Dermaga Cinta Arumi

Acara ulang tahun Wulan pun berantakan karena sopir truk sound system tak kunjung tiba. Sopir truk digelandang oleh para warga yang melihat kejadian naas tersebut ke kantor polisi terdekat. Malu dan rasa amarah dalam diri Bu Retno semakin menyeruak pada keluarga Arumi.

Bukan instropeksi diri justru ia menyalahkan keluarga Arumi yang membuat dirinya malu di depan para warga desa yang telah hadir di pesta ulang tahun Wulan. Sedangkan Pak Dodik merasa bersalah pada keluarga Arumi. Karena ia mendengar sendiri bahwa istrinya menyuruh sopir truk sound system tersebut untuk ngebut. Dan akhirnya terjadi kecelakaan naas yang membuat Arumi kehilangan orang tuanya.

Ya, pasutri yang meninggal tersebut yakni kedua orang tua Arumi. Pak Dodik akhirnya terpaksa menutup kasus tersebut agar sang istri tidak ikut disangkut pautkan. Uang yang cukup banyak pun akhirnya ia keluarkan agar sang istri tak terseret pusara kasus kecelakaan lalu-lintas itu.

Semua urusan pemakaman orang tua Arumi, ia tanggung secara diam-diam. Bahkan Bibi Arumi ia berikan uang untuk biaya hidup bocah yatim piatu tersebut. Pak Dodik berjanji setiap bulan akan memberi uang untuk Arumi yang ia titipkan pada Bibinya. Namun Pak Dodik meminta Bibi Arumi untuk merahasiakan hal ini dari Bu Retno, istrinya.

Akan tetapi sebuah rahasia, serapat-rapatnya disimpan pada akhirnya tercium juga. Bu Retno mengetahui hal itu dan langsung murka.

"Pantas saja selama beberapa bulan terakhir ini Bapak tumben pelit banget kalau aku mintain uang tambahan. Ternyata eh ternyata, uangnya lari ke anak dari wanita yang masih kamu cintai itu," sindir Bu Retno ketika keduanya berada di dalam kamar.

Deg...

Jantung Pak Dodik berdegup kencang dan semakin tak karuan. Ia begitu terkejut mendengar ucapan sang istri barusan. Ternyata apa yang ia lakukan pada Arumi telah diketahui oleh istrinya.

"Bu,"

"Sudah, enggak perlu mengelak Pak. Aku tahu semua uang tersebut lari ke mana," ujar Bu Retno seraya berkacak pinggang di depan suaminya sendiri.

"Iya, Bapak memang membantu biaya hidup untuk Arumi. Apa salah, Bu? Bukankah yang menimpa hidup Arumi saat ini menjadi yatim piatu, juga ada hubungan dengan Ibu. Walaupun Bapak tahu bahwa kematian seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan dalam takdirnya. Tetapi membantu anak yatim piatu bukankah itu juga pahala," ucap Pak Dodik.

"Orang tuanya meninggal ya memang sudah waktunya, Pak. Bukan salah Ibu atau salah siapa pun. Kalau Tuhan belum berkehendak, pasti sekarang mereka masih hidup. Ibu tetap enggak terima Bapak memberikan uang kita untuk anak itu!" desis Bu Retno.

"Ibu jangan salah paham dulu. Ini murni hanya untuk membantu Arumi dan juga mengurangi rasa bersalah kita sama anak malang tersebut. Bapak sama sekali sudah tak ada perasaan apapun dengan mendiang ibunya Arumi. Percaya itu, Bu. Bapak cuma cinta sama ibu," ucap Pak Dodik seraya berusaha meyakinkan istrinya. Ia berkata jujur dan apa adanya pada sang istri.

"Halah, maling mana ada yang mau ngaku Pak. Aku tahu bapak pasti masih cinta sama dia. Walaupun dulu cinta bapak enggak kesampaian karena dia mencintai Ayah Arumi. Ibu yakin bapak masih simpan cinta itu di hati. Bahkan mungkin melebihi cinta bapak ke ibu,"

"Ya, ampun Bu. Tidak begitu. Sama sekali tidak," sanggah Pak Dodik.

"Sudahlah, aku malas bahas masalah ini."

Bu Retno pun berjalan untuk keluar dari kamarnya. Seketika...

BRAKK !!

Pintu kamar ia banting dengan kencang sehingga terdengar suara yang cukup keras dan mengagetkan.

☘️☘️

Pak Dodik dengan Ibu Arumi yang bernama Ana, memang dahulu adalah teman dekat alias sahabat. Pak Dodik punya perasaan lebih pada Ana selain teman dekat, tetapi tidak pada Ana. Karena Ana mencintai Ayah Arumi yang bernama Setyo.

Belum sempat ia mengutarakan perasaan cintanya, Ana memberi kabar bahwa sudah resmi dilamar oleh Setyo. Keduanya akan segera menikah. Akhirnya Pak Dodik hanya bisa menyimpan cinta untuk Ana tersebut di dalam hatinya. Lalu, kedua orang tua Pak Dodik menjodohkannya dengan Bu Retno.

Akan tetapi menjalani pernikahan dengan Bu Retno, Pak Dodik sudah lama melupakan cintanya pada Ana karena semua sudah memiliki hidup masing-masing. Cintanya kini hanya untuk Bu Retno, Yuda dan Wulan. Namun istrinya tersebut yang mengetahui kisah cintanya di masa lalu yang belum tersampaikan pada Ana, membuat wanita ini selalu berpikir negatif pada keluarga Arumi. Ia mengira bahwa suaminya masih mencintai ibu kandung Arumi tersebut. Padahal, tidak.

Setelah pertengkaran itu, Pak Dodik pun kehilangan jejak Arumi dan Bibinya. Usut punya usut ternyata istrinya mengusir Bibi Arumi dari desa tempat mereka tinggal selama ini. Bahkan istrinya juga mengancam jika Bibi Arumi tetap memilih tinggal di desa akan dibuat hidup tidak nyaman.

Akhirnya Bibi Arumi pun terpaksa meninggalkan desa dengan membawa Arumi. Rasa bersalah semakin dalam hinggap di hati Pak Dodik. Dirinya iba melihat hidup Arumi tanpa kedua orang tua serta tanpa bekal materi yang mumpuni.

"Temukan Arumi, Nak. Tolong, kamu nikahi dia dan menjaganya dengan baik. Bapak akan merasa tenang di sana jika kamu bersedia melakukan permintaan terakhir Bapak tersebut," pinta Pak Dodik pada Yuda.

"Iya, Pak. Yuda janji akan menemukan Arumi dan membahagiakannya sesuai permintaan Bapak," jawab Yuda dengan suara yang berat dan terdengar lirih.

"Terima kasih, Nak. Kamu memang anak yang baik dan berbakti pada orang tua," ucap Pak Dodik.

Seminggu kemudian, Pak Dodik menghembuskan napasnya yang terakhir. Meninggal dunia.

Kepergian Pak Dodik menyisakan duka mendalam untuk keluarganya terutama bagi seorang Yuda Kusuma. Sebab satu bulan kemudian, ia diwisuda. Akan tetapi, hanya Bu Retno dan Wulan yang menemani. Ayahnya telah tiada.