NovelToon NovelToon
SISA RASA “Kala Mantan Menggoda”

SISA RASA “Kala Mantan Menggoda”

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Balas Dendam / Wanita Karir / Teman lama bertemu kembali / Pihak Ketiga
Popularitas:464.3k
Nilai: 5
Nama Author: Five Vee

Marsha Aulia mengira, ia tidak akan pernah bertemu kembali dengan sang mantan kekasih. Namun, takdir berkata lain. Pria yang mengkhianatinya itu, justru kini menjadi atasan di tempatnya bekerja. Gadis berusia 27 tahun itu ingin kembali lari, menjauh seperti yang ia lakukan lima tahun lalu. Namun apa daya, ia terikat dengan kontrak kerja yang tak boleh di langgarnya. Apa yang harus Marsha lakukan? Berpura-pura tidak mengenal pria itu? Atau justru kembali menjalin hubungan saat pria yang telah beristri itu mengatakan jika masih sangat mencintainya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Five Vee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Kita Belum Selesai, Cha.

Marsha tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Nafas tersengal, dan keringat dingin membasahi dahi. Ia baru saja bermimpi buruk.

Ya. Bisa di katakan sangat buruk. Karena gadis itu bermimpi tentang perbuatan dosa yang ia dan Rafael lakukan dulu.

Mereka pernah melakukannya sekali di hari kelulusan. Setelah itu, meski tidak sampai berhubungan badan, Marsha dan Rafael masih sering berbuat in-tim. Bahkan hingga seminggu sebelum mereka berpisah untuk selamanya.

Gadis itu mengusap wajahnya dengan kasar. Ia lantas mengambil air minum di atas nakas. Sungguh Marsha tidak menduga akan bermimpi hal itu lagi.

Selama lima tahun ini, ia telah berusaha berdamai dengan masalalunya. Tidak ingin mengingat, meski belum bisa melupakan. Lalu kenapa kejadian itu bisa hadir dalam mimpinya?

Orang mengatakan mimpi itu hanyalah bunga tidur. Atau mungkin, sebelum tidur kita mengingat seseorang sehingga ia hadir dalam alam bawah sadar. Namun, Marsha sama sekali tidak mengingat siapa pun sebelum ia memejamkan mata.

Gadis itu pun menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang. Meletakan gelas kembali ke atas nakas, kemudian mengambil ponsel untuk memeriksa waktu.

Pukul tiga dini hari.

Marsha pun meletakan ponselnya di samping gelas yang telah kosong.

“Kenapa aku harus bermimpi tentang hal itu?” Ia kembali mengusap wajahnya. Rasa kantuk telah hilang, berganti dengan bayang-bayang mimpi yang memenuhi benaknya.

Sangat nyata. Membuat Marsha susah untuk memejamkan kembali indera penglihatannya.

Apa mungkin Rafael yang mengingatnya?

Marsha menggeleng cepat ketika wajah sang mantan kekasih muncul di pikirannya.

“Aku tidak boleh mengingat dia lagi. Ini hanya bunga tidur.” Ia pun meluruhkan badannya. Membenahi selimut, kemudian mencoba kembali untuk tidur.

Namun adegan-adegan in-tim dalam mimpinya kembali melintas. Membuat mata Marsha kembali terbuka lebar.

“Tolong jangan ganggu aku. Aku sudah berusaha sangat keras untuk melupakan.” Suara Marsha bergetar. Perlahan ia pun menangis terisak.

Masalalu yang perlahan ia lupakan, kini datang kembali. Hadir melalui mimpi, yang sangat menganggu pikirannya.

Sementara itu di tempat lain.

Rafael juga mengalami kegelisahan yang sama. Pembicaraannya dengan sang ibu membuat pria muda itu mengingat kembali kenangan-kenangan indahnya bersama Marsha.

Ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Mengenang kembali masa-masa penuh cinta bersama sang pujaan hati, yang sampai sekarang ia tidak tahu keberadaannya.

Sungguh Rafael ingin menyewa detektif swasta untuk mencari Marsha. Namun ia urungkan mengingat janji Aldo. Rafael masih menghargai usaha sahabatnya itu. Padahal, dengan uang yang ia miliki saat ini, akan sangat mudah untuk menemukan keberadaan Marsha.

“Aku sangat merindukanmu, Cha. Semoga kita bisa segera bertemu. Aku akan menjelaskan semuanya padamu.”

Pria itu kemudian mengambil foto Marsha dari dalam nakas. Mengusapnya dengan lembut.

“Kita belum selesai, Cha. Aku tidak pernah menganggap hubungan kita berakhir. Aku tahu, saat ini kamu pasti membenciku. Dan jika Tuhan mengijinkan kita bertemu lagi, aku tidak akan pernah melepaskan mu.”

Rafael mengecup wajah sang pujaan hati. Ia kemudian merebahkan diri dengan memeluk bingkai foto Marsha.

\~\~\~

Pagi menjelang. Marsha memutuskan untuk berangkat ke hotel lebih awal dari jam kerjanya. Gadis itu benar-benar tidak bisa memejamkan matanya dengan nyenyak.

Hingga subuh datang, ia memutuskan untuk bangun, membersihkan apartemen, dan mencuci pakaian kotornya.

Sebelum tiba di hotel, Marsha menyempatkan diri membeli bubur ayam untuk sarapannya pagi ini. Lelah membersihkan apartemen, membuat Marsha enggan membuat sarapan.

“Aldo.” Gumam Marsha saat melihat sang atasan yang lebih dulu duduk anteng di dalam kedai bubur ayam itu.

Pria itu pun tanpa sengaja mengalihkan pandangannya.

“Sha.” Aldo tersenyum. Ia melambaikan tangan. Meminta Marsha bergabung bersamanya.

“Pak, tambah lagi satu.” Ucap Aldo pada pedagang bubur.

“Kalau aku tahu kamu akan sarapan disini, aku pasti jemput kamu tadi.” Ucap Aldo saat Marsha telah duduk di sampingnya.

“Aku tidak merencanakannya, Al. Mumpung masih pagi, jadi aku mampir.”

Aldo mengangguk paham. “Lain kali, hubungi aku kalau kamu berangkat lebih awal. Aku akan bawa kamu sarapan di tempat lain.”

Marsha terkekeh. “Iya deh. Mentang-mentang sudah jadi asisten General Manager.” Gurau gadis itu. Namun, sedetik kemudian ia teringat sesuatu.

Aldo pun mencebikkan bibirnya.

“Oh ya, Al. Kata Chef Robby, kamu itu teman baik General Manager. Apa aku juga mengenalnya?” Tanya Marsha kemudian. Mimpi semalam tentang Rafael, membuatnya teringat akan pria itu. Dan Aldo, bukannya mereka berteman baik? Ada kemungkinan bukan?

Saat mengobrol tempo hari, Marsha hendak bertanya. Namun gadis itu lupa. Terlanjur tidak percaya jika pria tampan yang bersamanya ini adalah Aldo. Temannya yang dulu culun. Ia juga meminta maaf karena tidak tahu nama lengkap pria itu.

Aldo mengusap tengkuknya yang tiba-tiba meremang mendengar pertanyaan Marsha. Haruskah ia mengatakan pada gadis itu, jika Rafael adalah atasan mereka? Tidak. Maksudnya, tidak sekarang. Aldo belum siap jika Marsha kembali lari. Ia tidak mau kehilangan jejak gadis itu lagi.

“Itu— baru hendak mencari alasan yang tepat, pedagang bubur datang membawa pesanan mereka. Dua mangkuk bubur ayam, dan dua gelas besar teh hangat.

“Terimakasih, pak.” Ucap Marsha. Ia meraih satu gelas teh hangat. Kemudian meminumnya.

“Kamu tim bubur di aduk, apa tidak di aduk, Sha?” Tanya Aldo mengalihkan pembicaraan. Ia ingin Marsha melupakan pertanyaannya.

“Kalau aku, tim di aduk.” Ucap Marsha sembari mengaduk bubur dalam mangkuk menjadi satu.

“Sama, Sha. Rasanya lebih enak.” Ucap Aldo. Tangannya terulur meraih krupuk di atas meja.

“Pakai krupuk lebih mantap, Sha.” Ia membukakan satu bungkus untuk Marsha.

“Perhatian sekali sih kamu.” Gurau Marsha sembari terkekeh.

Aldo pun ikut tertawa ringan.

‘Andai kamu bukan milik Rafael, aku pasti akan mendekati kamu, Sha. Hanya saja, meski kalian tidak bersama, aku pun tidak berani mendekatimu. Karena aku masih sayang kalian sebagai temanku.’

“Jadi Al, General Manager—

“Marsha.” Tanya Marsha terhenti ketika seseorang memanggil namanya.

Gadis itu menoleh. Chef Robby berdiri tak jauh dari meja yang mereka tempati.

“Chef.” Gumam Marsha. Ia baru akan menyuap sesendok bubur pun menganggantung di udara.

“Selamat pagi, Chef Robby.” Aldo menyapa dengan sopan. “Sarapan juga, Chef? Bagaimana jika kita bergabung.” Tawar Aldo. “Tidak apa-apa ‘kan, Sha?” Tanyanya pada Marsha seolah meminta persetujuan.

Marsha mengangguk pelan. Jantung gadis itu berdetak lebih cepat. Ia tahu setelah ini, Chef Robby pasti akan bertanya padanya tentang Aldo.

Chef Robby setuju. Ia yang tadinya hendak membungkus dua porsi bubur—satu untuk dirinya, dan satu lagi untuk Marsha. Ternyata gadis itu sudah lebih dulu sarapan di tempat itu.

“Oh ya, Sha. Nanti aku mau bawa kamu ke kedai mang Karni. Aku sudah lama tidak makan serabi dan cendol buatannya.” Ucap Aldo tanpa melihat reaksi Chef Robby yang menatap mereka penuh tanya.

“Kalian sudah saling kenal?” Pria dewasa itu pun melempar tanya. Ia sempat memperhatikan tadi, dua orang muda mudi itu terlihat sangat akrab.

“Ah ya, Chef. Aku dan Marsha, kami dulu kuliah di tempat yang sama. Hanya beda jurusan.” Jelas Aldo penuh senyum.

Chef Robby beralih menatap Marsha. Gadis itu hanya mengangguk pelan.

1
Kania Rahman
Ahir yg bahagia, trimakasih banyak ceritanya thor sukses dan tetap jaga kesehatan 👍👍💪💪
Rose
ku tunggu karya selanjutnya kak..😍
@Al🌈🌈
Bagus
Muhammad Dimas Prasetyo
terima kasih Thor atas cerita nya
Muhammad Dimas Prasetyo
jangan menggerutu sha nanti anakmu meniru ibu mertua mu
Rose
eh..omongannya awas kedengeran lho cha sama bumernya, bisa berabe itu..😁😁
Ita Putri
kenapa ya selalu seperti ini main caracter selalu menolak saat di bawa ke RS saat ada dugaan hamil
Rose
congratulation to rafael and marsha..👍👍
neni onet
finally keponakan onlen aku bakalan nambah neeh 😁
Muhammad Dimas Prasetyo
tokcer juga Rafael...untung dulu ga membuahkan hasil,berarti tuhan Masih sayang kalian harus disyukuri itu.
Yeni Astriani
selamat untuk rafael dn marsha bentar lagi jadi ayah dan ibu, dn bahagia selalu utk keluargamu
Rose
rafael sachet coming soon..😀
Kania Rahman
sehat selalu 💪💪 sukses tuk karya karyanya,👍👍
Kania Rahman
kayanya beneran hamil deh,sehat selalu 💪💪👍👍
Muhammad Dimas Prasetyo
marsha bener hamil ini sih..
Muhammad Dimas Prasetyo
apalagi kalo Marsha nanti hamil akan banyak drama jika Rafael terlalu sering bertemu sandra
lovina
cerita paling konyol..wanita paling bego...kacau cerita ini, jika ada yg blng crita ini bagus sy rasa di dunia nyata bahkan hayalan pun tdk akan ada wnaita bego kek gini..dan alur yg sgt konyol..
lovina
crita kek gini selalu sama...mas aiya g move on..selalu balik sm mantan sklipun si mantan dah nikah, mau mereka bahagia atau tdk ttp sj namanya di khianati..jd tdk ada kata sm2 menderita..
efvi ulyaniek
parfum sama orangnya sama2bikin mual ya sha😀😀
Rose
kayaknya ada yg semakin dkat nih.. cobalah membuka hatimu san, trima aldo pelan² sbgai teman aja dulu kl cocok bs jd pasangan..😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!