Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.
'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'
Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!
Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPG-17
Tok tok tok,
Hana pun seketika terperanjat, ia melerai lengan besar Edward yang semula menopang tubuhnya,
"Masuk lah!"
Langkah kaki seseorang akhirnya terdengar semakin jelas, membuat Hana semakin mematung dan tertunduk di samping Edward yang terduduk tenang.
"Maaf Tuan! Nyonya Bertha, beliau menghubungi dan menanyakan keberadaan Tuan saat ini, apa yang harus saya katakan pada beliau?"
"Katakan bahwa kau tak tahu apapun! biar aku yang kembali menghubungi nya!"
"Baiklah Tuan, saya mengerti!"
Edward menampilkan senyum tipis sebelum akhirnya mengisyaratkan sang karyawan untuk meninggalkan ruangan.
Pintu ruangan yang kembali tertutup sempurna, seketika membuat Hana berdiri tepat dihadapan Edward.
"Ada apa denganmu sweetheart? kenapa menatapku seperti itu? hmmm?"
"Kenapa Tuan justru bersikap santai seperti ini? lebih baik Tuan segera kembali ke rumah sekarang! istri Tuan-, dia pasti sangat merindukanmu Tuan Edward!"
"Ooh my flower! i love you!" mengacuhkan raut wajah panik dari sang kekasih gelap, Edward justru kembali menarik pergelangan tangan Hana dan kembali memeluk gadis itu.
A-apa? kenapa Tuan Edward bersikap se santai ini?
Hana mematung sesaat sebelum akhirnya ia mencoba mendorong tubuh tegap pria berambut hitam pekat dengan hidung mancung serta rahang yang cukup tegas.
"Saya mohon! kita harus segera pergi dari sini, Tuan!"
Edward hanya mengangguk dalam menanggapi perkataan Hana, ia akhirnya memaksa Hana untuk mengikuti langkahnya menuju sebuah lift pribadi di ruangan tersebut.
Semakin dibuat kebingungan, pandangan Hana kini tak ingin lepas dari gerak-gerik Edward yang kini berkutat dengan tombol lift sebelum akhirnya pintu lift tertutup rapat.
"Hmmmm, aku ingin bertanya sesuatu padamu sweetheart!" Edward sengaja memperlambat ucapan dan melirik sepintas pada raut wajah Hana yang berdiri tepat di samping tubuhnya.
"Katakan lah, Tuan!"
"Jika hubungan kita sampai terbongkar oleh Bertha! apa yang akan kau lakukan?"
"Meninggalkan kota ini, meninggalkan Tuan! dan mencoba untuk melupakan semuanya,"
Mencoba untuk melupakan semuanya? itu artinya dia memang mengaggap ku sebagai seseorang yang berharga bukan?
Edward membeku menatap paras manis Hana yang selalu terlihat tenang dengan netra indahnya.
"Hanya itu?"
"Apalagi yang bisa saya lakukan?" Hana tersenyum hambar dengan tatapan lurus ke depan.
"Apa dirimu tak ingin menuntut ku atau Bertha?"
Perkataan Edward seketika membuat Hana menoleh, ia sedikit mendongak dan akhirnya bertemu pandang dengan netra pria yang kini turut hanyut dalam tatapannya, gadis itu menghela nafas sebelum akhirnya kembali bersuara.
"Menuntut? apa saya bisa melakukan hal semacam itu?"
"Kenapa tidak? surat perjanjian itu-," Edward berucap lemah saat mendapati senyum getir yang ditampilkan oleh Hana.
"Anda juga Nyonya Bertha, kalian sama-sama memiliki kuasa Tuan! jauh berbeda dengan saya, lebih baik saya memilih pergi dan mengikhlaskan semuanya daripada harus membuang tenaga dan menjadi bahan tertawaan para aparat negara yang gila harta."
"Apa maksudmu Hana?"
"Apa Tuan tidak mengikuti beberapa kasus selebritas di layar kaca? uang selalu mampu membuat tunduk siapapun, bukan? dan saya-, saya bahkan kekurangan uang! jadi mana mungkin saya bisa menang melawan Tuan dan istri Tuan itu?" Hana kembali tersenyum sembari menggigit bibir bawahnya.
"Jadilah istri kedua ku! aku akan memberikan apapun yang kau inginkan!"
"Istri kedua? jika saya memiliki suami kelak! saya ingin menegaskan padanya! bahwa saya ingin menjadi satu-satunya ratu di dalam hatinya! apapun yang terjadi! saya tidak pernah ingin membagi hati dengan wanita manapun! tapi sepertinya itu hanyalah tinggal impian dari masa kecil saya!"
Edward termenung mendengar kalimat yang terlontar dari lisan Hana, pria itu akhirnya mendekap tubuh sang kekasih gelap dengan begitu erat.
Maaf ..., maaf jika diriku telah merusak masa depan mu, Hana! maafkan aku ...,
*****
"Jason!!!!"
Teriakan dari Bertha seketika membuat salah seorang karyawan mendatangi ruang kerja Edward dengan tergopoh-gopoh.
"Dimana Edward? katakan dengan jelas! dimana suamiku?"
"I-itu? tadi Tuan memang kemari Nyonya-,"
"Apa dia sudah meninggalkan kantor dari tadi?"
"Sepertinya baru sekitar lima belas menit yang lalu! mungkin! entahlah, saya kurang begitu memperhatikan karena saya terlalu sibuk dengan beberapa pekerjaan yang harus segera saya selesaikan,"
"Astaga! katakan! apa dia ada meeting atau semacamnya yang mengharuskan ia keluar?"
"Sepertinya tidak! atau mungkin iya! saya sungguh kurang memahami jadwal Tuan untuk hari ini! karena saya hanya asisten cadangan bagi Tuan!"
"Kau ini! berapa kali ku katakan! tetap pantau kalau perlu tanyakan pada suamiku tentang schedule nya!" Bertha berteriak frustasi pada sang karyawan yang kini nampak menunduk ketakutan.
