AXELINO VANDER DRAVION, adalah seorang mafia berpengaruh dan terkenal di seluruh penjuru dunia dengan kekejaman nya. seorang Axel tak luput dari julukan seorang mafia iblis kejam dan sangat tidak mau kenal dengan apa itu cinta, namun ketika Axel bertemu dengan bocil tengil cantik dengan mata nya yang indah mampu memikat seorang Axel. siapakah gadis yang mampu membuat seorang Axel tertarik tersebut?
yukk, baca novel aku biar bisa tahu gimana cerita nyaa...!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yinndyx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22 MIIM
"Baiklah tapi tidak ke kontrakan mu" ucap Axel dengan santai.
"Hah? Maksud nya gimana ya?" Tanya Aurora yg sedikit terkejut dengan ucapan Axel.
"Ikut dengan ku tinggal di mansion pribadi ku" ucap Axel dengan santai.
"APA?!!" teriak Aurora terkejut tak percaya dengan ucapan Axel.
"Ada apa kenapa terkejut seperti itu" tanya Axel yg bingung.
"Lo gila ya" ucap Aurora yg masih tak percaya sambil melebarkan mata nya dengan sempurna.
"Aku tidak perlu persetujuan mu karena aku akan tetap membawa mu ke mansion ku" ucap Axel dengan sikap arogan nya.
"WHAT?!! No gua ga mau tinggal sama Lo" protes Aurora yg kini terpancing emosi nya.
"Aku tidak suka penolakan" balas Axel.
"Apaan sih ini nama nya pemaksaan!" Ucap Aurora dengan tatapan tajam nya.
"Bersiaplah sebentar lagi kita akan pulang" ucap Axel dengan santai dan tanpa dosa.
Aurora melongo melihat Axel yg begitu santai dengan sikap arogan nya.
"Gua ga mau ikut Lo, dan gua mau pulang ke kontrakan gua bukan ke mansion Lo" teriak Aurora melihat Axel yg akan keluar dari ruang inap tersebut.
Axel yg mendengar bantahan dari Aurora pun terpancing emosi nya dan mengepalkan tangan nya begitu kuat dengan raut wajah yg sudah memerah padam menahan amarah nya.
Axel membalikkan badan nya menghadap kembali kepada Aurora dengan melayangkan tatapan tajam.
"Sudah ku bilang aku tidak suka penolakan apalagi bantahan!!" Tekan Axel yg sudah terpancing amarah nya kini memuncak.
"Lo ga punya hak tuan Axel yg terhormat, Lo ga ada hak buat ngatur hidup gua" ucap Aurora dengan berani nya menatap mata Axel.
Mendengar ucapan Aurora, Axel tersenyum smirk melihat keberanian Aurora menentang ucapan nya.
"Apa aku terlalu baik kepada mu nona Aurora, hingga kau berani membantah perkataan ku" geram Axel yg tak tertahan kan.
"AKU HANYA INGIN PULANG DAN KAU TIDAK MENGIZINKAN KU APA ITU YG KAU MAKSUD BAIK HAH?" teriak Aurora dengan kini sudah berdiri.
Axel yg sudah tidak bisa menahan amarah nya langsung mencengkram dagu Aurora dengan kasar.
"Emmphh sa-sakitt" lirih Aurora ketika Axel menekan dagu nya dengan kuat hingga air mata Aurora jatuh dengan sendiri nya.
Axel melepaskan dagu Aurora dengan kasar, sungguh Axel tidak bisa ketika melihat air mata Aurora jatuh maka dari itu Axel melepaskan dagu Aurora.
Axel semakin tidak mengerti dengan diri nya sendiri dia bisa menahan emosi nya ketika berhadapan dengan Aurora.
"Aku ingin pulang" lirih Aurora dengan nada yg penuh kesedihan.
Axel yg melihat raut sedih Aurora dada nya terasa sesak dan sakit. Axel membuang kasar sikap arogan nya dan membiarkan Aurora pulang ke kontrakan nya.
"Hm, aku antar" ucap Axel kembali dengan nada dingin namun tidak kasar.
"Tidak perlu aku bisa pulang sendiri" balas Aurora yg membuat Axel menghentikan langkah nya.
"Iya atau tidak pulang ke kontrakan sama sekali" tekan Axel yg membuat Aurora tak bisa berkutik.
"Huftt, Ok pulang di anat Lo" ucap Aurora dengan pasrah.
"Good" balas Axel ketika mendengar jawaban dari Aurora.
Singkat cerita kini mereka sudah berada di depan gang yg sempit dimana mobil Axel tidak bisa di bawa masuk dan hanya bisa menghantar Aurora sampai depan gang tersebut.
Aurora keluar dari mobil dengan senyum bahagia karena bisa kembali ke kontrakan nya tanpa pulang ke mansion Axel.
"Terima kas" ucap Aurora melihat ke dalam mobil namun ia menghentikan ucapan nya ketika tidak melihat Axel di dalam mobil tersebut.
"Ayo jalan" suara bariton Axel menggema di telinga Aurora.
Aurora yg mendengar suara Axel berada di belakang nya langsung membalikkan badan nya.
"K-kenala keluar juga?" Tanya Aurora dengan wajah bingung nya.
"Kenapa? Aku akan mengantar mu sampai masuk rumah" ucap Axel dengan santai dengan tangan berada di saku nya.
"Ck, ngapain sih ni orang" batin Aurora dengan memasang wajah kesal nya kepada Axel.
"Ayo tunggu apalagi" ucap Axel.
"Iya iya bawel banget" gerutu Aurora.
"Oh iya aku ingin berbicara dengan mu karena kemarin tidak sempat karena masalah kecil", tanya Axel yg kini sudah berada di dalam kontrakan Aurora yg kecil dan sempit.
"Hah? Lo bilang itu masalah kecil? Bener bener gila" ucap Aurora yg tak habis fikir dengan perkataan Axel.
"Tidak penting" jawab Axel dengan Santai. "Aku ingin bertanya kenapa kau bekerja di restoran ku?" Tanya Axel.
"Yaa gimana ya aku sebenernya ga bisa apa apa selain masak dan memasak juga termasuk hobi ku jadi aku setelah lulus SMA langsung melamar kerja di restoran itu sebagai koki dan beruntung nya aku di terima" ucap Aurora dengan tersenyum hangat ketika menceritakan tentang pekerjaan.
"Kenapa tidak melanjut kuliah?" Tanya Axel dan langsung membuat raut wajah Aurora yg tadi nya tersenyum kini berubah menjadi raut wajah yg sedih dan menunduk.
"Aku, aku ga perlu kuliah deh kayak nya ga mungkin juga karena biaya kuliah tidak sedikit sedangkan pekerjaan hanya koki mana cukup bayar uang kuliah" jawab Aurora dengan kepala masih menunduk sedih.
Aurora yg menyadari jika diri nya sedang bersedih langsung tersadar dan mengangkat kepala dan tersenyum kembali.
"Aurora Lo ga boleh sedih Lo harus tetap tersenyum agar semua baik baik saja" batin Aurora.
Axel yg melihat sikap gadis di depan nya berubah ubah pun merasa heran dan mengerutkan dahinya.
"Ada apa dengan nya?" Tanya Axel dalam hati nya.
Drett
Drett
Drett
"Raraaa Lo dimana? Lo gapapa kan? Kenapa semalaman gue telepon Lo ga Lo angkat? Raraa Lo di sana kan Lo denger suara kan Ra?" Cecar gesha di seberang sana dengan suara cempreng nya.
Aurora langsung menjauhkan ponsel tersebut dari telinga nya dengan kecepatan kilat.
"Geshaa calm down, gua gapapa. Ni ya dari pada Lo bawel mending beliin gua eskrim atau bakso kek yg enak enak bukan cerewetan Lo yg gua mau" balas Aurora dengan ketus.
"Huhh syukur deh kalo Lo ga di apa apa in sama bos Lo yg tampan itu" ucap gesha yg membuat Aurora melebarkan mata nya. "Ok, gue ke rumah Lo sekarang tadi mau apa? Bakso sama eskrim aja atau ada yg lain tuan putri?" Tanya gesha dengan nada yg sangat lembut.
"Iyaa gua tungguin ni" jawab Aurora dan mematikan panggilan tersebut.
Axel yg mendengar obrolan kedua gadis tersebut tersenyum ketika melihat tingkah Aurora yg menurut nya lucu.
"Kenapa? Kok senyum senyum gitu" ketus Aurora kepada Axel.
"Aku ada urusan aku akan segera pergi" pamit Axel dengan lembut.
"Yaudah pergi sana" jawab Aurora dengan cuek membuat Axel menggelengkan kepala nya.
Axel keluar dan berjalan menuju mobil nya dan bertepatan dengan mobil lain yg baru terparkir di belakang mobil nya dan Gesha keluar dari mobil tersebut dengan membawa makanan yg di inginkan oleh Aurora.
"Ehh om kok ada di sini" tanya gesha dengan tersenyum manis.
Axel tidak menjawab malah masuk ke dalam mobil tanpa melihat ke arah gesha.
"Ngeri banget tu om om" batin gesha ketika sudah melihat mobil Axel sudah jauh dari tempat nya.
*
*
*