NovelToon NovelToon
Rahim Perjanjian

Rahim Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Pengganti / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga
Popularitas:56.4k
Nilai: 5
Nama Author: LapCuk

"May, kalau nanti kita dewasa, terus aku gak bisa menjadi wanita sempurna. Apa yang bakal kamu lakukan?"

"Hila, dali masih dalam pelut Bunda, kita sudah saling belbagi makanan dan kasih sayang. Jadi ketika nanti kita udah besal, gak ada alasan untuk gak saling belbagi. Aku akan menjadi pelengkap kekulanganmu, Mahila," dengan aksen yang masih cadel, Maysarah menjawab pertanyaan yang diajukan Mahira. Matanya memandang penuh kasih adik kembarnya itu.

Percakapan dua anak kembar yang masih berumur 7 tahun itu benar-benar menjadi kenyataan sekaligus ujian bagi ikatan persaudaraan mereka.

Cobaan kehidupan datang menghampiri salah satu dari mereka, menjadikan dirinya egois layaknya pemeran Antagonis. Lantaran perlakuan manis orang-orang di sekitarnya.

Demi menutupi Luka hatinya yang kian menganga. Maysarah melakukan pengorbanan besar, ia bertekad untuk menepati serta melunasi janji masa kecilnya.

Ayo, ikuti kisahnya...💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LapCuk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

RP bab 17

Selamat datang 💚

Selamat membaca ♥️

...----------------...

"Kamu sedang apa, Mahira?"

"Bun... hmm, lagi nyarik May, tapi sepertinya dia gak ada di kamarnya." Jawabnya sedikit gugup, tangannya menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya.

"Bunda juga ngapain kesini?" tanyanya balik untuk mengalihkan perhatian sang Ibu.

"Ini, Bunda mau mengambil selimut untuk kakakmu. Dia lagi melukis di hutan belakang. Kamu kalau mau menemuinya, langsung aja kesana. Cepet keluar dari dari sini, Hira. Nanti May bisa marah kalau ada yang berani masuk kamarnya tanpa izin!" Peringat-nya yang masih hapal kebiasaan sang anak.

"Iya...Bun." Mahira menunggu sang ibu keluar lebih dulu, tak lupa dirinya membawa sebuah benda yang tadi menarik perhatiannya. Lalu cepat-cepat Hira menutup pintu kamar Maysarah.

\*\*\*

Di hutan yang tak seberapa luas, masih dalam kawasan wilayah rumah danau buatan yang seluas hampir dua hektar. Terlihat seorang wanita tengah menarikan kuasnya pada kertas kanvas. Perutnya sudah sangat terlihat membuncit dibalik baju abaya yang dia kenakan. Tak terasa kandungan Maysarah sudah genap lima bulan. Ruang geraknya juga mulai terbatas tak bisa lagi sebebas sebelumnya. Dirinya lebih banyak mengurung diri sembari menggeluti hobi melukisnya.

Sudah sebulan sejak pertemuan terakhirnya dengan Dodi, May belum ada keluar rumah. Semua kebutuhannya sudah tersedia sesuai selera dan keinginan orangtuanya. Seperti biasa mau tidak mau, suka ataupun tidak, May diharuskan menerima dan menikmatinya.

"May, minum dulu susu hamilnya!" Ucap sang ibu yang datang bersama seorang asisten rumah tangga, membawa nampan berisi segelas susu dan kudapan.

May meletakkan kuasnya, lalu menerima baki dari si Mbak. "Terimakasih, Mbak."

"Sama-sama, Non." Kemudian dirinya undur diri.

"Udaranya cukup dingin sore ini, kamu seharusnya melapisi gamismu dengan blazer." Senja menutupi tubuh bawah May dengan selimut yang tadi dirinya ambil.

"Gak begitu dingin, lebih ke sejuk." Sahutnya setelah meminum habis satu gelas susu. May meletakkan gelas kosong itu di atas nampan, lalu dia mengambil satu potong kue Bika Ambon kesukaannya. Sambil mengunyah dirinya memperhatikan deretan pohon pinus yang berdiri kokoh.

Sekarang Senja selalu merasa asing bila berdekatan dengan putri sulungnya ini. Matanya tak lepas menatap wajah May dari samping, yang tengah asik memakan cemilannya, tanpa sedikitpun melihat kearahnya.May tetap berlaku sopan kepadanya dan lainnya.

Namun, wanita yang selalu tampil sederhana itu begitu dingin dan acuh. Seringkali ibu dari tiga orang anak itu mencoba untuk memulai obrolan agar putrinya kembali seperti dulu saat kehidupan mereka masih sangat harmonis dan tak berjarak. Bukan kehangatan yang Senja rasakan, melainkan kekecewaan yang dirinya dapatkan.

"May, boleh Bunda berbicara?" Pintanya sendu, di genggamnya tangan halus Maysarah.

"Silahkan, Bun, biasanya juga langsung ngomong tanpa perlu aku persilahkan, apalagi menunggu persetujuanku!"

Nyess... hati Senja bagai disirami air es. Nada dingin dan datar Maysarah sangat mengusik ketenangan jiwanya.

"Bunda sadar, jika selama ini bukanlah ibu yang baik untukmu. Tanpa bunda sengaja, begitu banyak rasa sakit yang sudah wanita tua ini torehkan di hatimu. sering mengabaikan dan membandingkan May dengan Hira. Belum lagi menomor sekian-kan dirimu. Maaf ya, Nak." Ungkapnya tulus, berharap sang anak tersentuh oleh kata-katanya, tangannya meremas lembut punggung tangan Maysarah.

"Bunda janji! setelah nanti dirimu melahirkan, akan memperlakukan May secara adil seperti dulu. Percayalah bunda menyayangi kalian sama rata, hanya saja untuk saat ini belum bisa berlaku sama. Masih ada adikmu yang hidup dalam ketidaksempurnaan. Rasanya sangat kejam, jika terlalu terang-terangan memperlihatkan kasih sayang bunda, kepadamu dan Riyo. Maka dari itu bunda lebih condong kepada Mahira." Beritahunya sekaligus meminta pengertian Maysarah.

"Apa Bunda berharap, Maysarah akan tersentuh? jawabannya sudah pasti tidak, Bun. Hati May tetap membeku, bahkan sedikitpun tidak terusik. Hanya karena satu anakmu tidak sempurna! lantas bunda berhak memperlakukan anakmu yang lain layaknya manusia cacat. Kenapa gak bunda hapus saja aku dari daftar keluarga!"

Maysarah mencoba mengatur nafasnya. Dirinya begitu muak dengan semua drama keluarganya. Kemudian tanpa mengatakan apapun lagi, May berlalu pergi. Meninggalkan Senja yang menangis tergugu.

"Maaf May, tunggulah sebentar lagi Nak. Bunda pasti akan memanjakan mu seperti dulu." Gumamnya lirih, seraya menghapus air matanya.

Sampai di dalam rumah, May melihat sang ayah tengah berdiri sambil menatap tajam matanya. Sudah dapat dipastikan kalau Sagara melihat apa saja yang terjadi di hutan tadi. Seluruh kawasan danau dilengkapi dengan camera cctv di setiap sudutnya.

Sedikitpun May tidak gentar, dirinya tetap melangkah hendak melewati sang ayah. Begitu May sudah bersisian dengan Sagara, lantas May berujar.

"Kalau Ayah ingin memarahi Maysarah, harap sabar menanti sampai May melahirkan dulu. Ingat pesan dokter! jangan sampai cucu Ayah terlahir lebih cepat dari bulannya, dikarenakan wanita yang mengandungnya di landa stres berkepanjangan!" May langsung masuk kedalam lift yang akan membawanya ke lantai dua. Tak mau repot-repot dirinya menoleh kebelakang untuk melihat respon Sagara yang menegang dengan tangan terkepal erat

\*\*\*

"Masuklah, May. Esti tidak bisa menjemputmu, sebab mobilnya mogok ditengah jalan." Muntaz masih setia membukakan pintu mobil bagian penumpang. Berharap wanita hamil itu bersedia diantar pulang olehnya.

"Mobilnya beneran mogok, atau akal-akalan mu saja yang ingin mencari perkara baru!?" Tudingnya, setelah berhasil menela keadaan yang tengah terjadi.

Saat ini mereka berada di halaman Rahardian hospital, May baru saja selesai memeriksakan kandungannya seorang diri. Setelahnya dia berjalan keluar dari gedung rumah sakit, mencari keberadaan sang supir. Bukan Esti yang dilihatnya. Malah Muntaz yang terlihat tengah menunggu kedatangannya dengan pakaian kasual, bersandar pada kap mobil.

"Sungguh! jika ragu, kamu bisa meneleponnya." Yakinnya dengan hati sedikit dongkol, May tetap menjadi si kepala batu.

Tak mau mengundang perhatian khalayak ramai, apalagi kini mereka berada di tempat terbuka. May memilih masuk, lalu segera Muntaz menutup pintunya, kemudian dirinya sendiri masuk dan duduk di kursi kemudi.

Muntaz bagaikan seorang supir yang tengah mengantar sang Nyonya. Lewat center mirror ( kaca spion tengah) dirinya melirik Maysarah yang tengah memperhatikan jalanan raya.

"Muntaz, aku ingin pulang! bukannya ke restauran!" Ketusnya jengkel, setelah tahu mobil yang membawanya memasuki salah satu restauran seafood ternama.

"Setelah makan, dan berbicara. Pasti aku akan mengantarmu pulang, May. Tapi sekarang tolong temani aku makan sebentar." Pintanya lembut, seraya membuka seat belt.

"Kalau kamu lapar! segeralah makan! bukan malah membuat drama murahan, hah!" Emosinya tidak dapat ditahan lagi. May melepas sepatu flatshoes-nya, kemudian menimpuk bahu Muntaz dengan brutal. Hilang sudah keanggunan dirinya, kekesalannya sudah mencapai ubun-ubun. Ditambah belakang ini May kewalahan mengelola emosinya.

"Aku hanya ingin mengetahui tentang-Nya...,"

~ Bersambung ~

Terimakasih sudah mampir membaca 😊.

Tolong jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan permintaan update ya ♥️.

1
Retno Harningsih
lanjut
GRL VJAESUKE
up lagi dong
anjurna
May, kamu ingin melakukan apalagi May?😔😔😔
anjurna
Hira memang wajib di waspadai. Karena mulut Hira itu seperti senjata mematikan, Senja.
anjurna
Gini, nih. Gimana mau akurnya, kalau mulut mu nggak bisa di jaga.
anjurna
Kenapa marah, Hira? Kamu aja selalu cari perkara kalau ketemu May. Gimana mau akurnya😑😑😑
anjurna
May, kamu bisa aja ya😅😅😅
anjurna
Esti selalu siap sedia untuk diandalkan😁
Tanz>⁠.⁠<
tolong hidup lah sesuai keinginan mu may, jangan mau terus terusan nurutin keinginan gila nya si Hira.
Tanz>⁠.⁠<
Kegilaan apa lagi yang kau inginkan dari may, Hira 😌
Tanz>⁠.⁠<
aduh senja, soal begini saja kamu gak tau, masa kepribadian anak sendiri aja gak tau. dari sifat Hira aja, udah keliatan aura jahat nya. mau mereka serahim kek Se pabrik ke, Se apa lah itu. kalo jahat ya jahat. emosi pulak aku sama kau senja 😤
Tanz>⁠.⁠<
hadeh si Munmun mana sih, nih binik nya bakal di apain nih sama sih Hira tulul ini 😮‍💨
Tanz>⁠.⁠<
iri iri aja Hira, astaga segala mau bicara 4 mata, Sono bicara Ama mata kucing aja /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
nyolot banget sih, ku cubit ginjal mu, nangis /Smug/
Tanz>⁠.⁠<
bisa bisa nya may masih anggap mereka keluarga /Facepalm/
Tanz>⁠.⁠<
sangat sangat tau taz, udah mending kamu urusin mantan istri mu itu, yang akan membuat mau makin depresi /Sob/
Tanz>⁠.⁠<: may maksud nya 😭
total 1 replies
Tanz>⁠.⁠<
⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡⚡
Tanz>⁠.⁠<
gimana ekspresi mu taz? /Chuckle/
Tanz>⁠.⁠<
jadi ibu lah, dari pada kamu jadi janda /Tongue/
Tanz>⁠.⁠<
iya iya, si paling rajin deh /Chuckle/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!