NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34 DITINGGAL SELAMA SEMINGGU

Satu minggu kemudian. Waktu yang paling di nanti-nantikan Ameera akhirnya tiba. Yaitu saatnya pengumuman penerimaan masuk universitas. Dari mulai matahari belum terbit, Ameera sudah membuka web khusus mahasiswa baru.

Karena batas pengiriman pesannya dari pukul 06.00-00.00, yang di rolling secara acak. Pengiriman pesan penerimaan atau penolakan setiap individu memang berbeda. Jadi tak heran jika sudah ada yang mengetahui hasil apakah dia diterima atau tidak. Entah beruntung atau tidak, Ameera mendapatkan giliran lebih cepat. Mungkin sesuai juga dengan urutan ujiannya sebelumnya yang ikut di awal. Tepat saat pukul 09.00, baru saja Ameera menyelesaikan sarapannya sarapan, hasil ujiannya muncul.

Sayangnya ke beruntungannya tak berpihak untuk hasil ujiannya. Karena laman web nya menampilkan layar merah. Yang berartikan Ameera tidak lulus atau tidak diterima di universitas pilihan. Meski hasil ini bukanlah kesempatan terakhir untuk tujuan kuliahnya.

Tak bisa dipungkiri rasa sedih merayap di hati Ameera. Sudah banyak yang terjadi dan banyak yang telah Ameera lakukan untuk akhirnya tinggal menunggu waktu masuk kuliah. Tapi hasilnya malah begitu mengecewakannya. Walaupun memang masih ada cara lainnya. Namun, tetap usahanya yang pertama adalah yang paling berat bobotnya.

Ameera mengelus dada, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Hufhh,, gak apa-apa. Masih ada cara lain. Mungkin memang rezeki ku tidak disini," Sambil memejamkan mata sejenak. Ameera berkali-kali menarik nafas dan membuangnya. Tak butuh waktu lama untuk akhirnya Ameera bisa menghilangkan rasa tak enak di dalam hatinya.

"AMY,, MII!"

Ameera menoleh ke sumber suara, "Ya Bu sebentar," Segera dia keluar dari dalam kamar. "Kenapa bu?"

"Ini loh ibu sama bapak mau ke tempat nenek. Tadi pamanmu menelpon katanya nenek jatuh di kamar mandi. Dan sekarang dirawat di rumah sakit. Kamu mau ikut apa enggak," kata Bu Dona dengan raut muka khawatir. Pasalnya ibunya itu sudah sangat tua. Jatuh di kamar mandi bagi anak muda saja sudah fatal akibatnya. Apalagi orang tua yang memiliki tulang yang semakin rapuh.

"Lama nggak?" tanya Ameera tanpa banyak berpikir.

"Ya gatau Mi. Lihat kondisi nenek dulu. Bisa jadi seminggu atau malah lebih."

"Amy gak ikut deh. Mbak Sarah sama Mas Ical di rumah kan?"

"Loh mereka ya pasti ikut. Cuma kamu ini sendiri di rumah kalau gak ikut. Gimana ikut nggak?"

"Emmm, enggak deh bu. Amy di rumah aja."

"Beneran, berani memangnya?"

Ameera mengangguk dengan penuh keyakinan. "Kan gak sekali ini aku sendiri di rumah."

"Ya beda. Biasanya kan paling lama sehari semalem aja."

"Ya gak apa-apa. Nanti Amy minta Cherry main kesini. Anaknya sendiri juga di rumah."

"Ohh, yaudah. Suruh nginep sini saja terus sampai kami pulang. Nih, uang buat belanja," Bu Dona menyerahkan beberapa lembar uang pada Ameera. "Di kulkas masih ada sayur sama ayam. Kalau ga mau beli aja. Kalian atur aja deh pengen makan apa. Nanti kurang telpon Ibu,, mungkin nanti mas Ical bakal pulang duluan. Tapi ya gatau,, pokoknya Cherry suruh disini aja dulu gak apa-apa. Yaudah ibu berangkat dulu."

Ameera membuat mimik terkejut, "Loh! Berangkat sekarang, Bu."

"Yaiyalah, itu udah pada di depan semua, udah siap berangkat, tadinya tinggal nunggu kamu aja. Kamu sih di kamar terus dari tadi. Bukannya keluar bantu ibu."

"Kan udah tadi pagi," balas Ameera cemberut.

"Iya-iya,, kalau aja bukan karena Kelly nyariin tantenya. Udah ditinggalin kamu. Yaudah ayo ikut kedepan, udah pada nungguin pasti tadi."

"Lah, jadi ini aku hampir ditinggal," batin Ameera tak percaya.

...----------------...

"Beneran kamu kuat nyetir sendiri, Mas," tanya Pak Fahmi.

"Bisa kok pak, lagian cuma enam jam doang. Kalau capek kan tinggal istirahat, aman lah."

Karena terburu-buru mereka tak menemukan sopir sewaan. Untungnya Reizal bisa mengendarai mobil dan telah membuat sim sebelumnya.

"Yasudah," Pak Fahmi mengangguk, tatapannya beralih pada pintu rumah yang masih terbuka. "Ibu sama Amy kok belum keluar. Nanti kalau kelamaan bisa sampai malem kita. Kamu panggil coba mas, suruh cepetan."

"Biar Sarah saja Pak," sahut Sarah. Dia langsung masuk ke dalam rumah.

Baru saja Sarah masuk, dalam hitungan detik dia keluar bersama dengan sang ibu mertua dan adik ipar. Rupanya kedua belah pihak memiliki tujuan yang sama. Yang satu ingin memanggil, yang lainnya ingin keluar.

"Loh cepet banget," komentar Reizal.

Sarah tersenyum, berjalan mendekat ke sisi suaminya. "Amy sama Ibu memang sedang bergerak keluar, Mas."

"Ohhh."

"Amy kok belum ganti baju?" tanya Pak Fahmi heran.

Baju yang dikenakan Amy, masihlah baju tidur semalam, yang juga telah digunakan sepanjang pagi ini.

"Gak ikut dia Pak," jawab Bu Dona.

"Loh, kok gak ikut. Semua ikut loh Mi, dirumah gak ada orang. Gaboleh-gaboleh, kita lama loh disana. Kalau sehari dua hari sih gak apa-apa," larang Pak Fahmi.

Ameera tak menduga ayahnya akan langsung tidak setuju. Dengan tatapan memohon pertolongan, Dia meminta tolong pada Sang Ibu. Layaknya ibu dan anak yang memiliki ikatan batin yang kuat. Keduanya saling berkomunikasi lewat pandangan mata.

"Bu, bantuin napa."

"Kamu aja. Kan kamu yang ga mau ikut."

"Loh, kok gitu, kan tadi ibu bolehin."

"Ya kan urusan izin Bapak, bukan urusan ibu."

Komunikasi terputus, dengan Bu Dona yang lebih dulu mengalihkan pandangan. Berusaha sok sibuk dengan cucunya.

"Ayo Kelly kita masuk mobil," kata Bu Dona sambil mengulurkan tangan ke arah Kelly, bersiap untuk menggendongnya.

Sarah pun dengan senang hati menyerahkan anaknya. Dan mengikuti ibu mertua dan anaknya yang hendak masuk ke mobil.

"Udah tadi hampir ditinggalin. Sekarang gak ada yang dukung pula. Nasib bungsu nih, pas masih kecil dimanja, pas besar dibuang," batin Ameera.

"Nanti Cherry nginep sini kok Pak. Jadi Amy gak sendiri. Boleh ya...." Ameera menatap dengan penuh permohonan. Sambil berkedip-kedip dengan cara yang lucu. "Lagian Amy disana gak bantu apa-apa. Cuma  nyempit-nyempitin ruang aja."

"Heh!" dengus Reizal menegur.

Ameera mengabaikannya, "Boleh ya Pak."

Pak Fahmi memikirkan lama, tentang sahabat anaknya Cherry, dia memang sangat bisa dipercaya. Akhirnya dia menarik nafas panjang. "Hufhh. Yasudah. Tapi bener Cherry disuruh nginep sini ya."

"Iya, pak," jawab Ameera dengan penuh keyakinan. Entah darimana kepercayaan dirinya itu. Padahal Dia belum menanyakan pada yang bersangkutan.

"Nanti Bapak minta tolong juga ke nak Adrian buat nengok sekali-sekali. Kamu jangan aneh-aneh. Kalau ada apa-apa langsung telpon Bapak, atau Adrian," Pak Fahmi memberi sedikit nasehat.

Ameera hanya mengangguk-angguk disetiap ucapan ayahnya. Dia terus tinggal untuk mengantarkan kepergian keluarganya. Sampai akhirnya mobil meninggalkan pekarangan. Barulah Ameera bergerak untuk menghubungi sahabatnya. Namun, pesan yang dia kirim hanya bertanda centang satu, terakhir Cherry online pun dua hari lalu. Sebuah hal yang tidak biasa bagi sahabatnya untuk tidak online di chat. Mengingat pekerjaannya yang tidak mungkin untuk tidak online.

"Apa Cherry sakit ya," gumam Ameera menebak-nebak. "Dia kan cuma gak pegang ponsel pas lagi sakit doang. Nanti langsung ke rumahnya aja deh. Duhh, jadi khawatir aku. Mana tu anak sendirian. Kebiasaan kalau ada apa-apa gak ngabarin."

1
cerry
Yang penting up/Shhh/
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!