"Jangan paksa Humaira Mi... Aku itu Humaira, Humaira bukan Kak Asyifa yang bisa tahan menutup diri pakai jilbab."
Seluruh keluarganya selalu memaksanya menjadi seperti kakaknya yang muslimah namun Humaira merasa belum siap dan sikapnya tidak pantas untuk di jilbapin.
Dunia Humaira yang damai berubah 180 derajat setelah bertemu Bang Ashraf, lelaki yang membuat semua orang salah paham terhadapnya hingga mengikat keduanya di ikatan pernikahan.
Akankah Humaira menemukan cintanya dan bisa bahagia????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dini Hari
Humaira merasa tidurnya semalam begitu nyenyak tubuhnya memeluk guling yang begitu hangat dan harum, sehingga rasanya dini hari ini dirinya tak mau membuka matanya saking nyamannya berada di posisi ini.
Sementara Bang Ashraf juga merasa tidurnya semalam begitu nyenyak namun saat suara saur saur di masjid berkumandang tadi dirinya terbangun karena rasa sesak di dadanya, rupanya kepala istrinya tercinta telah menjadikan dadanya sebagai bantal, tangan Humaira pun memeluk erat di perutnya yang polos itu, salah satu kaki Humaira juga numpang dengan manisnya di atas aset berharganya yang mulai mengembang.
Bang Ashraf merasa sesak namun dirinya tak berdaya dan tak bisa bergerak, lagi pula kapan lagi dirinya dapat merasakan pelukan semacam ini jika Humaira tidak tertidur. Kaki Humaira bergeser-geser membuat semakin terasa sesak di bawah sana, apa lagi dua balon terbungkus kaos oblong di tubuh istrinya menempel erat ke tubuhnya, membuat keringat di dahi Bang Ashraf keluar karena menahan semua gejolak yang ada di tubuhnya.
Bang Ashraf ingin melepas kaki nakal Humaira dengan menurunkan dari posisinya, namun yang terjadi justru lebih parah dari yang dia bayangkan karena tangan Humaira yang justru gantian nangkring di atasnya, membuat sengatan listrik di sekujur tubuh Bang Ashraf.
"Astaga... Tidur bagaimana model begini..." Keluh Bang Ashraf di dalam hatinya.
"Bisa gawat kalau Humaira tidur sama teman-temannya kalau model tidurnya kaya begini... Bisa-bisa jantungan semua itu teman-teman cowoknya..."Batin Bang Ashraf sambil menahan sesuatu yang membuat kepalanya pening.
Humaira menggeliat dan merapat pelukannya ke gulingnya namun saat mencari selimut sembari terpejam tidak ada, Humaira mencari ke bawah namun ada yang aneh saat dirinya memegang sesuatu yang keras di bawah tangannya.
"Kok kaya pegang ular, tapi keras ya... Jangan-jangan di kasur ada ularnya..." Batin Humaira lalu membuka mata perlahan.
"Astaga... aku meluk siapa ini???" Batin Mutia lalu membuka mata lebar-lebar.
"Aaaaaaaaaa... "Humaira terkejut saat sadar dirinya memeluk laki-laki dan parahnya tangannya telah menyentuh benda keras di bawah milik laki-laki itu.
"Astaghfirullah... Humaira Nuranisa binti Harus Syafi'i... Putri dari Umi Ainun... Istri Abang Ashraf yang cantik... Bangun tidur baca doa bukanya teriak-teriak..." Kata Bang Ashraf lalu duduk.
Humaira memandang Bang Ashraf dari atas sampai kaki, wajah tampan rupawan, kulit putih, badan tegap sempurna rambut kas bangun tidur yang menambah pesona di pagi hari, namun bukan itu yang membuat Humaira memandangi wajah Bang Ashraf, Humaira lupa jika dirinya sudah menikah dengan orang yang tidur di ranjangnya ini.
"Bang... kamu kenapa bisa di sini... Terus kenapa kamu gak pakai baju??? Kamu perkosa aku???" Tanya Humaira panik.
"Bang... Kamu gila ya, berani-beraninya masuk kamar aku... kamu lewat mana??? Keluar gak!!! Aku bisa di gorok Abi sama Umi kalau ketahuan tidur bareng laki-laki...!!!" Kata Humaira setengah berteriak karena panik.
Bang Ashraf geleng-geleng kepala "Tu Anak pasti belum pulih benar kesadarannya..." Batinnya.
Bang Ashraf mendekat tubuh polosnya ke arah Humaira membuat Humaira terjatuh di atas kasurnya. Lalu mengungkung Humaira di bawahnya wajahnya mendekat membuat pucat pasi wajah Humaira.
"Kamu jangan Macem-macem ya Bang... Maju dikit lagi aku kasih kamu bogem mentah... Aku bisa jamin hidung mancung mu itu patah tulang..." Ancam Humaira sedikit bergetar.
Bukanya takut Bang Ashraf justru tergelak di atas tubuh Humaira yang bergetar merasa sedikit takut bila Bang Ashraf akan macam-macam terhadap dirinya. Bang Ashraf semakin mengikis jarak wajahnya ke wajah Humaira, lalu nafas hangatnya menyapu pipi Humaira, membuat desiran darah keduanya bergetar kuat, Bang Ashraf membisikan sesuatu ke telinga Humaira yang membuat Humaira malu dan sadar diri.
"Humaira sayang... Jangan lupa ya, tadi malam kita udah nikah, sekarang kita udah halal... Kalau soal perkosa... Kebalik dari semalam kamu yang udah perkosa aku... Kamu tidak ingat tangan nakal kamu tadi?? Hmmm apa lupa sama yang udah kamu ajak main tadi..." Bisik Bang Ashraf di telinga Humaira lalu menjauh dan meninggalkan Humaira yang beku di tempatnya.
"Astaghfirullah... Bisa-bisanya lupa aku... Kenapa aku bisa peluk tu orang sih... Mana tangan pakai pegang begituan pula..." Batin Humaira sembari mengacak-acak rambutnya karena sudah menjadikan Bang Ashraf guling tidurnya.
Sementara di kamar mandi Bang Ashraf mandi besar karena terjadi sesuatu saat tiba di kamar mandi lagi, saking pusingnya dirinya menahan semua rasa dan gelora semalaman di tambah drama di peluk dan sebagainya tadi oleh Humaira membuat dirinya terpaksa menuntaskan semuanya sendirian dengan mengguyur seluruh tubuhnya di bawah guyuran air dingin untuk menetralkan gejolak dan pusing yang ada di kepalanya.
***
Maaf Author lupa jika di bab sebelumnya puasa jadi aku revisi waktunya ya...🙏
***