Hanita Ralingga Ayu Mahendra dan Satya Prawira Arya Dewantara, keduanya menikah karena saling mencintai setelah mereka menghabiskan waktu selama 10 tahun pacaran. Keduanya adalah cinta pertama untuk satu sama lain. Mereka sama-sama berasal dari kalangan atas, Hanita adalah seorang Psikiater terkenal sedangkan Satya pewaris dari perusahaan keluarganya
Tapi setelah menikah, cinta mereka justru berubah. Hubungan keduanya yang semula hangat menjadi sangat dingin. Hanita dan Satya sama-sama tidak dapat menemukan kecocokan meski 2 orang anak telah hadir diantara mereka. Kesalahpahaman mengelilingi keduanya
Hingga suatu ketika, Satya harus mengalami sebuah kondisi yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Akankah kondisi baru Satya akan membuat Hanita luluh dan memperbaiki hubungan mereka? Atau justru akan meninggalkan Satya yang tak lagi sama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PRINCESSNOVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dingin
Keesokan harinya,
Satya terbangun dari tidurnya karena merasa terganggu oleh sinar matahari yang berusaha menerobos masuk. Menggunakan kedua siku untuk menumpu tubuhnya, Satya berusaha duduk dengan benar.
Lelaki itu meremas kuat rambutnya sendiri demi untuk mengurai rasa sakit kepala yang saat ini dia rasakan
"Kenapa sakit kepala ini masih terasa?" Gumam Satya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur
Satya lebih dulu meneguk segelas air minum yang sudah tersedia disamping ranjangnya. Lelaki itu coba mengingat apa yang semalam dia lakukan
Jika dia tidak salah ingat, semalam memang benar kalau Satya mabuk setelah dia mengambil sebotol minuman keras dari dalam gudang penyimpanan minuman di mansion.
Tapi Satya tidak ingat kalau semalam juga, dia kelepasan bicara dengan menggumamkan nama Shanum dalam pelukan Hanita saat dia mabuk.
"Lebih baik aku mandi lalu bersiap ke kantor. Aku bisa stress kalau tidak bekerja sekarang" ujar Satya
Satya menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang, dia merasa sedikit kebas tapi itu tidak cukup menganggu. Jadi Satya pun meneruskan rencana awalnya, mandi dan menyegarkan tubuh
Tidak berselang lama, Satya sudah rapi dengan setelan kerja kebanggannya. Lelaki tampan itu menatap pantulan dirinya di depan cermin, membenarkan gaya rambut dan menggunakan dasi
Ketampanan yang paripurna, itulah penggambaran akan sosok Satya. Wajah tampan, tubuh tegap, kekar dan gagah. Tidak akan ada yang bisa menolak pesona dari lelaki berusia 28 tahun itu
Setelah itu barulah Satya keluar dari dalam kamar. Langsung menuju ruang makan, tentu untuk menyantap makanan paginya yang terlambat
Satya sedikit kaget saat melihat keberadaan Hanita yang sudah lebih dulu rapi. Istrinya tersebut bahkan menata meja makan bersama para pelayan mereka
"Nita..." sapa Satya
"Sudah bangun? Duduk dan makanlah" sahut Hanita masih dengan nada datarnya
Satya mengangguk, lelaki itu mengambil tempat di kursi utama sebagai pemimpin keluarga. Kedua matanya memindai berbagai hidangan yang disajikan oleh Hanita
Satya mengulum senyuman tipis, senang karena sepertinya suasana hati sang istri sudah lebih baik meski wanita itu masih bersikap dingin.
Hanita ikut bergabung, dia meminta pelayan untuk mengisi piring Satya dengan makanan.
Pelayan itu dan Hanita, keduanya saling bertukar pandangan. Pelayan itu mengangguk samar pada Hanita
"Selamat makan..." ucap Satya
Hanita hanya menjawab dengan anggukan pelan. Acara makan pun berlanjut tanpa percakapan apapun. Hanya suara dari garpu dan sendok saja yang terdengar di sekeliling kedua sejoli itu
"Aku berangkat dulu. Aku agak sibuk hari ini" kata Satya
Kau akan sibuk mengurusi wanita tidak tahu diri itu,Satya. Hanita membatin
Setelah pamit pada sang istri, Satya pun memutuskan untuk berangkat ke kantor sekarang juga. Entahlah, tapi dia merasa tidak nyaman dengan sikap yang saat ini Hanita tunjukkan. Istrinya itu tidak terlihat sehancur kemarin, tapi sikap kaku dan dingin wanita itu membuat Satya merasa kalau hal buruk akan segera terjadi
Sikap diam dan dinginnya Hanita, semua ini seperti ketenangan sebelum badai. Dan walau berusaha ditutupi, tapi Satya bisa menyadari kalau tatapan Hanita tampak berbeda. Tatapan istrinya itu menyorotkan amarah dan dendam yang teramat dalam.
"Semoga tidak akan terjadi hal buruk." Monolog Satya saat sudah berada diatas mobil, lelaki itu mengemudikan sendiri mobil mewahnya
Sedang Hanita, dia berdiri dan menatap kepergian mobil sang suami sampai benar-benar tidak terlihat dari pandangannya.
"Aku akan menghukummu dengan cara yang tidak pernah kau pikirkan sebelumnya, suamiku." ucap Hanita
.
Ada yang baca? Bantu komen yuk
kasian hanita dapet barang bekas shanum terus😅