NovelToon NovelToon
Ku Miskinkan Suami Penghianat

Ku Miskinkan Suami Penghianat

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

bagaimana rasanya jika kamu mengetahui perselingkuhan suami mu, bahkan seluruh keluarganya mengetahui perselingkuhan itu dan menyembunyikannya darimu?
"lihat saja,, aku akan membalas semua perlakuan kalian padaku, apa yang sekarang kalian miliki adalah milikku dan aku akan mengambilnya kembali"~

simak ceritanya dari outhor, ig: @adivahalwahasanah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menemui Pengacara Keluarga

"selesai, sebaiknya aku simpan dulu di sini. Begitu juga dengan kunci lemari barang-barang mahal ku dan Mas Rudi yang di beli nya menggunakan uang ku. Ahh,, aku taruh satu kunci lemari Milik Mas Rudi agar dia tak curiga, Aahh atau aku beralasan aja kalau kuncinya hilang. hmm,,, sebaiknya begitu, aku juga akan menyewa detektif untuk mencari tau apa yang Mas Rudi lakukan di luar sana. Terutama jika bersama wanita itu, supaya bisa menjadi bukti kuat saat persidangan nanti" kataku dengan yakin dengah rencana yang sudah ku susun.

Tok

Tok

Tok

"Andineee buka pintunyaaaaa!!!" teriak Mas Rudi dengan suara yang begitu nyaring ditelinga ku. Aku pun segera membuka pintu setelah brangkas ku tutup lagi dengan sempurna dan kembali mengunci tempat rahasia itu agar tetap tak diketahui oleh Mas Rudi.

"apa sih, ngapain sih kamu teriak-teriak kaya gitu. Aku gak budeg, kaya di hutan aja!!" kataku dengan nada kesal.

"kamu itu kurang ajar banget, apa maksud kamu pakai kunci kamar segala. Makanya aku teriak-teriak biar kamu buka pintu kamar!" jawabnya dengan ketus. Aku pun menggidikkan bahu tak peduli.

Aku kembali masuk kedalam kamar dan duduk di meja kerja ku yang berada di sudut kamar tersebut, Mas Rudi mengikuti.

"ngapain sih kamu ngikutin aku, minggir sanaa!!" kataku dengan kesal.

"Andine, kamu kenapa sih? Kok bersikap kaya gitu ke ibu tadi? Kamu gak kasihan sama ibu kalau dia sampai gak bisa bayar uang arisan itu? Besok loh Ndine dia arisan" kata Mas Rudi membuatku menatapnya dengan menyipitkan mata.

"Apa perkataan aku tadi kurang jelas ya Mas? Mau sampai kapan keluargamu menjadikan aku sapi perah mereka, kamu juga ngasih gaji kamu ke aku aja selalu kurang bahkan terlampau sedikit. Sisanya kamu gunakan untuk kesenangan kamu sendiri, tapi kamu meminta aku untuk membiayai kebutuhan keluargamu. Kamu waras gak sih mas!!" kataku dengan nada santai.

"yaampun Ndine, semuanya tuh gak seberapa di banding semua keuntungan usaha kamu selama ini. Bukannya kamu bilang kamu sudah menganggap ibu sebagai ibunya dan juga Niken sebagai adikmu? Kenapa kamu malah begitu perhitungan dengan mereka?" kata Mas Rudi membuatku berdecak kesal.

Ya, semua itu aku katakan sebelum aku mengetahui perselingkuhan Mas Rudi, atau mungkin aku baru sadar kalau mereka hanya memanfaatkan aku saja.

"Ck, kamu itu lucu mas. Kamu aja gak bisa memenuhi semua kebutuhan aku dan rumah ini, kok kamu minta aku buat memenuhi kebutuhan keluargamu!" kataku membuatnya membelalakan mata.

"kok kamu sekarang jadi perhitungan begini sih Ndine!!" katanya menggasak rambutnya dengan kasar, aku pun hanya mengangkat kedua bahu ku masa bodo.

"begini aja deh mas, kamu serahkan semua gaji kamu ke aku. Nanti aku akan bagi untuk keperluan rumah dan juga untuk biaya hidup keluargamu, tapi untuk tetek bengeknya. Maaf aja ya mas, aku gak akan mengeluarkan lagi dari uang pribadiku. Gimana?" kataku menaikkan kedua alis sambil mendekapkan kedua tangan didada menatap Mas Rudi yang mulutnya terbuka karna ucapan ku.

"Apa? Kamu jangan bercanda Ndine, kamu tau kan kalau gaji aku tuh gak seberapa. Untuk kebutuhan aku aja kurang, mana mungkin bisa untuk mencukup semuanya" kata Mas Rudi kembali membuatku berdecak kesal.

"Nah itu,, lah dirilah kalau tak mampu, jangan menuntut orang untuk memenuhi kebutuhan kalian. Aku juga punya perasaan, seenak kalian mau memanfaatkan aku!!!" kataku dengan kasar, aku pun membuka pintu kamar dan menutupnya dengan kasar setelah berhasil keluar dari kamar itu.

Keesokan harinya, setelah Mas Rudi berangkat kekantor aku pun menghubungi pengacara keluarga ku. Aku ingin memastikan ia ada di kantor firma hari ini, jadi aku tak perlu bertemu dengannya di luar agar lebih aman.

"Assalamualaikum om. Maaf, apakah om ada di kantor hari ini?" tulisku dalam pesan.

Tak sampai menunggu lama, pesan ku pun terbalas.

"Waalaikumsalam, om ada dirumah bersama tante mu hari ini. Ada apa?" jawabnya dibalasan pesan itu, aku pun tersenyum. Jelas, itu jauh lebih aman ketika bertemu dirumah.

"Ada hal yang ingin aku sampaikan dan ada sesuatu yang aku titipkan, apakah aku boleh berkunjung?" tanyaku lagi dengan hati-hati.

"tentu saja boleh, kebetulan sudah lama kamu tak berkunjung kerumah om. Tante mu sudah dari lama menanyakan, kemarilah. Om tunggu" jawabnya lagi membuat senyumku semakin mengembang.

Aku pun langsung menyiapkan barang yang ingin aku bawa, kemudian bergegas turun kelantai bawah untuk berpamitan pada asisten rumah tangga ku yang sudah sejak lama berkerja dengan ku.

"bi,, saya mau keluar dulu ya" kata ku pada bi asih dengan wajah berbinar bahagia.

"mau kemana non?" tanya bi asih dengan dahi menyerit.

"aku mau kerumah om darma bi, tapi nanti kalau mas Rudi pulang atau keluarga nya datang bilang aja aku sedang kekantor mengurus kantor yang sedang dalam masalah. Oke bi?" kata ku yang pasti membuat bi asih bingung, namun ia tetap menganggukan kepala sebagai jawaban.

"baiklah non, hati-hati di jalan" jawabnya.

Aku pun tersenyum dan langsung keluar rumah dan memasuki mobil kesayangan ku.

Tak sampai satu jam aku menempuh perjalanan dari rumah ke rumah on darma, akhirnya aku pun sampai didepan rumah yang luasnya sama besar dengan rumah utama keluargaku.

"Assalamualaikum om, tante. Andine dataaanggg" kataku sedikit berteriak ketika sudah berada di depan pintu rumah itu.

"waalaikumsalam, yaampun non Andine. Sudah lama sekalian non gak mampir kemari" kata salah satu asisten rumah tangga om darma yang memang sudah sangat mengenal ku.

"hehehe iyaa nih bi imah, bibi gimana kabarnya? Makin cantik aja ku lihat" kataku menggoda bi imah, membuatnya tersipu malu karna godaan ku.

"Aahk non Andine bisa aja, cantikan juga non. Oiyaa sebentar bibi panggilkan tuan sama nyonya dulu ya non, non mau minum apa?" tanya bi imah membuat ku tersenyum.

"biasaa bi,, jeruk nipis dingin, kayanya seger" jawabku yang sudah membayangkan sejuknya minuman itu membasahi kerongkongan ku.

"ihk si non mah kebiasaan deh pasti mintanya itu, emang gak asem apa non?" tanya bi imah membuatku tertawa kecil.

"nggalah bi,, seger tau" jawabku sambil cekikikan.

"yaudah deh, bibi tinggal keatas dulu ya non" katanya membuatku menganggukan kepala.

Sepeninggal bi imah, aku pun memeriksa semua yang ingin aku titipkan pada om darma dan tante sulis. Sekaligus aku juga ingin meminta om darma untuk mengurus perceraian ku dengan Mas Rudi setelah semua bukti terkumpul nanti.

"halooo sayang,,, kamu sudah lama?" tanya tante sulis dengan senyum mengembang.

"hai tante, alhamdulillah aku baik. Gimana om dan tante?" tanya ku sambil menyalami tangan keduanya.

"Alhamdulillah kami juga baik" jawab tante sulis membuatku tersenyum lega.

"ayo duduk" kata om darma.

Aku dan tante sulis pun duduk berdekatan layaknya ibu dan anak.

"jadi, apa yang membawa mu kemari setelah lama tidak mengunjungi om dan tantemu ini hm?" tanya om darma membuatku meneguk ludah.

"hmm ak-aku,,,,,,"

"Apa kamu baru saja mengetahui bagaimana sikap dan kelakuan keluarga suami mu itu?" tanya om darma membuatku membelalakan mata.

Bagaimana dia bisa tau, sementara selama ini aku tak pernah berbicara pada siapapun termasuk pada keluargaku sendiri.

"bagaimana om bisa tau?" tanyaku dengan dahi menyerit.

Om darma dan tante suci pun tersenyum kecil.

"Apa sih yang om tidak tau, sepertinya kamu lupa siapa om selain sebagai pengacara keluarga mu!" katanya dengan nada tegas, aku pun menundukkan kepala.

"Andine sayang, kamu tidak lupa kan kalau kedua orangtuamu di new zealand sana sudah menitipkan kamu pada kami. Jadi, tentu saja kami menjadi kamu sebaik mungkin tanpa sepengetahuan kamu. Makanya kami bisa tau semua nya, bahkan sebelum kamu mengetahui itu" kata tante Sulis dengan lembut.

"Ma-maaf tan, om." jawabku dengan masih menundukkan kepala.

"sudahlah tak apa, yang penting sekarang kamu sudah tepat datang kesini" kata om darma yang langsung membuatku mengangkat kepala.

"mana berkas nya?" tanya om darma langsung tanpa basa basi.

"tapi om,,, aku belum punya bukti sama sekali" kataku dengan tatapan sendu.

"sudahlah, urusan itu gampang. Biar itu nanti jadi urusan om, kamu tinggal terima beres saja. Jangan lupa kamu harus mengambil alih semuanya, jangan sampai mereka mengambil apa yang jadi hak kamu. Kamu ngertikan maksud om?" kata om darma yang langsung membuatku menganggukan kepala dengan yakin.

1
Nur Hafidah
perlu diselidiki itu
QueenRaa🌺
semangat up thor💪 ditunggu kelanjutannyaa
QueenRaa🌺
kok bisa si sekuat ituu😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!