jawab Rudi dengan suara yang bergetar menahan amarah yang bergejolak di dada nya.

 "Rudi! Tenangkan dirimu, jangan memperlihatkan hal yang memalukan di depan adikmu" ucap bang Iwan menepuk pundak rudi.

 Rudi menghela nafas panjang, menenangkan kan dirinya dia berusaha kembali berfikir jernih.

 "kita cari angin dulu ya rud" ucap bang Iwan mengambil kunci mobil nya "adik mu tinggal dengan Nadya dulu di sini"

 Rudi melihat ke arah adik lina, saat ini dia merasa tidak ingin jauh dari adik nya sedikit pun.

 Lina mengangguk kan kepalanya menyuruh Rudi untuk pergi bersama bang Iwan.

 "ARGHHHHHH!!!!!!!!!"

 "AAAA AAA AAAAAA"

 "BAJINGAN!!!!!!!" teriak Rudi di pinggir pantai sambil menendang-nendang pasir dan melompat-lompat yang membuat orang yang mendengar nya melihat nya terheran-heran.

 "usah mendingan?" tanya bang Iwan.

 "makasih ya bang!"

 Bang Iwan tersenyum dia menatap air laut dalam "Rudi apa ini yang terbaik?" tanya bang iwan.

 "tidak ada lagi tempat di rumah itu bang, di sana hanya ada tempat untuk AJI bajingan itu" jawab Rudi yang memendam luka karena orang tuanya.

 "keputusan mu saat ini adalah jalan yang akan kamu lewati besok dan seterusnya. Jangan sampai kamu menyesal dengan keputusan mu ya rud"

 Rudi hanya mengangguk, untuk nya bertahan di rumah itu sama saja menginjak bara api dengan sengaja. Rudi sudah lama ingin keluar dari rumah itu namun dia berusaha bertahan di rumah itu untuk membuat rumah yang layak untuk di tinggali.

 "makasih ya bang. Aku janji bakal bayar ini" ucap Rudi menundukkan kepalanya.

 "tidak perlu di pikirkan, kamu lihat keramaian di samping rumah ku, itu semua karena kamu rud. saat itu jika saja kamu tidak datang mungkin impian ku membuka restoran hanya wacana" ucap bang Iwan.

 Rudi tersenyum, raut wajah nya yang di penuhi kesedihan dan amarah kini memudar.

 "pulang sekarang" tanya bang Iwan pada Rudi untuk memastikan suasana hatinya sudah tidak lagi runyam.

 Rudi mengangguk dan masuk ke dalam mobil bang iwan. Di perjalanan Rudi hanya terdiam, saat bang Iwan mencoba untuk berbicara padanya dia hanya menjawab iya dan tidak. Bang Iwan yang paham dengan Rudi hanya terdiam dan tidak mencoba berbicara apapun padanya agar dia bisa berfikir dengan tenang.

 Suasana kembali pulih seutuh nya saat melihat adik nya tertawa.

 "lagi ngomongin apa nih?" Rudi dari luar masuk ke dalam rumah.

 Melihat Rudi yang masuk, Lina tersenyum lebar dia menjadi lebih bebas menunjukan ekspresi nya menanggapi setiap topik yang di bahas oleh adik nya bang Iwan.

Melihat kondisi kedua nya sudah membaik bang Iwan merasa lega, dia membiarkan adik nya berbicara dengan Rudi dan Lina, dan dia kembali ke pekerjaan nya.

"Kak!!!"

"kak bangun!!!"

Rudi membuka matanya perlahan menyesuaikan sinar matahari yang masuk ke matanya. Wajah adik nya yang terlihat menjadi lebih ceria di banding di rumah orang tua nya membuat nya berfikir keputusan nya untuk meninggalkan rumah itu adalah keputusan yang terbaik.

"bangun kak!! Sudah mau siang"

Rudi tersenyum mendengar ucapan adik nya "haha masih dingin gini udah mau siang ngadi-ngadi kamu dek" ucap Rudi memeriksa jam di hp nya.

"ha ha haaaaa udah siang!!" Rudi terkejut saat dia melihat jam yang sudah pukul 10.30

Dia bangkit dari posisi tidur nya dan melihat dia yang tertidur di ruang tamu di atas kursi yang terbuat dari kayu. Dia terkejut baru kali ini dia mendapati dia tertidur hingga siang, padahal dia selalu bangun di bawah jam 7 pagi. Sekali lagi dia berfikir meninggalkan rumah itu bukan lah keputusan yang salah, baru kali ini dia bangun dengan kepala yang tidak terasa pusing karena kurang nya waktu tidur.

Tok tok tok

Suara pintu di ketuk dari luar.

"coba lihat dek siapa yang datang"

Lina Membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

Rudi membasuh mukanya, dia melihat ke arah cermin, melihat wajah nya sendiri.

"aku keren juga ya" dia berpose di depan cermin.

"KAK!!!!!" Lina teriak dari luar.

Mendengar itu Rudi bergegas keluar dia berlari menuju pintu dengan perasaan yang terasa tidak enak.

Saat dia melihat ke luar pintu perasaan. Tidak enak nya benar-benar menjadi nyata. Pak Tarno berada di depan rumah nya.

"Mau apa lagi?" Ucap Rudi menarik tangan Lina masuk ke dalam rumah.

Dia menutup pintu agar Lina tidak melihat hal yang tidak sepantas nya Lina lihat.

"pulang rud!" ucap pak Tarno dengan wajah datar.

"Setelah semua yang bapak lakukan sama aku dan lina?" ucap Rudi memalingkan wajah nya.

"aku benar-benar minta maaf, rud. Tolong pulang lah" pak Tarno dengan wajah rasa bersalah nya.

Namun kebencian Rudi lebih besar dari pada rasa kasihan nya. Dia melihat ayah nya dengan tatapan sinis.

"hah untuk apa aku menginjak paku dengan sengaja" ucap Rudi tersenyum sinis "aku tidak akan pernah menginjakkan kaki ke rumah itu lagi, dan aku harap bapak tidak pernah datang pada kami lagi" ucap Rudi dengan suara yang bergetar menahan emosi nya.

"Rudi. Aku minta maaf,rud. Tolong pulang lah, kita perbaiki semuanya"

Rudi tertawa mendengar perkataan pak Tarno

1
ℨ𝔞𝔦𝔫𝔦 𝔞𝔫𝔴𝔞𝔯
bisa aja thor
ryamel: hihi.....

makasih kak udah baca🤗🫡
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!