Fiona dan Fiora, saudari kembar putri presiden. mereka sudah saling menyayangi sejak mereka masih kecil, saling membantu jika salah satu mereka kesusahan. tetapi saat mereka memasuki usia remaja, Fiora yang merasakan pilih kasih di antara mereka berdua, Fiona yang mendapatkan kasih sayang yang tulus dari kedua orang tuanya, sementara dia tidak pernah merasakan itu, hari demi hari berlalu kebencian di hati Fiora semakin memuncak karena suatu peristiwa saat dia berkelahi dengan Fiona. Fiora lari meninggalkan istana dengan air mata di pipinya akibat makian ayahnya, sampai detik itu dia tidak pernah kembali ke rumah mereka lagi.
Fiona yang merasakan perasaan bersalah di hatinya memikirkan saudaranya pergi yang tidak pernah kembali lagi, kini mereka sudah dewasa. Fiona mengambil ahli mengurus semuanya bersama Aaron. setelah beberapa waktu banyak terjadi penghianatan di negara itu yg mengakibatkan banyak korban jiwa, siapa menyebabkan itu semua? apakah orang yang paling mereka tidak sangk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon strbe cake, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hal menegangkan lagi
Setelah seminggu Robert dan Rosella berada di rumah sakit, mereka pun mulai bersiap-siap untuk pulang ke rumah mereka.
Rosella berdiri di ambang pintu mengendong salah satu putrinya, begitu juga Robert melakukan hal yang sama.
Dengan tangan lainnya Robert memegangi erat bahu Rosella seolah ingin membantunya di setiap langkah.
“Sudah sayang, mari kita pergi, berjalan perlahan saja oke.” Perintah Robert.
“Jangan khawatir Robert, aku mengerti, aku sudah sembuh total.” Ucapnya dengan tersenyum.
Robert mengangguk mulai melangkah bersama Rosella, dia mengikuti setiap langkah istrinya menyesuaikan dengannya.
Para pelayan dan pengawal berjalan di belakang mereka membawa semua barang-barang dan perlengkapan yang mereka pakai selama berada di rumah sakit.
Mobil mewah terparkir di halaman rumah sakit siap untuk menunggu mereka, sopir membuka pintu penumpang saat melihat Robert dan Rosella yang semakin dekat.
Begitu sampai Robert melirik ke sekeliling, ingin memastikan semuanya aman.
“ayo Rosella.” gumamnya, mempersilahkannya terlebih dahulu.
Melihat semuanya sudah beres, Robert pun mulai duduk di samping Rosella menutup pintu mobil perlahan.
“Jalan.” Perintah Kevin kepada sopir.
Sopir segera mengangguk, menginjak gas, perjalanan mereka pun dimulai, dengan beberapa mobil lain yang mengikuti mereka di belakang berjaga siaga.
Rosella mengangkat wajahnya sedikit melihat langit cerah menemani perjalanan mereka.
Robert, hanya terdiam sejenak melirik sekilas kearah istrinya.
“apa kau kepanasan Rosella.” Tanyanya.
“tidak, aku senang melihat matahari begitu cerah .” ucapnya dengan tersenyum.
“baiklah, katakan saja bila kau tidak nyaman oke.” gumam Robert, dia juga melihat ke sisi lain menikmati perjalanan mereka.
Sopir mengendarai mobil dengan sangat berhati-hati dan juga pelan, tidak ingin membuat tuan dan nyonya terganggu.
Setelah beberapa saat perjalanan, sopir membelokkan mobil yang di kendarainya yang mengisyaratkan tujuan mereka akan segera sampai.
“lewat melalui halaman belakang mengerti.” Ucap Robert.
Sopir itu tampak bingung namun dia segera menuruti permintaan Robert.
“Ya tuan sesuai permintaan anda.”gumanya.
Rosella hanya bisa terdiam saat mendengar ucapan suaminya. dia tahu mengapa Robert melakukan itu.
Sopir segera memutar arah setirnya melewati halaman depan rumah mereka yang membuat keluarga Rosella bingung.
Sopir mulai memarkirkan mobilnya dan mematikan mesin, pengawal yang berjaga di sana, mulai membuka pintu penumpang lalu membungkukkan badan.
Robert keluar terlebih dahulu sebelum Rosella, dia tersenyum lebar saat melihat orang-orang berlarian kearah mereka.
Begitu juga Rosella dia segera menyusul di belakangnya.
Rose kakak pertama Rosella segera memeluk adiknya dengan erat hingga membuat Rosella sesak.
Gemma ibu Rosella hanya bisa tersenyum melihat putrinya dengan kehangatan di matanya.
“Ibu.” Gumam Rosella dengan mata berkaca-kaca,
Rose melepaskan pelukannya perlahan dengan senyum terharu menatap adiknya.
“minggir Rose kau mengganggu pemandangan saja.” Nyinyir Gisella mulai menyingkirkan Rose dari hadapannya. Dia dengan tersenyum girang mulai mengambil bayi yang berada di gendongan Rosella, mengendongnya kembali.
“oh tuhan, lihat dia sangat cantik.”
Rose mengerutkan keningnya saat melihat Gisella merampas apa yang ingin dia ambil, tetapi segera dia melihat kearah Robert senyumannya kembali lagi.
“Robert biarkan aku mengendongnya.” desak Rose kepada Robert.
“tentu saja tapi perlahan-lahan oke, jangan sampai melukai putriku.” Balas Robert saat melepaskan gendongnya perlahan, meletakkannya di atas lengan Rosella yang sudah menunggu.
Mata Rose segera terbelalak kagum melihat keindahan wajah putri Robert yang membuatnya pangling hingga beberapa detik.
Gisella berjalan mendekati Rose menepuk bahu kakaknya.
Dia segera sadar saat merasakan tepukan Gisella.
“Kau mengejutkan ku Gisella.” Seru Rose
Gisella membungkukkan tubuhnya untuk melihat bayi yang berada di gendongan Rose, ia segera terdiam mengedipkan matanya beberapa kali.
“dia terlihat sangat cantik Rose, sangat mirip dengan Robert.” Bisiknya, dia melirik sekilas kearah Robert lalu kembali pada bayi itu,
“tentu saja karena dia ayahnya jangan konyol Gisella, sana kau menggangguku.” Dengan nada mengusir Rose berbalik memunggungi Gisella.
Gisella memutar matanya dengan kesal, dia berjalan segera menuju Gemma ibu mereka ingin memperkenalkannya.
Rosella mulai memeluk Gemma entah kenapa air matanya jatuh perlahan mengalir membasahi pipinya.
“tidak perlu menangis anakku, ini adalah kebahagiaan mu, kau sudah lama menantikan ini bukan.” Gumam Gemma, memeluk erat Rosella.
“dia memang sangat sensitif meskipun hal yang bahagia ini.” ucap Gisella dengan nada yang mengejek.
“Sudah-sudah mari kita masuk ke dalam, kalian pasti sudah sangat lelah setelah perjalanan yang panjang.” Gemma terus memegangi Rosella menuntunnya untuk berjalan.
Sesampainya di ruang tamu, mereka pun mulai mengambil posisi duduk masing-masing,
Gemma melihat kearah Robert lalu bertanya.
“siapa nama anak-anak mu Robert, kau sudah memikirkannya kan.”
“tentu saja Bu, putri pertama ku bernama, Fiona xienna Robert.” Ucapnya dengan lantang.
Rose tersenyum setuju saat mendengarnya.
“Itu nama yang bagus, sangat cocok untuknya aku setuju.”
“Lalu bagaimana dengan yang ini.” Tanya Gisella.
Robert hanya terdiam terlihat acuh tak acuh saat mendengar itu.
Melihat reaksi Robert, Rosella segera menyebutkannya.
“Fiora xenna Robert.” Seru Rosella.
Robert mengangkat alisnya menatap Rosella yang sangat begitu tiba-tiba.
“Itu bagus.” Ucap Gisella, kembali menimang-nimang Fiora.
Gemma tampak diam melihat kearah cucu-cucunya dengan khawatir seolah sedang memikirkan sesuatu.
“Rosella ayo pergi ke kamar, kau mungkin Lelah setelah perjalanan kita, ayo beristirahat sebentar.” gumam Robert, dia mengulurkan tangannya untuk mengundang Rosella.
Rosella mulai memegangi tangan Robert perlahan, jari-jari mereka bertaut dengan erat.
Saat mereka berdua menaiki tangga, Gemma memanggil menantunya.
“Robert, ibu ingin berbicara dengan mu sebentar, kau bisa turun kesini setelah mengantar Rosella kan.”
Robert yang sudah menduga bahwa Gemma akan membahas ini segera, dia menganggukkan kepalanya, kembali menutup istrinya.
Sesampai di kamar, Robert perlahan membantu Rosella untuk berbaring di tempat tidur mereka, ia menarik selimut perlahan menutupi tubuh Rosella dengan nyaman.
“Semuanya sama kan Robert, kau menyayangi keduanya kan.” tanya Rosella dengan nada sedih.
Robert terdiam sejenak dia, mengelus rambut panjang Rosella dengan pelan.
“Tenang saja oke, semuanya baik-baik saja, beristirahat lah sekarang, ibu memanggilku untuk menemuinya.” gumamnya.
Rosella mulai menutup matanya perlahan mencoba untuk tertidur.
Robert tersenyum tipis, mulai melangkah dengan hati-hati meninggalkan ruangan, menutup pintu perlahan, Robert pun berjalan dengan gagah menuruni tangga saat melihat orang-orang yang masih berkumpul di sana.
“ada sesuatu hal yang perlu dibahas Bu.” tanyanya. begitu Robert sampai ia pun duduk dengan menyilangkan kakinya menatap Gemma.
"kau pasti tahu tentang peramal yang mengatakan sesuatu kan Robert." ucap Gemma.
Rose segera terdiam melihat kearah ibunya dengan mata melebar.
"bagaimana jika kukatakan jika aku memercayai itu bu." desis Robert